Dari Sejarah Alkitab Indonesia
k (memindahkan Naskah-naskah Kitab Sutji ke Naskah-naskah Kitab Suci) |
|||
Baris 1: | Baris 1: | ||
{{kanan|{{Alkitab di Seluruh Dunia: 48 Kisah Nyata}}|{{Sejarah Alkitab di Luar Indonesia}}}} | {{kanan|{{Alkitab di Seluruh Dunia: 48 Kisah Nyata}}|{{Sejarah Alkitab di Luar Indonesia}}}} | ||
- | # Beberapa hal umum. "Naskah" dinamakan Kitab (kitab) | + | # Beberapa hal umum. "Naskah" dinamakan Kitab (kitab) Suci yang ditulis dengan tangan sebelum orang tahu mencetak. Cetakan pertama Kitab Suci Perjajian Lama (Hibrani) dibuat tahun 1477 Mas.; Perjanjian baru (Yunani) pertama kalinya dicetak tahun 1514 Mas. dan tahun 1520 baru diterbitkan di Spanyol.Dua macam bahan dahulukala digunakan untuk membuat "buku", yaitu "papirus" dan kulit (binatang) baik yang "kasar", yaitu yang belum dikerjakan, maupun yang "halus", artinya yang dikerjakan. Memang lebih dahulu lagi digunakan sebagai bahan untuk menulis macam-macam barang lain. Dipakai papan tanah liat yang setelah ditulisi (digurati) dibakar, papan kayu atau logam yang diberi lilin (Yes 30:8) dan ditulisi dengan penggurat. Khususnya untuk dokumen-dokumen terpenting dipergunakan juga papan (atau tiang) batu. Kesepuluh perintah Allah sebagai undang-undang dasar diukir dalam loh batu (peng 24; 12; 31:18; 34:1; Ul 9:11). Untuk surat-surat kecil dipergunakan juga pecahan-pecahan tembikar (dinamakan: ostraca) hingga dijaman agak belakangan."Papirus" ialah "kertas" yang dibuat dari sejenis teberau (besar) (nama Yunaninya: papuros), yang khususnya tumbuh di Mesir dalam rawa dekat pada sungai Nil. Bagian dalam dari kulit dilepaskan, dipotong menjadi pita yang lebih kurang panjang. Pita-pita itu dilekatkan satu sama lain silang-menyilang, lalu dipipih. Hasilnya helai-helai lebih kurang besar yang dipotong seperlunya. Umumnya "kertas" itu kasar sekali. Tetapi ada macam-macam "papirus" yang berlain-lainan mutu dan halusnya. Semenjak lebih kurang tahun 2100 seb. Mas. "papirus" itu sudah umum dipergunakan sebagai kertas. Dari Mesir dieksportir kemana-mana, antara lain ke Palestina. Dalam nama kota "Byblos" dipantai Palestina terpelihara nama "kertas" sedemikian itu. Jadi waktu bangsa Israil masuk Palestina "papirus" disana sudah dipakai sebagai bahan untuk menulis. Bahan ini sangat rapuh dan lekas lapuk.Semenjak lebih kurang tahun 500 sebelum Masehi orang juga mulai menggunakan kulit-kulit binatang. Khususnya untuk kitab-kitab dan dokumen yang dianggap penting bahan itu suka dipergunakan. Beberapa lamanya dipakai untuk membuat "kitab" baik papirus (yang lebih murah) maupun kulit binatang (yang lebih mahal tapi juga lebih lama tahan). Macam khusus dari "kulit" itu ialah "perkamen" (kertas kulit), yang dibuat dari kulit domba-domba atau anak domba, kambing dan anak lembu dengan cara khusus. Untuk pertama kalinya (menurut berita) perkamen dibuat di kota Pergamon dan dari nama kota itu berasal namanya "perkamen".Sebagai "pena" dipergunakan batang teberau dan "tinta" dibuat dari jelaga halus yang dicampur dengan lim. "Tinta" itu hitam warnanya dan ternyata bermutu tinggi. Sebab sesudah 2000 tahun lebih masih terbaca juga. Ada naskah-naskah kitab suci yang menggunakan tinta keemas-emasan atau ungu. Huruf besar pada permulaan pasal atau bagian seringkali diberi berwarna (merah, keemas-emasan, perak) dan yuga bergambar (miniatur). Tetapi perhiasan sedemikian baru muncul dijaman agak belakangan.Buku dahulu kala ada dua macam bentuknya, yaitu gulungan dan "kodeks" (Codex). Adapun yang berbentuk "gulungan" (volumen) dibuat sebagai berikut: helai-helai papirus (atau kulit) dijahit atau dilekatkan satu sama lain pada ujungnya, sehingga terbentuk helai "kertas" yang panjang (kadang-kadang beberapa meter). Lajur demi lajur (bdk. Yer 36:32) ditulis, yang satu disamping yang lain. Pada ujung (kadang-kadang pada kedua ujung) helai dipasang tongkat (kayu, logam dan sebagainya) dan setelah helai panjang seluruhnya ditulisi digulung jadi gulungan. Dapat diikat dengan pita penutup dan demikian disimpan. Semenjak abad kedua masehi mulai dipergunakan bentuk buku lain, yaitu kodeks, sebagaimana lazim sekarang. Rupa-rupanya kodeks-kodeks pertama dibuat dengan perkamen, yang tidak mudah dapat dibuat helai panjang. Lama kelamaan bentuk "kodeks" itu menjadi lazim juga untuk Kitab Suci. Tetapi orang Yahudi masih lama (malah disana-sini hingga dewasa ini) mempertahankan bentuk gulungan untuk Kitab Suci yang dibacakan dalam ibadah (disinagoga). Ada kodeks-kodeks dari papirus dan dari kulit.Pengarang-pengarang suci sendiri menggunakan sebagai "kertas" papirus tersebut dan bukan kulit. Karangan-karangan mereka (kalau panjang sedikit) berupa gulungan (bdk. Yer 36:2; Yeh 2:9-10). Dalam Perjanjian Baru (1Tim 4:13) disebut "helai" (selaput) yang kiranya dibuat dari kulit (perkamen) dan memuat teks-teks suci (Kitab Suci Perjanjian Lama, terjemahan Yunani). Namun demikian pengarang-pengarang Perjanjian Baru pasti menggunakan papirus untuk menulis karangannya. Bahan itu murah dan mereka tidak menduga, bahwa karangan-karangannya harus disimpan lama. Dikalangan Yahudi dijaman itu Kitab Suci ditulis atas kulit binatang. Hal itu terbukti oleh naskah (Kitab Suci) dari jemaah Qumran, yang semua dibuat dari kulit dan berupa gulungan.'''''' |
- | # Naskah-naskah Kitab | + | # Naskah-naskah Kitab Suci. Dari naskah-naskah aseli, artinya yang ditulis oleh pengarang suci sendiri, tidak ada satupun terpelihara untuk kita. Semua sudah lama hilang. Ini mengenai baik Perjanjian Lama maupun Perjanjian Baru. Mudah dimengerti juga. Bahan yang dipakai ialah papirus yang rapuh sekali dan lekas lapuk jika dipakai. Maka itu hanya salinan dari naskah-naskah aseli tersedia, dan malahan biasanya salinan dari salinan. Ber-abad-abad lamanya Kitab Suci disalin dengan tangan. Buku lama diganti dengan yang baru. Naskah-naskah lama dibuang. Kemudian orang-orang Yahudi yang sangat menghormati Kitab Suci dan khawatir kalau-kalau nama Allah yang tertulis didalamnya dicemarkan, menyimpan naskah-naskah Kitab Suci yang usang didalam gudang khusus di Sinagoga. Kemudian naskah-naskah Kitab Suci itu dengan hormat dikubur ditanah. Gudang-gudang untuk menyimpan naskah-naskah lama disebut "geniza". Apa yang terjadi dengan naskah-naskah aseli Perjanjian Baru tidak diketahui.Salinan-salinan Kitab Suci mengalami nasib sama seperti dialami buku-buku insani. Ternyata tidak ada penyelenggaraan ilahi khusus mengenai Kitab Suci yang melindunginya terhadab nasib biasa. Maka itu dalam salinan-salinan Kitab Sucipun ada agak banyak kesalahan dan kerusakan (lihat: TEKS KITAB SUTYI). |
- | ## Naskah-naskah Kitab | + | ## Naskah-naskah Kitab Suci Perjanjian Lama (Hibrani). Sampai tahun 1947 hanya tersedia salinan-salinan Kitab Suci Hibrani Perjanjian Lama yang dibuat dalam abad X Masehi dan selanjutnya. Semua salinan itu berupa kodeks. Hanya ada satu kodeks yang memuat Kitab para Nabi dan ditulis sekitar tahun 895 Masehi. Disamping itu masih ada kepingan kecil (yang memuat kesepuluh Perintah, Peng 20:1-7, dan beberapa ayat dari Kitab Ulangtutur 5, 6-9; 64-5) yang ditulis dalam abad II Mas. Ada juga sebagian dari Kitab Daniel yang dibuat dalam abad VIII Mas. Semua naskah itu agak serupa dan sama teksnya. Tetapi dahulu memang ada perbedaan cukup besar sebagaimana dibuktikan oleh terjemahan-terjemahan kuno. Tetapi oleh para ahli Yahudi semenjak abad V Mas. teks aseli sedapat-dapatnya dipulihkan dan ditetapkan suatu teks resmi (Masoretae: lihat: TEKS KITAB SUTYI). Perlu disebut disini beberapa naskah Hibrani dari Kitab Putera Sirah (yang dahulu hanya ada terjemahan Yunaninya) yang kepingan-kepingannya diketemukan diKairo (dalam geniza Sinagoga yang tersembunyi) dalam tahun 1896. Naskah-naskah ini ditulis dalam abad IX, X dan XI Mas.Ada puluhan-puluhan bahkan ratusan naskah Kitab Suci Hibrani yang terserak dalam pelbagai perpustakaan di Eropa, Rusia dan Amerika dan dilain-lain tempat. Kerap kali naskah-naskah itu tidak lengkap dan tersisa hanya kepingan-kepingan saja. Lain-lain naskah hanya memuat sebagian dari Kitab Suci.Dalam tahun 1947-1956 diketemukan kembali di gurun Palestina (dekat Qumran dan disekitarnya: Lihat QUMRAN) beberapa naskah Kitab Suci Hibrani yang jauh lebih tua dari yang disebut tadi. Naskah-naskah ini diketemukan bersama dengan macam-macam naskah (bagian-bagian, kepingan-kepingan) lain. Semua naskah Kitab Suci adalah (aselinya) berupa gulungan. Dibuat dari kulit dan ditulis sekitar tahun 100 seb. Mas. Dari seluruh Perjanjian Lama (kecuali Kitab Ester) ada sisanya, tapi sayanglah biasanya hanya potongan-potongan kecil saja. Tetapi ada satu naskah lengkap (hanya ujungnya rusak sedikit) yang memuat seluruh Kitab Yeyasa (tandanya 1 QIsa: artinya: diketemukan di Qumram (Q) dalam gua pertama (1) dan memuat Nabi Yesaya (Is) dan ada naskah Kitab Yes. pertama (a). Disamping itu diketemukan naskah (gulungan) Kitab Yesaya lain, tetapi naskah ini sangat rusak dan tidak lengkap (tandanya: 1QIsb). Masih ada naskah lain (hampir lengkap) yang memuat suatu tafsir Kitab nabi Habakuk. Tafsir itu juga memuat biasanya teksnya nabi itu yang diberikan tafsir (tanda naskah ini: 1QpHab: p=peser, artinya: tafsir). Ada sisa-sisa juga dari naskah-naskah lain yang memuat tafsir beberapa kitab lain lagi, seperti tafsir Kitab Mikha, Kitab Sefanya, Kitab Nahum. Tetapi semua sangat rusak dan ber-keping-keping. Para ahli masih terus sibuk mengumpulkan semua sisa-sisa dan mencoba memulihkan seluruh naskah. Pekerjaan raksasa itu masih makan banyak waktu dan kiranya tidak akan berhasil seluruhnya. |
- | ## Naskah-naskah Kitab | + | ## Naskah-naskah Kitab Suci Perjanjian Baru (Yunani). Jumlah naskah Perjanjian Baru adalah amat banyak sekali. Naskah ini sering kali hanya memuat sebagian dari Perjanjian Baru, tetapi ada juga yang memuat (hampir) seluruh Perjanjian Baru. Semua naskah Perjanjian Baru berupa bodeks dan tidak ada satupun berupa gulungan. Namun bentuk itu mungkin bentuk naskah aseli (yang ditulis oleh pengarang suci).Berdasarkan huruf yang dipakai naskah-naskah Perjanjian Baru dibedakan dua golongan' yaitu "mayusculi" (atau; unciales) dan "minusculi". Mayusculi ialah naskah yang menggunakan huruf besar (miring sedikit) dan minusculi ialah naskah yang menggunakan huruf kecil (miring). Naskah-naskah tertua ditulis dengan huruf besar dan baru kemudian dari itu orang mulai menggunakan huruf kecil juga.Berdasarkan bahan (kertas) yang dipakai diperbedakan naskah papirus (yang ditulis atas papirus) dan naskah perkamen (yang menggunakan kulit binatang yang dijadikan perkamen).Disamping naskah yang memuat Kitab Suci (atau salah satu kitab) seluruhnya ada juga naskah-naskah yang memuat hanya bagian-bagian dari Perjanjian Baru yang dibacakan dalam Ibadah Gereja. Naskah-naskah itu disebut "lectionaria" (lectio=bacaan).Jumlah naskah Perjanjian Baru yang terpelihara ialah sebagai berikut:<br /> Naskah (atau bagian-bagian) papirus berjumlah 76; naskah mayusculi berjumlah 250; naskah minusculi berjumlah 1646 dan lectionaria berjumlah 1987. Dan jumlah itu masih terus bertambah dengan menyelidiki perpustakaan tua di Eropa dan Rusia (dan lain-lain tempat di Timur Dekat). Tidak semua naskah itu sama pentingnya. Sebab banyak (terutama minusculi) terlalu muda dan ternyata salinan dari naskah lain yang masih tersedia. Kalau demikian tentu saja hanya "naskah induk" perlu diperhatikan. Para ahli berusaha untuk menetapkan naskah-naskah manakah berasal (adalah salinan) dari naskah mana. Kalau hubungan itu diketemukan, maka naskah-naskah itu digolongkan menjadi "keluarga" naskah. Aatinya: semua naskah ini berasal dari satu naskah-induk. Adakalanya (sering) naskah-induk itu tidak ada lagi, tetapi dengan jalan lain dapat ditetapkan, bahwa naskah-naskah tertentu berasal dari satu naskah-induk. Maka naskah-naskah sedemikian itu tentu juga satu "keluarga".Supaya naskah-naskah mudah dapat ditunjuk, maka diberi tanda khusus. Naskah mayusculi ditunjuk dengan huruf (Besar) dari abjad Latin, abjad Yunani (tentu saja pabila bentuk huruf adalah berbeda) dan abjad Hibrani. Tetapi Jumlah huruf tidak mencukupi. Maka naskah-naskah lain diberi tanda: 01, 02. 03 dan seterusnya. Naskah-naskah minusculi ditunjuk dengan angka Arab: 1. 2, 3, 4, dan seterusnya. Naskah papirus ditunjuk dengan huruf P (pi Yunani) yang diberi angka Arab sedikit keatas. Misalnya: P46, P50, dan seterusnya.Baiklah kiranya disini didaftarkan naskah-naskah yang terpenting dan yang tertua.P52 ini ada sisa kecil dari naskah papirus dan tertua dari semua naskah Perjanjian Baru. Ia berupa sepotong papirus kecil sekali dan memuat hanya Yoh. 18, 31-33. 37-38. Naskah ini ditulis pada permulaan abad II Mas. dan mungkin berasal dari Mesir. Sekarang disimpan dalam Perpustakaan Yohn Ryland di Mankhester, Inggris. Karena itu disebut juga: Papirus (P52) Ryland.P64 inipun hanya sisa kecil dari naskah papirus yang memuat sebagian dari Mat 26. Ditulis pada akhir abad II (th. 100-200) Mas. dan disimpan dalam perpustakaan Magdalen College, Oxford. Karenanya disebut Papirus Magdalen Greek 18. P45, P46, P47, adalah 126 halaman dari tiga naskah papirus. P45 memuat kepingan dari keempat Injil dan kisah Rasul-rasul; P46 memuat surat-surat Paulus; dan P47 memuat Wahyu Yoh 6-17. P45 dan P46 berasal (kiranya) dari permulaan abad III (th. 200-300) Mas. dan P47 berasal dari akhir abad III Mas. Semua naskah ini disebut: Khester Beatty Papyri. Disebut begitu karena diketemukan oleh orang yang bernama demikian.Dalam perpustakaan seorang yang bernama Bodmer dikota Geneva (Swiss) tersimpan beberapa (bagian) naskah papirus. P66 (papyrus Bodmer II) memuat (hampir) seluruh injil karangan Yohanes dan ditulis sebelum tahun 200 Mas.; P72 (papyrus Bodmer VII, VIII) memuat surat Yudas dan kedua surat Petrus. Diduga, bahwa ditulis dalam abad III Mas.: P75 (papyrus Bodmer XIV, XV) memuat bagian terbesar dari injil karangan Yohanes dan injil karangan Lukas. Naskah ini ditulis pada akhir abad II (lk. 190) Mas.; P74 (papyrus Bodmer XVII) memuat separuhnya dari kisah Rasul-rasul dan beberapa bagian dari surat Yakobus, Petrus dan Yohanes. Naskah ini ditulis dalam abad VI/VII (lk. tahun 500-600) Mas. |
- | '''Naskah-naskah | + | '''Naskah-naskah Mayusculi/Unciales yang terpenting ialah :'''<br> |
- | '''B'''(Vaticanus) tersimpan dalam perpustakaan Vatikan. Kodeks ini memuat seluruh | + | '''B'''(Vaticanus) tersimpan dalam perpustakaan Vatikan. Kodeks ini memuat seluruh Perjanjian Lama (Terjemahan Yunani) dan bagian terbesar dari Perjanjian Baru. Ia berasal dari Mesir (Iskandria) dan ditulis pada permulaan abad IV (sekitar tahun 310). Oleh karena tintanya sudah amat pudar, maka sekitar tahun 1000 naskah ini ditulis kembali oleh seorang yang juga memasukkan perubahan- perubahan kecil.<br> |
- | '''S'''Sinaiticus (bertanda huruf alef Hibrani) diketemukan oleh von | + | '''S'''Sinaiticus (bertanda huruf alef Hibrani) diketemukan oleh von Tiskhendorf dalam tahun 1859 dalam suatu Biara (Catharina) digunung Sinai. Dibawa ke Rusia, tetapi dalam tahun 1933 dijual kepada British Musium di London. Naskah ini memuat hampir seluruh Perjanjian Lama (Yunani) dan seluruh Perjanjian Baru. Ditulis di Mesir atau Palestina sekitar tahun 350 Mas.<br> |
- | '''A'''(Alexandrinus) dahulu tersimpan dalam perpustakaan Batrik Iskandria, tetapi sekarang dalam British Museum, London. Naskah ini | + | '''A'''(Alexandrinus) dahulu tersimpan dalam perpustakaan Batrik Iskandria, tetapi sekarang dalam British Museum, London. Naskah ini kiranya ditulis di Mesir dalam abad ke V Mas. (tahun 400-500). Termuat didalamnya seluruh Perjanjian Baru, tetapi sebagian dari injil Mateus dan Yohanes hilang dan juga sebagian dari 2Kor.<br> |
- | '''C'''(Codex Ephraem Syri rescriptus). Keistimewaan naskah ini ialah: teks (Kitab | + | '''C'''(Codex Ephraem Syri rescriptus). Keistimewaan naskah ini ialah: teks (Kitab Suci) pernah dihapus, lalu diatasnya ditulis risalat-risalat karangan Ephraem orang Siriah. Tetapi kemudian sebagian dari teks Kitab Suci berhasil ditampilkan kembali. Naskah ini sekarang tersimpan dalam perpustakaan nasional di Paris, Prancis. Naskah ini memuat sedikit dari Perjanjian Lama dan separuh dari Perjanjian Baru.<br> |
- | '''D'''Ada tanda | + | '''D'''Ada tanda yang menunjukkan dua naskah; yang satu dahulu dimiliki oleh seorang sahabat Kalvinus yang bernama Theodorus Beza. Karenanya disebut "Codex Bezae". Kedua naskah tersebut memuat disamping teks Yunani juga terjemahan Latinnya. |
- | Naskah | + | Naskah yang satu (Codex Bezae Cantabrigiensis, karena tersimpan dalam perpustakaan di Cambridge) memuat keempat Injil dan Kisah Rasul-rasul. Naskah ini dibuat dalam abad VI (tahun 500-600). Naskah yang lain (Codex Claromontanus, karena dahulu tersimpan dalam perpustakaan biara Clermont) memuat surat-surat Paulus. Naskah inipun ditulis dalam abad VI pula. Untuk membedakan naskah ini dengan yang tadi, maka diberi tanda Dp.Pada umumnya naskah-naskah "minusculi" kurang penting, tetapi ada diantaranya yang ada kepentingan yang cukup besar juga. Demikianpun halnya dengan "lectionaria".Adapun pentingnya naskah-naskah Kitab Suci, teristimewanya naskah Perjanjian Baru, letaknya dalam hal ini, bahwa dengan pertolongannya para ahli agak berhasil memulihkan kembali Kitab Suci sebagaimana ditulis oleh para pengarang suci. Masalah ini dibahas ditempat lain, yaitu sehubungan dengan TEKS Kitab Suci. |
+ | :Catatan: ''dialihaksarakan ke ejaan baru oleh SABDA'' | ||
{{Alkitab di Seluruh Dunia: 48 Kisah Nyata|footer}} | {{Alkitab di Seluruh Dunia: 48 Kisah Nyata|footer}} |
Revisi per 07:37, 30 Juni 2011
- Beberapa hal umum. "Naskah" dinamakan Kitab (kitab) Suci yang ditulis dengan tangan sebelum orang tahu mencetak. Cetakan pertama Kitab Suci Perjajian Lama (Hibrani) dibuat tahun 1477 Mas.; Perjanjian baru (Yunani) pertama kalinya dicetak tahun 1514 Mas. dan tahun 1520 baru diterbitkan di Spanyol.Dua macam bahan dahulukala digunakan untuk membuat "buku", yaitu "papirus" dan kulit (binatang) baik yang "kasar", yaitu yang belum dikerjakan, maupun yang "halus", artinya yang dikerjakan. Memang lebih dahulu lagi digunakan sebagai bahan untuk menulis macam-macam barang lain. Dipakai papan tanah liat yang setelah ditulisi (digurati) dibakar, papan kayu atau logam yang diberi lilin (Yes 30:8) dan ditulisi dengan penggurat. Khususnya untuk dokumen-dokumen terpenting dipergunakan juga papan (atau tiang) batu. Kesepuluh perintah Allah sebagai undang-undang dasar diukir dalam loh batu (peng 24; 12; 31:18; 34:1; Ul 9:11). Untuk surat-surat kecil dipergunakan juga pecahan-pecahan tembikar (dinamakan: ostraca) hingga dijaman agak belakangan."Papirus" ialah "kertas" yang dibuat dari sejenis teberau (besar) (nama Yunaninya: papuros), yang khususnya tumbuh di Mesir dalam rawa dekat pada sungai Nil. Bagian dalam dari kulit dilepaskan, dipotong menjadi pita yang lebih kurang panjang. Pita-pita itu dilekatkan satu sama lain silang-menyilang, lalu dipipih. Hasilnya helai-helai lebih kurang besar yang dipotong seperlunya. Umumnya "kertas" itu kasar sekali. Tetapi ada macam-macam "papirus" yang berlain-lainan mutu dan halusnya. Semenjak lebih kurang tahun 2100 seb. Mas. "papirus" itu sudah umum dipergunakan sebagai kertas. Dari Mesir dieksportir kemana-mana, antara lain ke Palestina. Dalam nama kota "Byblos" dipantai Palestina terpelihara nama "kertas" sedemikian itu. Jadi waktu bangsa Israil masuk Palestina "papirus" disana sudah dipakai sebagai bahan untuk menulis. Bahan ini sangat rapuh dan lekas lapuk.Semenjak lebih kurang tahun 500 sebelum Masehi orang juga mulai menggunakan kulit-kulit binatang. Khususnya untuk kitab-kitab dan dokumen yang dianggap penting bahan itu suka dipergunakan. Beberapa lamanya dipakai untuk membuat "kitab" baik papirus (yang lebih murah) maupun kulit binatang (yang lebih mahal tapi juga lebih lama tahan). Macam khusus dari "kulit" itu ialah "perkamen" (kertas kulit), yang dibuat dari kulit domba-domba atau anak domba, kambing dan anak lembu dengan cara khusus. Untuk pertama kalinya (menurut berita) perkamen dibuat di kota Pergamon dan dari nama kota itu berasal namanya "perkamen".Sebagai "pena" dipergunakan batang teberau dan "tinta" dibuat dari jelaga halus yang dicampur dengan lim. "Tinta" itu hitam warnanya dan ternyata bermutu tinggi. Sebab sesudah 2000 tahun lebih masih terbaca juga. Ada naskah-naskah kitab suci yang menggunakan tinta keemas-emasan atau ungu. Huruf besar pada permulaan pasal atau bagian seringkali diberi berwarna (merah, keemas-emasan, perak) dan yuga bergambar (miniatur). Tetapi perhiasan sedemikian baru muncul dijaman agak belakangan.Buku dahulu kala ada dua macam bentuknya, yaitu gulungan dan "kodeks" (Codex). Adapun yang berbentuk "gulungan" (volumen) dibuat sebagai berikut: helai-helai papirus (atau kulit) dijahit atau dilekatkan satu sama lain pada ujungnya, sehingga terbentuk helai "kertas" yang panjang (kadang-kadang beberapa meter). Lajur demi lajur (bdk. Yer 36:32) ditulis, yang satu disamping yang lain. Pada ujung (kadang-kadang pada kedua ujung) helai dipasang tongkat (kayu, logam dan sebagainya) dan setelah helai panjang seluruhnya ditulisi digulung jadi gulungan. Dapat diikat dengan pita penutup dan demikian disimpan. Semenjak abad kedua masehi mulai dipergunakan bentuk buku lain, yaitu kodeks, sebagaimana lazim sekarang. Rupa-rupanya kodeks-kodeks pertama dibuat dengan perkamen, yang tidak mudah dapat dibuat helai panjang. Lama kelamaan bentuk "kodeks" itu menjadi lazim juga untuk Kitab Suci. Tetapi orang Yahudi masih lama (malah disana-sini hingga dewasa ini) mempertahankan bentuk gulungan untuk Kitab Suci yang dibacakan dalam ibadah (disinagoga). Ada kodeks-kodeks dari papirus dan dari kulit.Pengarang-pengarang suci sendiri menggunakan sebagai "kertas" papirus tersebut dan bukan kulit. Karangan-karangan mereka (kalau panjang sedikit) berupa gulungan (bdk. Yer 36:2; Yeh 2:9-10). Dalam Perjanjian Baru (1Tim 4:13) disebut "helai" (selaput) yang kiranya dibuat dari kulit (perkamen) dan memuat teks-teks suci (Kitab Suci Perjanjian Lama, terjemahan Yunani). Namun demikian pengarang-pengarang Perjanjian Baru pasti menggunakan papirus untuk menulis karangannya. Bahan itu murah dan mereka tidak menduga, bahwa karangan-karangannya harus disimpan lama. Dikalangan Yahudi dijaman itu Kitab Suci ditulis atas kulit binatang. Hal itu terbukti oleh naskah (Kitab Suci) dari jemaah Qumran, yang semua dibuat dari kulit dan berupa gulungan.'
- Naskah-naskah Kitab Suci. Dari naskah-naskah aseli, artinya yang ditulis oleh pengarang suci sendiri, tidak ada satupun terpelihara untuk kita. Semua sudah lama hilang. Ini mengenai baik Perjanjian Lama maupun Perjanjian Baru. Mudah dimengerti juga. Bahan yang dipakai ialah papirus yang rapuh sekali dan lekas lapuk jika dipakai. Maka itu hanya salinan dari naskah-naskah aseli tersedia, dan malahan biasanya salinan dari salinan. Ber-abad-abad lamanya Kitab Suci disalin dengan tangan. Buku lama diganti dengan yang baru. Naskah-naskah lama dibuang. Kemudian orang-orang Yahudi yang sangat menghormati Kitab Suci dan khawatir kalau-kalau nama Allah yang tertulis didalamnya dicemarkan, menyimpan naskah-naskah Kitab Suci yang usang didalam gudang khusus di Sinagoga. Kemudian naskah-naskah Kitab Suci itu dengan hormat dikubur ditanah. Gudang-gudang untuk menyimpan naskah-naskah lama disebut "geniza". Apa yang terjadi dengan naskah-naskah aseli Perjanjian Baru tidak diketahui.Salinan-salinan Kitab Suci mengalami nasib sama seperti dialami buku-buku insani. Ternyata tidak ada penyelenggaraan ilahi khusus mengenai Kitab Suci yang melindunginya terhadab nasib biasa. Maka itu dalam salinan-salinan Kitab Sucipun ada agak banyak kesalahan dan kerusakan (lihat: TEKS KITAB SUTYI).
- Naskah-naskah Kitab Suci Perjanjian Lama (Hibrani). Sampai tahun 1947 hanya tersedia salinan-salinan Kitab Suci Hibrani Perjanjian Lama yang dibuat dalam abad X Masehi dan selanjutnya. Semua salinan itu berupa kodeks. Hanya ada satu kodeks yang memuat Kitab para Nabi dan ditulis sekitar tahun 895 Masehi. Disamping itu masih ada kepingan kecil (yang memuat kesepuluh Perintah, Peng 20:1-7, dan beberapa ayat dari Kitab Ulangtutur 5, 6-9; 64-5) yang ditulis dalam abad II Mas. Ada juga sebagian dari Kitab Daniel yang dibuat dalam abad VIII Mas. Semua naskah itu agak serupa dan sama teksnya. Tetapi dahulu memang ada perbedaan cukup besar sebagaimana dibuktikan oleh terjemahan-terjemahan kuno. Tetapi oleh para ahli Yahudi semenjak abad V Mas. teks aseli sedapat-dapatnya dipulihkan dan ditetapkan suatu teks resmi (Masoretae: lihat: TEKS KITAB SUTYI). Perlu disebut disini beberapa naskah Hibrani dari Kitab Putera Sirah (yang dahulu hanya ada terjemahan Yunaninya) yang kepingan-kepingannya diketemukan diKairo (dalam geniza Sinagoga yang tersembunyi) dalam tahun 1896. Naskah-naskah ini ditulis dalam abad IX, X dan XI Mas.Ada puluhan-puluhan bahkan ratusan naskah Kitab Suci Hibrani yang terserak dalam pelbagai perpustakaan di Eropa, Rusia dan Amerika dan dilain-lain tempat. Kerap kali naskah-naskah itu tidak lengkap dan tersisa hanya kepingan-kepingan saja. Lain-lain naskah hanya memuat sebagian dari Kitab Suci.Dalam tahun 1947-1956 diketemukan kembali di gurun Palestina (dekat Qumran dan disekitarnya: Lihat QUMRAN) beberapa naskah Kitab Suci Hibrani yang jauh lebih tua dari yang disebut tadi. Naskah-naskah ini diketemukan bersama dengan macam-macam naskah (bagian-bagian, kepingan-kepingan) lain. Semua naskah Kitab Suci adalah (aselinya) berupa gulungan. Dibuat dari kulit dan ditulis sekitar tahun 100 seb. Mas. Dari seluruh Perjanjian Lama (kecuali Kitab Ester) ada sisanya, tapi sayanglah biasanya hanya potongan-potongan kecil saja. Tetapi ada satu naskah lengkap (hanya ujungnya rusak sedikit) yang memuat seluruh Kitab Yeyasa (tandanya 1 QIsa: artinya: diketemukan di Qumram (Q) dalam gua pertama (1) dan memuat Nabi Yesaya (Is) dan ada naskah Kitab Yes. pertama (a). Disamping itu diketemukan naskah (gulungan) Kitab Yesaya lain, tetapi naskah ini sangat rusak dan tidak lengkap (tandanya: 1QIsb). Masih ada naskah lain (hampir lengkap) yang memuat suatu tafsir Kitab nabi Habakuk. Tafsir itu juga memuat biasanya teksnya nabi itu yang diberikan tafsir (tanda naskah ini: 1QpHab: p=peser, artinya: tafsir). Ada sisa-sisa juga dari naskah-naskah lain yang memuat tafsir beberapa kitab lain lagi, seperti tafsir Kitab Mikha, Kitab Sefanya, Kitab Nahum. Tetapi semua sangat rusak dan ber-keping-keping. Para ahli masih terus sibuk mengumpulkan semua sisa-sisa dan mencoba memulihkan seluruh naskah. Pekerjaan raksasa itu masih makan banyak waktu dan kiranya tidak akan berhasil seluruhnya.
- Naskah-naskah Kitab Suci Perjanjian Baru (Yunani). Jumlah naskah Perjanjian Baru adalah amat banyak sekali. Naskah ini sering kali hanya memuat sebagian dari Perjanjian Baru, tetapi ada juga yang memuat (hampir) seluruh Perjanjian Baru. Semua naskah Perjanjian Baru berupa bodeks dan tidak ada satupun berupa gulungan. Namun bentuk itu mungkin bentuk naskah aseli (yang ditulis oleh pengarang suci).Berdasarkan huruf yang dipakai naskah-naskah Perjanjian Baru dibedakan dua golongan' yaitu "mayusculi" (atau; unciales) dan "minusculi". Mayusculi ialah naskah yang menggunakan huruf besar (miring sedikit) dan minusculi ialah naskah yang menggunakan huruf kecil (miring). Naskah-naskah tertua ditulis dengan huruf besar dan baru kemudian dari itu orang mulai menggunakan huruf kecil juga.Berdasarkan bahan (kertas) yang dipakai diperbedakan naskah papirus (yang ditulis atas papirus) dan naskah perkamen (yang menggunakan kulit binatang yang dijadikan perkamen).Disamping naskah yang memuat Kitab Suci (atau salah satu kitab) seluruhnya ada juga naskah-naskah yang memuat hanya bagian-bagian dari Perjanjian Baru yang dibacakan dalam Ibadah Gereja. Naskah-naskah itu disebut "lectionaria" (lectio=bacaan).Jumlah naskah Perjanjian Baru yang terpelihara ialah sebagai berikut:
Naskah (atau bagian-bagian) papirus berjumlah 76; naskah mayusculi berjumlah 250; naskah minusculi berjumlah 1646 dan lectionaria berjumlah 1987. Dan jumlah itu masih terus bertambah dengan menyelidiki perpustakaan tua di Eropa dan Rusia (dan lain-lain tempat di Timur Dekat). Tidak semua naskah itu sama pentingnya. Sebab banyak (terutama minusculi) terlalu muda dan ternyata salinan dari naskah lain yang masih tersedia. Kalau demikian tentu saja hanya "naskah induk" perlu diperhatikan. Para ahli berusaha untuk menetapkan naskah-naskah manakah berasal (adalah salinan) dari naskah mana. Kalau hubungan itu diketemukan, maka naskah-naskah itu digolongkan menjadi "keluarga" naskah. Aatinya: semua naskah ini berasal dari satu naskah-induk. Adakalanya (sering) naskah-induk itu tidak ada lagi, tetapi dengan jalan lain dapat ditetapkan, bahwa naskah-naskah tertentu berasal dari satu naskah-induk. Maka naskah-naskah sedemikian itu tentu juga satu "keluarga".Supaya naskah-naskah mudah dapat ditunjuk, maka diberi tanda khusus. Naskah mayusculi ditunjuk dengan huruf (Besar) dari abjad Latin, abjad Yunani (tentu saja pabila bentuk huruf adalah berbeda) dan abjad Hibrani. Tetapi Jumlah huruf tidak mencukupi. Maka naskah-naskah lain diberi tanda: 01, 02. 03 dan seterusnya. Naskah-naskah minusculi ditunjuk dengan angka Arab: 1. 2, 3, 4, dan seterusnya. Naskah papirus ditunjuk dengan huruf P (pi Yunani) yang diberi angka Arab sedikit keatas. Misalnya: P46, P50, dan seterusnya.Baiklah kiranya disini didaftarkan naskah-naskah yang terpenting dan yang tertua.P52 ini ada sisa kecil dari naskah papirus dan tertua dari semua naskah Perjanjian Baru. Ia berupa sepotong papirus kecil sekali dan memuat hanya Yoh. 18, 31-33. 37-38. Naskah ini ditulis pada permulaan abad II Mas. dan mungkin berasal dari Mesir. Sekarang disimpan dalam Perpustakaan Yohn Ryland di Mankhester, Inggris. Karena itu disebut juga: Papirus (P52) Ryland.P64 inipun hanya sisa kecil dari naskah papirus yang memuat sebagian dari Mat 26. Ditulis pada akhir abad II (th. 100-200) Mas. dan disimpan dalam perpustakaan Magdalen College, Oxford. Karenanya disebut Papirus Magdalen Greek 18. P45, P46, P47, adalah 126 halaman dari tiga naskah papirus. P45 memuat kepingan dari keempat Injil dan kisah Rasul-rasul; P46 memuat surat-surat Paulus; dan P47 memuat Wahyu Yoh 6-17. P45 dan P46 berasal (kiranya) dari permulaan abad III (th. 200-300) Mas. dan P47 berasal dari akhir abad III Mas. Semua naskah ini disebut: Khester Beatty Papyri. Disebut begitu karena diketemukan oleh orang yang bernama demikian.Dalam perpustakaan seorang yang bernama Bodmer dikota Geneva (Swiss) tersimpan beberapa (bagian) naskah papirus. P66 (papyrus Bodmer II) memuat (hampir) seluruh injil karangan Yohanes dan ditulis sebelum tahun 200 Mas.; P72 (papyrus Bodmer VII, VIII) memuat surat Yudas dan kedua surat Petrus. Diduga, bahwa ditulis dalam abad III Mas.: P75 (papyrus Bodmer XIV, XV) memuat bagian terbesar dari injil karangan Yohanes dan injil karangan Lukas. Naskah ini ditulis pada akhir abad II (lk. 190) Mas.; P74 (papyrus Bodmer XVII) memuat separuhnya dari kisah Rasul-rasul dan beberapa bagian dari surat Yakobus, Petrus dan Yohanes. Naskah ini ditulis dalam abad VI/VII (lk. tahun 500-600) Mas.
Naskah-naskah Mayusculi/Unciales yang terpenting ialah :
B(Vaticanus) tersimpan dalam perpustakaan Vatikan. Kodeks ini memuat seluruh Perjanjian Lama (Terjemahan Yunani) dan bagian terbesar dari Perjanjian Baru. Ia berasal dari Mesir (Iskandria) dan ditulis pada permulaan abad IV (sekitar tahun 310). Oleh karena tintanya sudah amat pudar, maka sekitar tahun 1000 naskah ini ditulis kembali oleh seorang yang juga memasukkan perubahan- perubahan kecil.
SSinaiticus (bertanda huruf alef Hibrani) diketemukan oleh von Tiskhendorf dalam tahun 1859 dalam suatu Biara (Catharina) digunung Sinai. Dibawa ke Rusia, tetapi dalam tahun 1933 dijual kepada British Musium di London. Naskah ini memuat hampir seluruh Perjanjian Lama (Yunani) dan seluruh Perjanjian Baru. Ditulis di Mesir atau Palestina sekitar tahun 350 Mas.
A(Alexandrinus) dahulu tersimpan dalam perpustakaan Batrik Iskandria, tetapi sekarang dalam British Museum, London. Naskah ini kiranya ditulis di Mesir dalam abad ke V Mas. (tahun 400-500). Termuat didalamnya seluruh Perjanjian Baru, tetapi sebagian dari injil Mateus dan Yohanes hilang dan juga sebagian dari 2Kor.
C(Codex Ephraem Syri rescriptus). Keistimewaan naskah ini ialah: teks (Kitab Suci) pernah dihapus, lalu diatasnya ditulis risalat-risalat karangan Ephraem orang Siriah. Tetapi kemudian sebagian dari teks Kitab Suci berhasil ditampilkan kembali. Naskah ini sekarang tersimpan dalam perpustakaan nasional di Paris, Prancis. Naskah ini memuat sedikit dari Perjanjian Lama dan separuh dari Perjanjian Baru.
DAda tanda yang menunjukkan dua naskah; yang satu dahulu dimiliki oleh seorang sahabat Kalvinus yang bernama Theodorus Beza. Karenanya disebut "Codex Bezae". Kedua naskah tersebut memuat disamping teks Yunani juga terjemahan Latinnya.
Naskah yang satu (Codex Bezae Cantabrigiensis, karena tersimpan dalam perpustakaan di Cambridge) memuat keempat Injil dan Kisah Rasul-rasul. Naskah ini dibuat dalam abad VI (tahun 500-600). Naskah yang lain (Codex Claromontanus, karena dahulu tersimpan dalam perpustakaan biara Clermont) memuat surat-surat Paulus. Naskah inipun ditulis dalam abad VI pula. Untuk membedakan naskah ini dengan yang tadi, maka diberi tanda Dp.Pada umumnya naskah-naskah "minusculi" kurang penting, tetapi ada diantaranya yang ada kepentingan yang cukup besar juga. Demikianpun halnya dengan "lectionaria".Adapun pentingnya naskah-naskah Kitab Suci, teristimewanya naskah Perjanjian Baru, letaknya dalam hal ini, bahwa dengan pertolongannya para ahli agak berhasil memulihkan kembali Kitab Suci sebagaimana ditulis oleh para pengarang suci. Masalah ini dibahas ditempat lain, yaitu sehubungan dengan TEKS Kitab Suci.
- Catatan: dialihaksarakan ke ejaan baru oleh SABDA
Bibliografi | |
Artikel ini diambil dari:. |