Dari Sejarah Alkitab Indonesia
(←Membuat halaman berisi '{{Kanan|{{Pengantar dan Garis Besar Kitab}}|{{Pendahuluan Kitab-kitab dalam Alkitab}}|{{Perjanjian Lama}}}} ==Pendahuluan Salomo== Salomo ''menggubah tiga ribu amsal'' ...') |
|||
Baris 1: | Baris 1: | ||
{{Kanan|{{Pengantar dan Garis Besar Kitab}}|{{Pendahuluan Kitab-kitab dalam Alkitab}}|{{Perjanjian Lama}}}} | {{Kanan|{{Pengantar dan Garis Besar Kitab}}|{{Pendahuluan Kitab-kitab dalam Alkitab}}|{{Perjanjian Lama}}}} | ||
- | + | ||
Salomo ''menggubah tiga ribu amsal'' ({{ayat|I Raja-Raja 4:32}}). Namun hikmat yang terkandung di dalam amsal-amsal itu berasal dari Allah. Hikmat itu dimulai dengan ''takut akan Tuhan ''({{ayat|Amsal 1:7}}). Sikap takut atau hormat ini merupakan ''permulaan hikmat ..... dan permulaan pengertian'' ({{ayat|Amsal 9:10}}) dan menyangkut setiap aspek kehidupan -- jasmani, moral, spiritual, keuangan, politik dan sosial. Apabila perhatian utama kita adalah kasih, kesetiaan, dan pelayanan kepada Tuhan, maka kita akan sangat bersyukur untuk amsal-amsal ini yang akan menolong mengarahkan kehidupan kita. Karena hanya ''orang bodoh menghina hikmat dan didikan ''({{ayat|Amsal 1:7}}) dari Tuhan. | Salomo ''menggubah tiga ribu amsal'' ({{ayat|I Raja-Raja 4:32}}). Namun hikmat yang terkandung di dalam amsal-amsal itu berasal dari Allah. Hikmat itu dimulai dengan ''takut akan Tuhan ''({{ayat|Amsal 1:7}}). Sikap takut atau hormat ini merupakan ''permulaan hikmat ..... dan permulaan pengertian'' ({{ayat|Amsal 9:10}}) dan menyangkut setiap aspek kehidupan -- jasmani, moral, spiritual, keuangan, politik dan sosial. Apabila perhatian utama kita adalah kasih, kesetiaan, dan pelayanan kepada Tuhan, maka kita akan sangat bersyukur untuk amsal-amsal ini yang akan menolong mengarahkan kehidupan kita. Karena hanya ''orang bodoh menghina hikmat dan didikan ''({{ayat|Amsal 1:7}}) dari Tuhan. |
Revisi per 01:08, 16 Mei 2011
Salomo menggubah tiga ribu amsal (I Raja-Raja 4:32). Namun hikmat yang terkandung di dalam amsal-amsal itu berasal dari Allah. Hikmat itu dimulai dengan takut akan Tuhan (Amsal 1:7). Sikap takut atau hormat ini merupakan permulaan hikmat ..... dan permulaan pengertian (Amsal 9:10) dan menyangkut setiap aspek kehidupan -- jasmani, moral, spiritual, keuangan, politik dan sosial. Apabila perhatian utama kita adalah kasih, kesetiaan, dan pelayanan kepada Tuhan, maka kita akan sangat bersyukur untuk amsal-amsal ini yang akan menolong mengarahkan kehidupan kita. Karena hanya orang bodoh menghina hikmat dan didikan (Amsal 1:7) dari Tuhan.
Kesetiaan yang didasari kasih akan mengakibatkan penyerahan penuh kepada FirmanNya dan akan menghindarkan kita dari sikap tidak mengandalkan pandangan-pandangan orang banyak (Amsal 3:5-6). Hikmat itu pada hakekatnya adalah sifat Allah Pencipta kita dan kita membutuhkan hikmatNya untuk dapat menjalani dan menikmati kehidupan yang berarti. Perbedaan mendasar di antara orang berhikmat dan orang bodoh terlihat di dalam penggunaan mereka terhadap waktu, talenta dan harta benda yang dipercayakan kepada mereka.
Kita semua berada di salah satu jalan di dalam kita harus menempuh perjalanan mengarungi hidup ini. Jalan yang ditempuh orang yang berhikmat akan membawa kebahagiaan, kepuasan, damai, dan hidup kekal; sedangkan jalan lebar yang ditempuh orang bodoh pada akhirnya akan mengakibatkan tipuan, kekecewaan, dan akhirnya neraka atyau kebinasaan yang kekal.
Penyembahan yang benar itu bersifat ke dalam dan keluar. Penyembahan eksternal -- berupa nyanyian-nyanyian yang kita lagukan dan kata-kata yang kita ucapkan -- seharusnya merupakan ekspresi keluar dari apa yang ada di dalam hati kita (Amsal 17:3). Ketidakkonsistenan dalam bidang-bidang ini merupakan kemunafikan dan kejijikan kepada Allah (Amsal 11:20; 15:8). Ketika kita berdosa, kita harus mengakui kesalahan kita, berdoa untuk pengampunan, dan tunduk kepada didikan (disiplin, koreksi) Tuhan (Amsal 3:11).
Beberapa dari bidang-bidang yang ditegaskan dalam kitab ini adalah :
'
- Pergaulan jahat harus dijauhi (Amsal 1:10-18; 13:20). '
- Tamak itu suatu kejahatan yang dahsyat dan keuntungannya tidak akan bertahan lama (Amsal 1:19; 23:4-5; 28:20). '
- Zinah, homoseksual, dan semua dosa-dosa seksual merupakan kejijikan (Amsal 2:16-19; 5; 6:23-35; 7; 9:13-18; 22:14). '
- Berupaya hidup dalam damai dengan sesama kita (Amsal 3:28-30; 17:13); bandingkan: Sedapat-dapatnya, kalau hal itu bergantung padamu, hiduplah dalam perdamaian dengan semua orang! (Roma 12:18). '
- Kemalasan akan selalu menghancurkan peluang-peluang seseorang (Amsal 6:6-11; 13:4; 15:19). '
- Lidah kita harus dikendalikan karena merupakan alat kehidupan dan kematian (Amsal 13:3; 18:21; 21:23). '
- Carilah orang-orang berhikmat sebagai sahabat dan hindarilah orang-orang yang bodoh (Amsal 9). '
- Membeberkan kesalahan dan kegagalan orang lain harus dihindari oleh karena kita akan selalu menuai apa yang kita tabur (Amsal 10:12; bandingkan Galatia 6:7). '
- Kejujuran dalam setiap transaksi harus terus dipelihara (Amsal 11:1; 20:14,28; 21:6). '
- Keangkuhan dan mencari pujian diri sendiri adalah musuh-musuh hikmat (Amsal 12:9; 13:10; 16:5,18-19; 21:4). '
- Kita harus menunjukkan belas kasihan kepada mereka yang tertindas, memberikan kekuatan kepada yang lemah, dan membantu orang-orang yang miskin (Amsal 3:27;12:25;14:31;16:24). '
- Orang berhikmat memandang kehidupan ini sebagai peluang untuk melaksanakan kehendak Allah, sedangkan orang yang bodoh melihat kehidupan ini sebagai peluang untuk memuaskan keinginan dirinya (Amsal 13:7; 23:1,20-21,29-32). '
- Dengki dan kemarahan selalu menghancurkan diri sendiri (Amsal 14:17,30; 15:1). '
- Peringatan-peringatan mengenai bahaya-bahaya dan tipu daya minuman keras harus diindahkan (Amsal 20:1; 21:17; 23:30-32; 31:4-5).
Kitab Amsal mengajarkan bahwa keberadaan yang berarti dan sejati merupakan akibat dari hubungan yang benar dengan Allah sebagaimana dinyatakan dalam FirmanNya. Kitab ini diakhiri dengan penegasan kembali bahwa orang yang takut akan Tuhan akan dipuji (Amsal 31:30).
Bibliografi | |
Artikel ini diambil dari: |