Dari Sejarah Alkitab Indonesia
(←Membuat halaman berisi 'Proyek penterjemahan Alkitab ke dalam '''Bahasa Indonesia Sehari-hari''' ('''BIS''') dimulai pada tahun 1974. Cara penterjemahan yang dipakai adalah cara baru yang disebu...') |
k (1 revisi) |
Revisi per 08:59, 5 Mei 2011
Proyek penterjemahan Alkitab ke dalam Bahasa Indonesia Sehari-hari (BIS) dimulai pada tahun 1974. Cara penterjemahan yang dipakai adalah cara baru yang disebut metoda penterjemahan Dinamis. Tujuan dari penterjemahan ini terutama untuk menyampaikan isi berita Alkitab dalam Bahasa Indonesia yang sederhana dan mudah dimengerti, khususnya dengan memperhatikan bahasa yang dipakai di luar lingkungan Gereja.
Perjanjian Baru BIS sudah terbit buat pertama kali pada tahun 1977, dan sejak itu sudah mengalami revisi dan koreksi dalam terbitan-terbitan berikutnya. Perjanjian Lama BIS yang telah rampung penterjemahannya beberapa tahun yang lalu kini diterbitkan dalam satu Alkitab dengan Perjanjian Baru BIS. Sebelumnya, kutipan-kutipan dari Perjanjian Lama BIS tersebut juga sudah sering dipakai dalam terbitan-terbitan Lembaga Alkitab Indonesia, umpamanya dalam bagian-bagian dan petikan-petikan Alkitab (Portion dan Selections) dan juga dalam bacaan harian (Daily Scripture Reading).
Teks dasar yang dipakai untuk Penjanjian Lama adalah Teks Mesoretis seperti yang terdapat dalam Biblia Hebraica Kittel, edisi terakhir. Namun kalau terdapat kesulitan menterjemahkan nats-nats tertentu, panitia penterjemahan menterjemahkannya dari teks yang didukung oleh terjemahan- terjemahan kuno dan tradisi Ibrani yang lain.
Teks dasar yang dipakai untuk Perjanjian Baru adalah The Greek New Testament yang diterbitkan oleh United Bible Societies. Dalam hal-hal tertentu terjemahan ini didasarkan juga atas teks lain yang didukung oleh beberapa teks dalam bahasa Yunani.
Dasar pengalihan ke dalam bahasa Indonesia dipakai Today's English Version dan Terjemahan Baru.
Metoda dinamis yang dipakai dalam penterjemahan Alkitab ini memegang teguh prinsip-prinsip dasar yang antara lain :
- Terjemahan harus mengutamakan arti daripada bentuk teks.
- Istilah-istilah teologis diterjemahkan menurut maknanya.
- Istilah-istilah dan ungkapan-ungkapan yang tidak lazim (tehnis) harus dihindari, dan harus dipilih istilah-istilah dan kata-kata yang umum dikenal.
Sehubungan dengan prinsip-prinsip di atas jelas bahwa perbendaharaan kata-kata yang dipakai dalam terjemahan ini banyak bedanya dengan yang dipakai dalam terjemahan-terjemahan yang sudah-sudah.
Apabila ada tempat atau orang yang mempunyai dua nama atau lebih, maka pada umumnya nama yang dipakai adalah nama yang paling dikenal.
Karena terjemahan ini terutama dimaksudkan untuk dibaca bagi para pendengar, umpamanya dari mimbar kepada jemaat, maka kata-kata ganti untuk Allah, Tuhan, Yesus, Roh Kudus, tidak ditulis dalam huruf besar, sebab kata-kata yang ditulis dalam huruf besar tidak akan berbeda lafalnya dengan yang ditulis dalam huruf kecil.
Untuk membantu para pemakai agar lebih mudah mengerti, berbagai bahan-bahan pelengkap ditambahkan pada bagian belakang terjemahan ini. Bahan-bahan pelengkap tersebut adalah: peta-peta, dan catatan mengenai latar belakang, kata-kata dan kebudayaan Alkitab.
Berbeda dengan Perjanjian Baru BIS yang telah terbit sebelumnya di mana gambar-gambarnya adalah karya Annie Valotton, seniman Swiss, maka pada Alkitab BIS ini, gambar-gambar yang dipakai adalah karya Horace Knowles. Perubahan ini dilakukan karena lukisan Horace Knowles lebih mudah dimengerti, dan juga setelah menerima tanggapan-tanggapan dari para pembaca.
Tidak usah kiranya diungkapkan satu persatu kesukaran-kesukaran yang dihadapi dalam mewujudkan Alkitab BIS ini, mulai dari penterjemahan, pengetikan, penyuntingan, pencetakan, dan seterusnya. Demikian juga betapa besarnya daya dan dana yang sudah terpakai dalam proyek yang besar ini! Tetapi itu semua dapat dilaksanakan karena Tuhan yang berfirman dalam Alkitab, tetap hadir di tengah-tengah orang-orang yang bekerja untuk-Nya.
Usaha terjemahan ini merupakan hasil kerjasama antara Perserikatan Lembaga-lembaga Alkitab Sedunia, Majelis Agung Wali Gereja Indonesia, Lembaga Biblika Indonesia dan Lembaga Alkitab Indonesia.
Akhirnya Alkitab dalam Bahasa Indonesia Sehari-hari ini dipersembahkan demi kemuliaan Kristus, Tuhan kita, dan semoga dengan berkat-Nya para pembaca akan lebih dikuatkan imannya melalui pembacaan Alkitab ini. Semoga.
Lembaga Alkitab Indonesia