Dari Sejarah Alkitab Indonesia
(←Membuat halaman berisi '<noinclude>{{Breadcrumb|sejarah{{!}}I. Sejarah|sejarah/daerah.htm{{!}}B. Bahasa Suku/Daerah}} {{Kanan|{{Daerah}}}}</noinclude> {| class="wikitable" | class="h" colspan="3...') |
k (memindahkan bahasa toraja ke sejarah/bahasa toraja.htm) |
Revisi terkini pada 15:55, 3 Juli 2012
|
Keterangan Tabel | ||
Bahasa PL PB Porsi Oleh | Toraja Tahun 1960, 1989 BS, 1995 Tahun 1951 Tahun 1933 H. van der Veen; J. Tammu; D. Palinggi'; F. Bura, tim LAI |
Kutipan ayat: Yohanes 1:1
- Tempon mulanna naden tu Bisara, na iatu Bisara siayoka Puang Matua, sia iatu Bisara Ia bangsia Puang Matua.
Kutipan ayat: Yohanes 3:16
- Belanna tenmoto tu Puang Matua ungkamasei tu issinna te lino, naurunganni umpa’kamaseanni tu Anak tungga’Na, kumua anna minda-minda umpatonganNi tae’ nala sanggang, sangadinna ungkabu’tui katuoan sae lakona.
Usaha penyusunan Kamus Toradja – Indonesia yaitu Bahasa Toraja-Selatan dimulai sejak tahun 1926 oleh Dr. H. van der Veen dengan bantuan penuh dari Bapak J. Tammu yang merupakan penyusun kamus tersebut. Dr. H. van der Veen adalah seorang ahli bahasa berkebangsaan Belanda yang diutus oleh Nederlands Bijbelgenootschap untuk menerjemahkan Alkitab ke dalam bahasa Toraja – Selatan (yaitu Bahasa Sa’dan, Mamasa dan Rongkong). Sebelum menyusun Kamus Toradja – Indonesia, Dr. H. van der Veen sudah bertahun-tahun lamanya berkecimpung dalam penelitian bahasa Toraja (Toraja Selatan, Toraja Timur dan Toraja Barat). Selain menyusun kamus Toradja – Indonesia, Dr. H. van der Veen terlebih dahulu menyusun kamus Toradja – Belanda: TAE’ (Zuid – Toradjasch) – Nederlandsch Woordenboek, yang diterbit pada tahun 1940. Dia meneliti bahasa Toraja di wilayah suku Toraja dan wilayah lain disekitarnya (provinsi Sulawesi Selatan, Sulawesi Tengah, Sulawesi Tenggara, Sulawesi Barat) selama kurang-lebih 39 tahun, yakni dari tahun 1916-1955.
http://bahasatoraja.blogspot.com/
Walaupun Alkitab dalam bahasa Toraja pernah terbit untuk pertama kali pada tahun 1960, tetapi proses penerjemahannya sudah berlangsung berpuluh-puluh tahun sebelumnya. Mengingat masa itu situasi dan kondisi sarat dengan keterbatasan, sehingga proses penerjamahannya bisa berlangsung lama. Namun, semangat dan tekad untuk menghadirkan teks kitab suci dalam bahasa yang mudah dimengerti oleh penutur bahasa Toraja tak terhalang oleh situasi yang serba sulit. Untuk itu atas pertolongan dan kemurahan-Nya yang telah menggerakkan Lembaga Alkitab Belanda dan utusan Injil, Van der Veen, serta sejumlah tokoh daerah (antara lain: Lodang Pakan, Calvijn D. Rampo, E. Sulle, dan J. Tammu). Mereka sangat ‘berjasa’ dalam membuat Alkitab bahasa Toraja tersedia sekarang ini. Alkitab Toraja ini sesungguhnya terbit secara bertahap. Pada 1951, yang diterbitkan pertama kalinya adalah Perjanjian Baru. Lalu kitab-kitab Perjanjian Lama satu demi satu mulai diterjemahkan, dan akhirnya pada tahun 1960, Alkitab bahasa Toraja yang lengkap diterbitkan.
Hamba-hamba Tuhan yang namanya disebutkan di atas bekerja sekitar 50-80 tahun silam. Ini rentangan waktu yang lumayan panjang untuk penerbitan sebuah bahasa. Maka, bila penutur bahasa Toraja sekarang ini merasa ada yang perlu dikoreksi dalam aspek bahasanya, ini adalah suatu hal yang wajar. Terima kasih secara khusus kepada Pdt. M. Yasi Dera, S.Th (Alm.), Pdt. Masak K. Abang, M.Th, Pdt. M. Samperetti, M.Th., Pdt. M. S. Rantetana, S.Th, dan Pdt. I. Yohanes Panggalo, D.Th atas kontribusi mereka dalam membuat revisi terhadap teks Alkitab bahasa Toraja yang ada. Hasil kerja mereka ini diserahkan kepada Lembaga Alkitab Indonesia beberapa waktu lalu yang kemudian mengakomodasinya dalam edisi ‘Sura Madatu’ dengan mencetaknya kembali. Dalam kerja sama dengan paguyuban lembaga-lembaga Alkitab sedunia, LAI mendapat dukungan dana untuk menerbitkan Alkitab Toraja (Sura Madatu). Alkitab tersebut dicetak sebanyak 10.000 eks, tentunya jumlah tersebut belum bisa memenuhi kebutuhan jemaat Gereja Toraja yang begitu besar. Diharapkan dalam waktu dekat akan segera dicetak ulang.
Pada tanggal 1 Desember 2009 di Tana Toraja dan 13 Desember 2009 di Gereja Toraja jemaat Kota di Jakarta telah dilakukan penyerahan secara simbolis Sura Madatu dari Badan Pengurus Lembaga Alkitab Indonesia kepada Badan Pekerja Sinode Gereja Toraja