Dari Sejarah Alkitab Indonesia
Pembaca terkasih,
Kitab Suci adalah Sabda Allah... walaupun Anda telah membeli dan membacanya dengan sungguh-sungguh, namun Anda tidak bisa memaksa Allah untuk menganugerahkan pesan-Nya kepada Anda. Allah sendirilah yang memperkenalkan Anda dengan Kebenaran, jika Anda memenuhi syarat-syarat tertentu. Syarat pertama mencarinya dengan tekun; pintu akan terbuka bagi mereka yang mengetuk. Jangan berhenti bila Anda belum bisa memahami di saat-saat awal, tetapi berdoalah dan Anda akan menerima terang. Syarat lain untuk memahami ajaran Tuhan yaitu Anda harus mencarinya bersama saudara-saudarimu yang lain dalam persekutuan umat Kristiani.
Jika Anda mempunyai pendapat, pikiran, saran, pertanyaan-pertanyaan atau hal-hal yang membingungkan dan minta penjelasan, silakan menulis kepada kami:
P. Fransiskus
Penerbit OBOR
Jl. Gunung Sahari 91, Jakarta 10610
Email: obor-red@centrin.net.id
Copyright © Bernardo Hurault 2002
Pastoral Bible Foundation
U.P. P.O. Box 4
1101 Quezon City, Philippines
Email: bible@claret.org
Nihil Obstat*
Hendrikus Pidyarto, O.Carm
Imprimatur**
Mgr. Benyamin Y. Bria, Pr.
Uskup Denpasar
Nihil Obstat* dan Imprimatur** memberi buku dan jaminan bahwa buku ini tidak mengandung apa pun yang bertentangan dengan ajaran iman dan moral yang dituntut Gereja Katolik. Namun berhubung orang-orang Katolik diberi kebebasan untuk memilih dan berpendapat, sendirinya memiliki posisi yang sama sebagaimana halnya bagi penerbit, penerjemah teks-teks alkitabiah, dan para komentator.
Dicetak oleh Percetakan Lembaga Alkitab Indonesia
Daftar isi |
Episcopal Introduction
The Church is born from the Word of God proclaimed and believed in. Personal and communitarian faith should be rooted in the reading and interiorization of the Word of God. On this premise the Christian community becomes missionary, the sacraments become efficient and personal devotions and charitable works become really meaningful.
Something essential is lacking to Christian maturity when a person or a community ceases to read the Bible.
The Bible and God's people were born at the same time and have grown together. God's people needs the Bible, but the Bible has to be interpreted by the people of God. Our vision of God, of man and of the world stems from the Bible, but it is this vision that helps us understand the sacred book.
So the Bible is not a book just to be disseminated and left to the personal whims of anyone.
No one can make himself the owner of the Bible and its message. The believing community who listens to the Word of God is part of the Catholic, that is, Universal Church which has been instructed by the Spirit and enlightened by the great witnesses of the faith during the last twenty centuries. This is why introductions and commentaries accompany the biblical text. They help us get a more global vision of the Good News of God and its impact in a world which God continues to re-create and save among and with us.
The Second Vatican Council asks that the Word of God be available for all times, providing the faithful with necessary and adequate explanations so that they will safely and profitably grow familiar with the Sacred Scriptures and be penetrated by the Spirit (DV 25, PO 4). It is in the spirit of the Council that we recommend this pastoral Bible, hoping and praying that this new version will gain acceptance among our faithful.
Catholic Bishops' Conference of the Philippines
by Cirilo R. Almario, Jr., D.D.
Chairman, Episcopal Commission for the Biblical Apostolate
Yesus telah Bangkit!
Anda telah membuka Kitab Suci: Carilah Kristus!
Kitab Suci adalah buku sejarah, buku penuh kisah, buku kebijaksanaan dan buku doa. Kitab Suci tidak sekedar buku agung dari Barat. Kitab Suci adalah Sabda Allah yang menunjukkan kepada semua orang tujuan hidup mereka dan memanggil mereka untuk hidup. Datanglah tanpa prasangka dan dengarkanlah berbagai kesaksian orang-orang beriman, kesaksian-kesaksian dari bangsa mereka tentang: apa yang telah Allah lakukan bagi mereka. Kitab Suci bukanlah katekismus dan bukan pula filsafat; di dalamnya peristiwa-peristiwa memainkan peranan utama. Peristiwa utama yang menjadi pusat segala peristiwa dan menyebabkan terjadinya peristiwa lain adalah Yesus yang lahir, hidup, dan mati dua ribu tahun lalu di Palestina. Penyaliban dan kebangkitan Yesus adalah intisari dari Kitab Suci. Kita semua lahir dari sebuah visi Allah. Kita berasal dari ketiadaan, namun kita mempunyai tujuan, yaitu persatuan penuh dengan Dia yang hidup, dipanggil oleh Dia yang adalah Kasih dan sekaligus Allah sepenuh-penuhnya. Tetapi untuk mencapai tujuan itu, pribadi-pribadi, bangsa-bangsa, seluruh umat manusia harus mengalami suatu perubahan, suatu pembaharuan yang melewati kematian dan kebangkitan.
Kitab Suci...
Kitab Suci tidak jatuh dari surga. Kitab-kitab yang ada di dalamnya tidak diwartakan dari atas awan-awan oleh seorang utusan surgawi. Kitab-kitab itu dikumpulkan dengan penuh kesabaran dari abad ke abad di dalam hati dan hidup bangsa Israel, UMAT ALLAH, berkat iman kelompok-kelompok kecil di antara mereka yang memiliki kesadaran yang tinggi.
Selama 18 abad, dari Abraham sampai kepada Yesus, bangsa Israel makin jelas menyadari bahwa Allah adalah Allah satu-satunya, dan Ia telah melibatkan diri dengan mereka. Pengalaman-pengalaman sebagai bangsa, peringatan-peringatan dari para nabi yang berbicara atas nama Allah, keprihatinan-keprihatinan yang berkembang di kalangan orang-orang beriman; semua ini masuk ke dalam kitab-kitab itu. Para pemimpin rohani Israel yang menerima kitab-kitab ini menyeleksi dan mengakui kebenarannya, lalu menggabungkan ke dalam Kitab Suci mereka.
Dengan cara itu terbentuklah bagian Perjanjian Lama dari Kitab Suci. Istilah perjanjian dipakai karena kitab-kitab ini merupakan warisan paling berharga yang Allah berikan kepada umat pilihan-Nya.
Sesudah sekian banyak pengalaman akan Allah, timbullah suatu masa krisis bagi bangsa Israel pada saat Allah menghendaki mereka dibawa kepada iman yang matang. Dan Yesus datang untuk tujuan itu. Pengalaman yang paling penting dalam seluruh sejarah terpenuhi dalam diri Yesus; dalam usaha-usaha-Nya untuk menyelamatkan bangsa Yahudi dari kebinasaan yang sudah dekat. Penolakan terhadap Yesus, kematian dan kebangkitan-Nya adalah kata akhir dari Allah.
Kebangkitan Yesus mengalirkan hidup. Peristiwa kebangkitan-Nya menyebabkan para rasul berkhotbah dan lahirlah komunitas-komunitas Gereja perdana. Kesaksian-kesaksian tertulis tentang awal mula ini, setelah disahkan oleh otoritas Gereja, membentuk apa yang disebut Perjanjian Baru. Kitab-kitab Perjanjian Baru membantu karya Roh Kudus dalam diri kita.
Perjanjian Baru mampu memberikan kita kebenaran yang penuh dan unik yang menjadi kepastian di dalam diri kita.
Memahami Kitab Suci secara lebih baik
Jangan berpikir bahwa Andalah orang pertama yang mengerti pesan Allah dan bahwa belum ada orang Kristen sejati sebelum Anda. Cara ini menyebabkan munculnya pendiri-pendiri berbagai sekte yang aneh.
Sabda Allah memberi hidup tetapi itu tidak berarti bahwa setiap kata adalah jalan keluar seketika untuk masa kini. Setiap sabda diberikan Allah kepada manusia yang hidup dalam situasi konkret. Oleh karena itu, kita lebih dahulu merenungkan apa masalah mereka pada waktu itu dan apa yang diinginkan Allah agar mereka pahami. Barulah kita bertanya: Bagaimana pesan ini bisa menerangi zaman dan situasi kita?
Allah mengajar umat-Nya lebih dari lima belas abad sejak Abraham sampai Rasul-rasul, tetapi Ia tidak mengajar mereka segala sesuatu sejak awal. Maka tidak mengherankan bahwa Musa dan bahkan para Nabi tidak memperhatikan hal-hal penting yang disinggung oleh saksi-saksi Yesus yang adalah Sabda Allah.
Allah telah memikirkan Putra-Nya dan misteri kematian-Nya di salib serta kebangkitan-Nya sejak Allah memberikan pesan-Nya yang pertama kepada umat-Nya. Semua hal harus dimengerti dalam terang ini.
Dalam Kitab Suci, diajarkan dengan jelas apa yang paling penting. Akan tetapi, beberapa tulisan yang sebenarnya berisi sedikit pelajaran bagi kita ditulis secara rumit dalam gaya bahasa sastra lama. Jangan terpaku pada kalimat-kalimat ganjil sehingga melupakan apa yang jelas dan dasariah.
Bacalah Kitab Suci ini bukan untuk mempelajari apa yang belum kamu ketahui, melainkan sebagai bukti tentang kasih dan kesetiaanmu kepada Allah. Jika Anda tekun, Allah akan memberikan Anda semua pengertian yang Anda butuhkan.
- Lihat juga: Sejarah Kitab Suci Komunitas Kristiani
Bibliografi | |
Artikel ini diambil dari: |