Sejarah Alkitab Indonesia

Pendahuluan Kitab-kitab dalam Alkitab/Ester

Bagikan ke Facebook

Dari Sejarah Alkitab Indonesia

Langsung ke: navigasi, cari
 
(Satu revisi antara tak ditampilkan.)
Baris 1: Baris 1:
{{Kanan|{{Pengantar dan Garis Besar Kitab}}|{{Pendahuluan Kitab-kitab dalam Alkitab}}|{{Perjanjian Lama}}}}
{{Kanan|{{Pengantar dan Garis Besar Kitab}}|{{Pendahuluan Kitab-kitab dalam Alkitab}}|{{Perjanjian Lama}}}}
-
 
-
 
-
 
Sebagian dari Kitab Ester mencakup periode kira-kira 10 sampai 15 tahun sejarah keturunan orang-orang Yahudi yang tinggal di Persia setelah 70 tahun mereka mengalami penawanan. Peristiwa-peristiwa dalam kitab ini kemungkinan terjadi di antara fasal enam dan tujuh kitab Ezra dan mungkin terjadi kira-kira 40 tahun setelah Bait Allah dibangun kembali ({{ayat|Ezra 3:10; 5:14-15}}), dan kira-kira 30 tahun sebelum tembok Yerusalem dibangun kembali ({{ayat|Nehemia 6:15}}). Kemungkinan besar Ester, yang sekarang telah menjadi ibu suri, telah digunakan Allah untuk menyiapkan jalan bagi Nehemia, rekan tawanannya, untuk menjabat sebagai pengangkat anggur bagi Raja Artahsasta I, yang adalah anak tirinya. Jabatan dan hubungannya dengan raja telah memungkinkan bagi Nehemia untuk membangun kembali tembok dan melaksanakan tugas-tugasnya di Yerusalem.
Sebagian dari Kitab Ester mencakup periode kira-kira 10 sampai 15 tahun sejarah keturunan orang-orang Yahudi yang tinggal di Persia setelah 70 tahun mereka mengalami penawanan. Peristiwa-peristiwa dalam kitab ini kemungkinan terjadi di antara fasal enam dan tujuh kitab Ezra dan mungkin terjadi kira-kira 40 tahun setelah Bait Allah dibangun kembali ({{ayat|Ezra 3:10; 5:14-15}}), dan kira-kira 30 tahun sebelum tembok Yerusalem dibangun kembali ({{ayat|Nehemia 6:15}}). Kemungkinan besar Ester, yang sekarang telah menjadi ibu suri, telah digunakan Allah untuk menyiapkan jalan bagi Nehemia, rekan tawanannya, untuk menjabat sebagai pengangkat anggur bagi Raja Artahsasta I, yang adalah anak tirinya. Jabatan dan hubungannya dengan raja telah memungkinkan bagi Nehemia untuk membangun kembali tembok dan melaksanakan tugas-tugasnya di Yerusalem.
Baris 18: Baris 15:
-
{{Kepercayaan dan Kehidupan Kristen|footer}}
+
{{Pendahuluan Kitab-kitab dalam Alkitab|footer}}

Revisi terkini pada 10:32, 28 Juni 2011

<< >>
Sejarah Alkitab di Indonesia
Sejarah Alkitab Daerah Indonesia
Sejarah Alkitab di Luar Indonesia
Biblika
Doktrin Alkitab
Pengantar dan Garis Besar Kitab
Studi Kata Alkitab
Bagian-bagian dari buku :
Pendahuluan Kitab-kitab dalam Alkitab
Pendahuluan Kitab-kitab dalam Alkitab:
Perjanjian Lama
Kejadian
Keluaran
Imamat
Bilangan
Ulangan
Yosua
Hakim-hakim
Rut
1 Samuel
2 Samuel
1 Raja-raja
2 Raja-raja
1 Tawarikh
2 Tawarikh
Ezra
Nehemia
Ester
Ayub
Mazmur
Amsal
Pengkhotbah
Kidung Agung
Yesaya
Yeremia
Ratapan
Yehezkiel
Daniel
Hosea
Yoël
Amos
Obaja
Yunus
Mikha
Nahum
Habakuk
Zefanya
Hagai
Zakharia
Maleakhi


Sebagian dari Kitab Ester mencakup periode kira-kira 10 sampai 15 tahun sejarah keturunan orang-orang Yahudi yang tinggal di Persia setelah 70 tahun mereka mengalami penawanan. Peristiwa-peristiwa dalam kitab ini kemungkinan terjadi di antara fasal enam dan tujuh kitab Ezra dan mungkin terjadi kira-kira 40 tahun setelah Bait Allah dibangun kembali (Ezra 3:10; 5:14-15), dan kira-kira 30 tahun sebelum tembok Yerusalem dibangun kembali (Nehemia 6:15). Kemungkinan besar Ester, yang sekarang telah menjadi ibu suri, telah digunakan Allah untuk menyiapkan jalan bagi Nehemia, rekan tawanannya, untuk menjabat sebagai pengangkat anggur bagi Raja Artahsasta I, yang adalah anak tirinya. Jabatan dan hubungannya dengan raja telah memungkinkan bagi Nehemia untuk membangun kembali tembok dan melaksanakan tugas-tugasnya di Yerusalem.

Ketika bangsa Persia mengalahkan Raja Belsyazar dan Kerajaan Babel, semua orang Yahudi dinasihatkan oleh Raja Koresy untuk kembali ke Yerusalem guna membangun kembali Bait Allah (Ezra 1:1-4). Namun, sebagian besar orang Yahudi, yang adalah keturunan mereka yang pertama ditawan ke Babel, telah tinggal di sana selama 50-70 tahun dan mereka belum pernah melihat Tanah Perjanjian itu. Walaupun sekarang mereka telah bebas dari kekuasaan Babel, namun sebagian besar dari mereka lebih senang tinggal di Kerajaan Persia yang ramah dan makmur dari pada meninggalkan Babel dan menanggung banyak penderitaan dalam perjalanan yang panjang yang akan mereka tempuh menuju Yerusalem yang tinggal puing reruntuhan.

Ahasyweros (Ester 1:1) adalah nama Ibrani bagi Raja Persia yang memerintah dari 486-465 S.M. Namanya dalam bahasa Yunani adalah Xerxes. Dalam perjamuan yang dinyatakan pada awal Kitab Ester, tampaknya ia menyusun rencana untuk memerangi kerajaan Yunani, yang akhirnya membawa kekalahan baginya. Ahasyweros memerintah di Susan (Susa), yang terletak di wilayah Iran sekarang dekat perbatasan dengan Irak. Pemerintahan dari Artahsasta I, putranya, tercatat dalam Ezra 7 - 10 dan Nehemia 1 - 13.

Walaupun kuasa dan pemeliharaan Allah jelas nyata sepanjang kitab ini, namun nama Allah tidak pernah disebutkan walau sekalipun. Tujuan dari kitab Ester, Ezra dan Nehemia adalah untuk menyatakan bahwa tak ada situasi yang harus membuat kita putus asa dan karena Allah sanggup mengatasi segala musuh kita. Allah akan menggenapi segala hal yang menyangkut kehendakNya, di dalam dan melalui kehidupan umatNya, walaupun umat Allah itu tergolong minoritas yang tidak berdaya yang dikelilingi oleh orang-orang yang jahat.

Seluruh peristiwa dalam Kitab ini membuktikan tentang pengendalian dan pemeliharaan Allah bagi umatNya. Allah itu Mahakuasa, Maha tahu, dan Mahahadir. Ia adalah Tuhan, Allah segala makhluk, tidak ada sesuatupun yang mustahil bagiNya (Yeremia 32:27). Bahkan kalaupun semua manusia membelakangiNya, Tuhan dapat berbicara melalui keledai sebagaimana yang Ia pernah lakukan kepada Bileam (Bilangan 22:28-31). Atau, apabila umat tidak mau berseru kepadaNya, Ia dapat membuat batu-batu berseru kepadaNya (Lukas 19:40) sebagaimana dikatakan oleh Yesus kepada para pengeritikNya. Walaupun Ia tidak membutuhkan pertolongan, namun Ia bisa saja mendatangkan lebih dari dua belas pasukan malaikat (Matius 26:53). Namun, Allah telah berkenan menggunakan para hamba pilihanNya untuk melaksanakan kehendakNya - yaitu mereka yang benar-benar berserah kepadaNya.

Hal berpuasa, termasuk doa, yang merupakan bagian yang tak dapat dipisahkan, telah membawa perlindungan bagi umat Allah. Melalui Mordekhai dan Ester, hamba- hambaNya, Tuhan menggenapi rencanaNya bagi umatNya dan melindungi garis keturunan Mesias itu (Ester 4:3-4,16-17).

Doa yang bersungguh-sungguh sebagaimana yang diucapkan oleh Mordekhai - yang melolong-lolong dengan nyaring dan pedih (Ester 4:1) -- senantiasa diikuti dengan berpuasa, sebagai cara untuk datang dan mendekati Tuhan dan menghindarkan diri dari segala keinginan duniawi dan hawa nafsu daging (bandingkan Yesaya 58:1-14; Daniel 9:3-19; 10:2-3; Matius 17:21; Markus 9:29).


Bibliografi
Artikel ini diambil dari:
Pendahuluan Kitab-kitab dalam Alkitab. http://www.biblepathway.org/Indonesian/books/bible_book_list.html
kembali ke atas