Dari Sejarah Alkitab Indonesia
Baris 18: | Baris 18: | ||
- | {{ | + | {{Pendahuluan Kitab-kitab dalam Alkitab|footer}} |
Revisi terkini pada 02:48, 7 Juni 2011
Sebelas fasal pertama dalam kitab I Raja-Raja membahas sekitar pemerintahan Salomo. Fasal 12 - 22 mencakup kira-kira 80 tahun pertama dari kerajaan yang terbagi. Selama masa itu, empat raja memerintah Kerajaan Selatan di Yerusalem dan sembilan raja memerintah Kerajaan Utara di Samaria.
Tujuan dari I & II Raja-Raja adalah untuk menunjukkan apabila raja menunjukkan kesetiaan kepada Allah, maka bangsanya akan diberkati; sebaliknya pada saat raja tidak mengindahkan firman Allah, maka bangsanya mengalami kemerosotan dan pada akhirnya ditaklukkan oleh musuh-musuhnya. Kedua kitab ini menjelaskan berkat-berkat yang diterima akibat kesetiaan dan ketaatan kepada Tuhan, dan hukuman yang ditimpakanNya karena ketidaksetiaan dan ketidaktaatan.
Kitab I Raja-Raja diawali dengan laporan bahwa Daud telah memerintah kira-kira 40 tahun. Sekarang ia telahlanjut usia dan sakit-sakitan. Adonia, anaknya yang tertua yang masih hidup bersekongkol dengan Yoab, keponakan Daud dan panglima pasukan, dan Abiatar, kepala imam untuk menjadikan dirinya sebagai raja walaupun ia tahu bahwa Allah telah memilih Salomo sebagai pengganti raja Daud (I Raja-Raja 2:15). Nabi Natan mengingatkan Batsyeba akan persekongkolan ini, dan Natan sendiri menghadap Daud untuk memberitahukannya tentang hal ini. Daud langsung mengangkat Salomo sebagai raja.
Pesan terakhir Daud kepada Salomo mirip dengan pesan Musa kepada Yosua: Kuatkanlah hatimu .... Lakukanlah kewajibanmu dengan setia terhadap Tuhan, Allahmu, dengan hidup menurut jalan yang ditunjukkanNya, dan dengan tetap mengikuti segala ketetapan, perintah, peraturan dan ketentuanNya supaya engkau beruntung dalam segala yang kaulakukan dan dalam segala yang kautuju (I Raja-Raja 2:2-3; Yosua 1:7). Yosua menuruti nasihat Musa, namun Salomo kurang mengindahkan nasihat ayahnya. Tahun-tahun pertama ia menjadi raja, ia sibuk dengan mengumpulkan kuda-kuda dalam jumalah besar bagi dirinya (I Raja-Raja 4:26).
Pada tahun keempat pemerintahannya (II Tawarikh 3:2), Salomo memulaikan pembangunan Bait Allah (I Raja-Raja 5:5). Kemudian Allah kembali berfirman kepada Salomo: Jika engkau hidup menurut segala ketetapanKu dan melakukan segala peraturanKu, dan tetap mengikuti segala perintahKu dan tidak menyimpang daripadanya, maka Aku akan menepati janjiKu kepadamu yang telah Kufirmankan kepada Daud, ayahmu (I Raja-Raja 6:12).
Kemudian, Tuhan sekali lagi menampakkan diri kepada Salomo dengan menyampaikan peringatan yang tegas: Jika engkau ....tidak berpegang pada segala perintah dan ketetapanKu ....maka Aku akan melenyapkkan orang Israel dari atas tanah yang telah Kuberikan kepada mereka ....dan rumah yang telah Kukuduskan bagi namaKu itu, akan Kubuang dari hadapanKu (I Raja-Raja 9:6-7). Betapa tragisnya karena walaupun telah diperingatkan berulang kali namun sepanjang kehidupannya, Salomo ternyata tidak setia kepada Firman Allah. Menjelang akhir empat puluh tahun pemerintahannya, kita membaca: Tuhan menunjukkan murkaNya kepada Salomo, sebab hatinya telah menyimpang dari pada Tuhan (I Raja-Raja 11:9). Kemudian putusan Allah disampaikan: Oleh karena begitu kelakuanmu ..... maka sesungguhnya Aku akan mengoyakkan kerajaan itu dari padamu dan akan memberikannya kepada hambamu (I Raja-Raja 11:9,11).
Hanya beberapa hari setelah kematian Salomo, kerajaan itu pecah terbagi dua. Sebagaimana telah dinubuatkan sebelumnya, kesepuluh suku bersatu di bawah pemerintahanYerobeam, hamba Salomo dan membentuk Kerajaan Utara. Yerobeam mendirikan dua pusat penyembahan yang baru guna menggantikan Yerusalem - yang satu terletak di Dan di sebelah utara dan yang satunya lagi di Betel di sebelah selatan. Karena perbuatan-perbuatannya itu, maka ia dikenal sebagai Yerobeam bin Nebat, yang mengakibatkan orang Israel berdosa (II Raja-Raja 3:3; 10:29).
Rehabeam, anak Salomo, memerintah sukuYehuda dan Benyamin yang kecil. Kira-kira 60 tahun setelah terpecahnya kerajaan itu, nabi Elia secara tiba dengan penuh keberanian menghadap Raja Ahab (I Raja-Raja 17:1-22 - II Raja-Raja 2). Kemudian Elia diikuti oleh Elisa (I Raja-Raja 19:16 - II Raja-Raja 13:15-20). Keduanya terutama menyampaikan nubuatan-nubuatan mereka di Kerajaan Utara.
Bibliografi | |
Artikel ini diambil dari: |