Dari Sejarah Alkitab Indonesia
(←Membuat halaman berisi '{{Kanan|{{Pengantar dan Garis Besar Kitab}}|{{Alkitab Penuntun Hidup Berkelimpahan}}|{{Perjanjian Lama}}}} '''Penulis :''' Amos<br />'''Tema :''' Keadilan, Kebenaran da...') |
|||
Baris 33: | Baris 33: | ||
# Gaya yang tegas dan penuh semangat mencerminkan kesetiaan sang nabi yang kuat dan kokoh kepada Allah dan standar-standar kebenaran-Nya bagi umat perjanjian itu. | # Gaya yang tegas dan penuh semangat mencerminkan kesetiaan sang nabi yang kuat dan kokoh kepada Allah dan standar-standar kebenaran-Nya bagi umat perjanjian itu. | ||
# Kitab ini menunjukkan kesediaan dan kesiapan Allah memakai orang-orang yang takut akan Allah, meskipun mereka tidak memiliki mandat kependetaan yang formal untuk memberitakan amanat-Nya pada zaman profesionalisme ini. | # Kitab ini menunjukkan kesediaan dan kesiapan Allah memakai orang-orang yang takut akan Allah, meskipun mereka tidak memiliki mandat kependetaan yang formal untuk memberitakan amanat-Nya pada zaman profesionalisme ini. | ||
- | # Kitab ini berisi banyak bagian terkenal, di antaranya ialah: {{ayat|Amo 3:3,7}}; {{ayat|Amo 4:6-12}}; {{ayat|Amo 5:14- 15,21-24}}; {{ayat|Amo 6:1}}; {{ayat|Amo 7:8}}; {{ayat|Amo 8:11}}; {{ayat|Amo 9:13. | + | # Kitab ini berisi banyak bagian terkenal, di antaranya ialah: {{ayat|Amo 3:3,7}}; {{ayat|Amo 4:6-12}}; {{ayat|Amo 5:14- 15,21-24}}; {{ayat|Amo 6:1}}; {{ayat|Amo 7:8}}; {{ayat|Amo 8:11}}; {{ayat|Amo 9:13}}. |
'''Penggenapan Dalam Perjanjian Baru'''<br /> Berita Amos adalah tampak dengan jelas sekali dalam ajaran Yesus dan kitab Yakobus. Yesus dan Yakobus keduanya menerapkan berita Amos bahwa ibadah yang sejati kepada Allah bukanlah pelaksanaan formal dari tatacara agama, tetapi "mendengar" dan "melaksanakan" kehendak Allah, yang ditunjukkan dengan perlakuan yang adil dan benar terhadap sesama manusia (mis. {{ayat|Mat 7:15-27}}; {{ayat|Mat 23:1-39}}; {{ayat|Yak 2:1-26}}). Juga, Amos dan Yakobus menekankan prinsip bahwa "agama yang sejati menuntut perilaku yang benar". Akhirnya, Yakobus mengutip {{ayat|Amo 9:11-12}} pada Sidang di Yerusalem (lih. {{ayat|Kis 15:16-18}}) dalam hubungan dengan penerimaan orang bukan Yahudi di dalam gereja. | '''Penggenapan Dalam Perjanjian Baru'''<br /> Berita Amos adalah tampak dengan jelas sekali dalam ajaran Yesus dan kitab Yakobus. Yesus dan Yakobus keduanya menerapkan berita Amos bahwa ibadah yang sejati kepada Allah bukanlah pelaksanaan formal dari tatacara agama, tetapi "mendengar" dan "melaksanakan" kehendak Allah, yang ditunjukkan dengan perlakuan yang adil dan benar terhadap sesama manusia (mis. {{ayat|Mat 7:15-27}}; {{ayat|Mat 23:1-39}}; {{ayat|Yak 2:1-26}}). Juga, Amos dan Yakobus menekankan prinsip bahwa "agama yang sejati menuntut perilaku yang benar". Akhirnya, Yakobus mengutip {{ayat|Amo 9:11-12}} pada Sidang di Yerusalem (lih. {{ayat|Kis 15:16-18}}) dalam hubungan dengan penerimaan orang bukan Yahudi di dalam gereja. | ||
{{Kepercayaan dan Kehidupan Kristen|footer}} | {{Kepercayaan dan Kehidupan Kristen|footer}} |
Revisi per 03:38, 12 Mei 2011
Penulis : Amos
Tema : Keadilan, Kebenaran dan Hukuman Ilahi Karena Dosa
Tanggal Penulisan: + 760 - 755 SM
Latar Belakang
Amos adalah seorang nabi abad ke-8 SM, rekan sezaman Yesaya dan Mikha di Yehuda, dan Yunus serta Hosea di Israel. Ia menyatakan empat fakta penting tentang dirinya dalam Amos 1:1.
- Ia adalah seorang peternak (yang juga "pemungut buah ara hutan", lih. Amo 7:14) dari Tekoa, sebuah desa Yehuda sekitar 19 km sebelah selatan Yerusalem.
- Amos "melihat" beritanya (yaitu, ia mendapat beberapa penglihatan nubuat; bd. Amo 7:1,4,7; Amo 8:1-2; Amo 9:1) mengenai Israel, kerajaan utara. Sekalipun dia orang awam tanpa status nabi yang resmi, Allah memberikan kepadanya beban dan pelayanan kenabian bagi Israel yang memberontak (bd. Amo 7:14-15); namanya berarti "terbeban" atau "pemikul beban".
- Pelayanan Amos kepada Israel terjadi ketika Uzia menjadi raja Yehuda dan Yerobeam II raja Israel. Masa pemerintahan kedua raja ini saling tumpang tindih pada tahun 767-753 SM. Sangat mungkin Amos melayani sekitar 760-755 SM.
- Amos bernubuat dua tahun sebelum "gempa bumi".
Para ahli purbakala telah menemukan bukti terjadinya sebuah gempa bumi besar yang merusak dari waktu ini di beberapa tempat di Israel, termasuk ibukotanya Samaria. Zakharia juga menyebutkan gempa bumi yang sama (Za 14:5) lebih dari 200 tahun kemudian, serta menyatakan bahwa gempa itu sangat besar. Acuan oleh Amos menyinggung bahwa ia memandangnya sebagai pengesahan dari berita dan pelayanannya sebagai nabi kepada Israel (bd. Amo 9:1).
Ketika Amos bernubuat kepada kerajaan utara pada pertengahan abad ke-8 SM, bangsa itu secara lahiriah berada di puncak perluasan wilayah, stabilitas politik dan kemakmuran nasional, tetapi secara batiniah sudah bobrok. Kemunafikan dan penyembahan berhala sudah merata, masyarakat hidup mewah secara berlebihan, kebejatan merajalela, sistem peradilan rusak dan penindasan orang miskin merupakan kebiasaan umum. Dalam rangka mengikuti panggilan Allah, Amos pergi ke Betel, tempat tinggal raja Yerobeam II dan pusat agama yang dibanjiri para penyembah. Di sanalah Amos dengan berani memberitakan berita keadilan, kebenaran dan hukuman ilahi karena dosa kepada umat yang tidak mau mendengarkan apa yang dikatakan Tuhan kepada mereka.
Tujuan
Kemakmuran Israel hanyalah memperdalam kebobrokan mereka. Ketika Allah dalam kemurahan-Nya mengutus Amos ke Betel untuk memberitakan amanat "bertobat atau mati", sang nabi diusir dari kota itu dan diperintahkan jangan bernubuat di situ lagi (bd. tanggapan Niniwe kepada berita Yunus). Pada waktu itu atau tidak lama sesudah itu, rupanya Amos pulang ke rumahnya di Yehuda dan menulis beritanya. Maksudnya melakukan itu adalah
- menyampaikan sebuah salinan tertulis dari peringatan kenabiannya kepada Raja Yerobeam II, dan
- menyebarluaskan berita di Israel (dan Yehuda) tentang kepastian hukuman Allah yang menjelang atas Israel dan bangsa-bangsa di sekitarnya kecuali mereka bertobat dari penyembahan berhala, kebejatan dan ketidakadilan. Kebinasaan Israel terjadi hanya 30 tahun kemudian.
Survai
Kitab ini dengan sendirinya terbagi ke dalam tiga bagian utama.
- Dalam bagian pertama (Amo 1:3-2:16), Amos pertama-tama mengalamatkan berita hukuman kepada tujuh bangsa di sekitar Israel, termasuk Yehuda. Setelah pada mulanya membujuk Israel hingga dengan senang hati menyetujui hukuman Allah atas bangsa-bangsa lain (Amo 1:3-2:5), maka Amos dengan jelas menguraikan dosa-dosa Israel dan hukuman Allah atas mereka (Amo 2:6-16). Bagian ini menentukan suasana untuk berita penghukuman kitab ini, yang menghasilkan kebinasaan dan pembuangan bangsa itu.
- Bagian kedua (Amo 3:1-6:14) mencatat tiga berita tegas, yang masing-masing dimulai dengan frase "Dengarlah firman ini" (Amo 3:1; Amo 4:1; Amo 5:1). Dalam berita yang pertama, Allah menuduh Israel sebagai umat yang diistimewakan yang telah dibebaskan-Nya dari Mesir; "Hanya kamu yang Kukenal dari segala kaum di muka bumi, sebab itu Aku akan menghukum kamu karena segala kesalahanmu" (Amo 3:2). Berita kedua diawali dengan menyapa wanita-wanita Israel yang makmur di Samaria sebagai "lembu-lembu Basan ... yang memeras orang lemah, yang menginjak orang miskin, yang mengatakan kepada tuan-tuanmu: "bawalah ke mari, supaya kita minum-minum!" (Amo 4:1). Amos bernubuat bahwa mereka akan digiring kedalam tawanan dengan kait dan kail sebagai hukuman yang layak dari Allah (Amo 4:2-3). Amos mempunyai kata-kata yang sama bagi pedagang yang tidak jujur, penguasa korup, pengacara dan hakim yang mencari untung, dan para imam dan nabi yang berkompromi. Berita ketiga (pasal 5-6; Amo 5:1-6:14) mencatat dosa-dosa Israel yang menjijikkan, dan Amos mengimbau mereka untuk bertobat. "Celaka atas orang-orang yang merasa aman di Sion" (Amo 6:1); kehancuran dahsyat dan hukuman atas dosa sedang datang.
- Bagian utama terakhir (Amo 7:1-9:10) mencatat lima penglihatan nubuat Amos mengenai hukuman Allah yang menjelang. Penglihatan keempat secara jelas sekali menggambarkan Israel sebagai keranjang dengan buah musim kemarau yang ranum, yang segera akan disingkapkan sebagai membusuk dalam panasnya hukuman Allah (Amo 8:1-14). Penglihatan terakhir melihat Allah sedang berdiri dekat mezbah, siap memukul ibu kota Samaria dan kerajaan yang merosot itu (Amo 9:1-10). Kitab ini ditutup dengan janji yang singkat tetapi mengesankan tentang pemulihan kaum sisa yang selamat di masa depan (Amo 9:11-15).
Ciri-ciri Khas
Enam ciri utama menandai kitab Amos.
- Kitab ini terutama merupakan seruan kenabian untuk keadilan dan kebenaran, berdasarkan sifat Allah. Sedangkan hati Hosea hancur oleh ketidaksetiaan Israel kepada Allah, Amos sangat marah atas pelanggaran Israel terhadap standar-standar keadilan dan kebenaran Allah bagi umat-Nya.
- Kitab ini secara jelas melukiskan betapa jijiknya agama bagi Allah ketika dipisahkan dari perilaku yang benar dalam hidup sehari-hari.
- Kitab ini bersifat konfrontasi yang tidak tanggung-tanggung dan penuh semangat. Konfrontasi Amos dengan imam Amazia (Amo 7:10-17) merupakan adegan yang istimewa dalam nubuat Ibrani.
- Gaya yang tegas dan penuh semangat mencerminkan kesetiaan sang nabi yang kuat dan kokoh kepada Allah dan standar-standar kebenaran-Nya bagi umat perjanjian itu.
- Kitab ini menunjukkan kesediaan dan kesiapan Allah memakai orang-orang yang takut akan Allah, meskipun mereka tidak memiliki mandat kependetaan yang formal untuk memberitakan amanat-Nya pada zaman profesionalisme ini.
- Kitab ini berisi banyak bagian terkenal, di antaranya ialah: Amo 3:3,7; Amo 4:6-12; Amo 5:14- 15,21-24; Amo 6:1; Amo 7:8; Amo 8:11; Amo 9:13.
Penggenapan Dalam Perjanjian Baru
Berita Amos adalah tampak dengan jelas sekali dalam ajaran Yesus dan kitab Yakobus. Yesus dan Yakobus keduanya menerapkan berita Amos bahwa ibadah yang sejati kepada Allah bukanlah pelaksanaan formal dari tatacara agama, tetapi "mendengar" dan "melaksanakan" kehendak Allah, yang ditunjukkan dengan perlakuan yang adil dan benar terhadap sesama manusia (mis. Mat 7:15-27; Mat 23:1-39; Yak 2:1-26). Juga, Amos dan Yakobus menekankan prinsip bahwa "agama yang sejati menuntut perilaku yang benar". Akhirnya, Yakobus mengutip Amo 9:11-12 pada Sidang di Yerusalem (lih. Kis 15:16-18) dalam hubungan dengan penerimaan orang bukan Yahudi di dalam gereja.
Bibliografi | |
Artikel ini diambil dari: |