Tweet

Dari Sejarah Alkitab Indonesia

---

Revisi per 14:54, 19 Januari 2012

Kitab Suci Injil Prakata - Kitab Suci Injil

Sejarah Alkitab di Indonesia Agama Kristen Orang-orang Barat Alkitab yang Bungkam Dalam Bahasa Nusantara Alkitab di Tanah Hindia Belanda Seri Alkitab Alkitab: Di Bumi Indonesia Alkitab: Pada Masa Lampau Alkitab: Untuk Masa Kini Alkitab: Sepanjang Masa Depan Bintang Pelajar Sekota Dicari: Penerjemah Alkitab Jemaat Kristen Organisasi, Ajaran, dan Kehidupan Gereja Pada Zaman VOC 49 Tahun Mengukir Karya Mengenal Visi dan Misi Lembaga Alkitab Indonesia Seri Lembaga Alkitab Lembaga-lembaga Alkitab Yang Berbahasa Melayu/Indonesia Lembaga-lembaga Pekabaran Injil Belanda dan Para Utusannya Matius 5:3-12 dan 28:18-20 Dalam Duabelas Terjemahan Mengenal Kitab Suci Anda Para Pekerja Gereja Pekabaran Injil di Indonesia dari Tahun 1500 Sampai Tahun 1800 Penerjemahan Alkitab di Indonesia; Tinjauan Historis Pengadaan Alkitab di dalam Gereja Sepanjang Masa Pengantar Alkitab Info BIS: Kata Pengantar Pengantar Terjemahan Lama Pendahuluan Today's Malay Version Pengantar Firman Allah Yang Hidup Prakata Kitab Suci Injil Prakata Kitab Suci Komunitas Kristiani Persebaran Firman di Sepanjang Zaman Sejarah Gereja di Indonesia Pada Zaman VOC (1596-1799) Sejarah Penerjemahan Alkitab dalam Bahasa Melayu/Indonesia Terbitan-terbitan Alkitab di Indonesia Terjemahan Kitab Suci di Indonesia Terjemahan Kitab Suci Terjemahan Kitab Suci Dalam Brosur "Pendalaman Kitab Suci"

Perjanjian Bharu Bahasa Peranakan terbitan 1913 adalah semata-mata usaha keras W.G. Shellabear yang terdahulunya sudah pun terjemahkan dengan keseluruhan Kitab Perjanjian Bharu, menjadikan kegunaan terusan hingga sekarang.

Perkataan "Peranakan" bererti keturunan yang diperanakkan (kelahiran) di setempat (locality), yang pula ada berkaitan keturunan Tionghoa dari pendatang-pendatang kepada pemerintah Pulau Pinang, Melaka, Singapura (Straits Settlement) dan kepulauan Jawa pada abad ke-17 -- yang menggunakan loghat, atau patois, gabung dengan kata-kata Hokkien, Inggeris, Portugesa, dan Belanda, tanpa tata bahasa dan nahu (gramar) manakala Bahasa "Malay" ialah setulen-tulen Bahasa Baku Kianlah yang disambut dengan baik dan disanjung tinggi satu bahasa yang berhak milik tersendiri, tunggal dan diabadikan (made permanent).

Bagamana pun kegunaan bahasa peranakan semakin mendong, tertumpu saja kepada warga tua, membuat masyarakat itu resah, resap kembali kepada budaya asal dan pulang ke pangku asalnya.

Permintaan Kitab Peranakan kian merosot sehingga ada timbul tanya, penting ka cetak kembali? Ada pula merasa penting membuat demikian, sebab sejak 1950 tiada cetakan semula, dan apa yang ada pada tangan orang sudah pun sangat terpakai dan koyak mementingkan kecetakan semula. Sangatlah diharap dan didoakan agar cetak semula dengan koreksi akan gembirakan masyarakat peranakan dan mendorong pembaca dan pengajaran Kitab Injil sebagai firman Tuhan

LIM K THAM
General Secretary, Bible Society of Singapore

• Lihat juga: Sejarah Perjanjian Baru Melayu Baba

Bibliografi

Artikel ini diambil dari: Tim Lembaga Alkitab Indonesia. Kitab Suci Injil. Lembaga Alkitab Indonesia, Jakarta.