Tweet
Dari Sejarah Alkitab Indonesia
(←Membuat halaman berisi 'Untuk tujuan tertentu disediakan jenis terjemahan yang berbeda. Setiap jenis terjemahan itu mengacu pada metoda penerjemahan tertentu, dan memenuhi kebutuhan yang berbeda...') |
k (1 revisi) |
Revisi per 08:59, 5 Mei 2011
Untuk tujuan tertentu disediakan jenis terjemahan yang berbeda. Setiap jenis terjemahan itu mengacu pada metoda penerjemahan tertentu, dan memenuhi kebutuhan yang berbeda. Perhatikan ke-5 jenis pendekatan penerjemahan yang berbeda beserta contohnya, dan kegunaannya masing-masing.
- Terjemahan Interlinear:
merupakan terjemahan kata-demi-kata, berdasarkan urutan kata dalam bahasa aslinya. Terjemahan ini berguna bila seorang ingin mengetahui bentuk dan susunan kata dalam bahasa aslinya baris-demi-baris tanpa mempelajari lebih dahulu bahasa sumbernya. Seperti tampak dalam contoh di bawah ini, kosakatanya (leksikal) bahasa Inggris, tetapi sintaksisnya Ibrani. Karena itu sulit sekali dimengerti artinya.[Mazmur 23 dalam terjemahan interlinear Ibrani-Inggris] - Terjemahan formal/harfiah:
adalah terjemahan tradisional yang mengalihbahasakan naskah dalam bahasa sumber tanpa mengindahkan kekhususan bahasa sasaran. Dalam metoda harfiah, penerjemah sangat respek pada bahasa sumber sehingga sedapat mungkin bentuk aslinya dipertahankan, walau sering terasa janggal artinya dalam bahasa sasaran. Karena itulah padanan yang diutamakan adalah dalam bidang leksikal dan sintaksis antara bahasa sumber dan bahasa sasaran, dengan kata lain titik beratnya masih pada struktur lahir.[Mazmur 23 dalam Alkitab Terjemahan Baru (1974)] - Terjemahan dinamis/fungsional:
adalah pengalihbahasaan yang mengutamakan arti dan fungsi yang dimaksud dalam teks asli, sekaligus memperhatikan kekhususan bahasa sasaran. Karena itu bentuk bahasa aslinya boleh diubah asal makna dan tujuan teks asli dipertahankan. Terjemahan ini secara serius mencari padanan yang terdekat dan wajar dalam mengungkapkan arti dan fungsi yang dimuat dalam naskah aslinya. Terjemahan ini memanfaatkan hasil-hasil penemuan linguistik (mengeksplisitkan yang implisit dalam naskah sumber, dan dalam perubahan bentuk menggunakan analisis komponen makna, transformasi balik dalam bahasa sumber, dan konsistensi kontekstual), serta dikembangkan berdasarkan penelitian-penelitian di bidang Komunikasi dan Sosiosemiotika. Itulah sebabnya terjemahan semacam ini sangat bermanfaat untuk mengetahui arti, berita atau amanat yang tercantum dalam naskah asli Alkitab, khususnya bagi orang awam, mereka yang ingin membaca dan mendalami Alkitab tanpa pendidikan teologi formal.[Mazmur 23 dalam Alkitab dalam Bahasa Indonesia Sehari-hari (1985)] - Saduran/adaptasi/parafrasa:
merupakan 'terjemahan' bebas yang mementingkan pesan/amanat tetapi diungkapkan dengan kata-kata sendiri. Penyadurnya mempunyai anggapan tertentu mengenai apa yang dianggapnya paling penting bagi pembaca/pendengarnya. Tujuan parafrasa adalah untuk mempopulerkan isi Alkitab dalam bahasa yang hidup dan mudah dimengerti, tetapi dalam pelaksanaannya cenderung bebas untuk memasukkan penjelasan/pendapat pribadi penyadur ke dalam naskah, bahkan penerjemah/penyadur tidak segan-segan memasukkan pandangan teologisnya, mengoreksi dan menyelaraskan hal-hal yang dianggapnya janggal.[Mazmur 23 dalam Alkitab Firman Allah Yang Hidup] - Penafsiran ulang menurut kebudayaan:
merupakan pengungkapan kembali isi teks dalam kata-kata sendiri sesuai dengan konteks kebudayaan penerjemah serta pendengar/pembaca yang menjadi sasaran 'terjemahan' ini. Tafsiran ulang seperti ini menarik untuk dibaca, tetapi kurang bermanfaat untuk memahami arti dan fungsi teks sesuai dengan latar belakang sejarah dan kebudayaan aslinya.[Mazmur 23 menurut Captain J. Rodgers]