Sejarah Alkitab Indonesia

sejarah/ver ruyl.htm

Bagikan ke Facebook

Dari Sejarah Alkitab Indonesia

Langsung ke: navigasi, cari

Revisi per 06:13, 5 Mei 2011

Keterangan Tabel
Versi
Id
PL
PB
Porsi
Oleh
Organisasi
Bahasa
Ejaan
e-Text

Ruyl
-
-
-
Tahun 1629 (Mat); 1638 (Mar)
A.C. Ruyl
-
Melayu
-
-

Kutipan ayat:

Matius 6: 9-13 (Doa Bapa Kami)

Mat. 6: 9 "Bappa kita, jang berdudok kadalam surga: bermumin menjadi akan namma-mu.
Mat. 6: 10 Radjat-mu mendatang, kahendak-mu menjadi di atas bumi seperti di dalam surga.
Mat. 6: 11 Berila kita makannanku sedekala hari.
Mat. 6: 12 Makka ber-ampunla pada-kita doosa kita, seperti kita ber-ampun akan siapa ber-sala kapada kita.
Mat. 6: 13 D'jang-an hentar kita kapada setana seitan, tetapi muhoon-la kita dari pada iblis."

Matius 28: 18-20 (Amanat Agung)

Mat. 28: 18 Makka Jesus mampir dean'ja berkatta dang'ann'ja, daan katta: pada aku jadi memmeri segala kawassahan de dalam surga daan atas bumi.
Mat. 28: 19 Karna itu pergila meng'aid'jer segala manusea, bermandin'ja dalam namma Bappa, daan jang Anak, daan jang Ruah ulkadus, meng-aid'jer'ja pegang segala jang de passanku akan kamu.
Mat. 28: 20 Daan liatla, aku jadi kasertamu sedekala hari sampey ke sudahan dun'ja.

Dari: Sejarah Gereja Di Indonesia Pada Zaman V.O.C.

Contoh Houtman ini diikuti oleh seorang saudagar, yang namanya Ruyl. Ia menerjemahkan Injil Matius (1629) dan Injil Markus serta beberapa tulisan lainnya. Kemudian beberapa orang lain, baik pegawai-pegawai maupun pendeta-pendeta, mengusahakan terjemahan Alkitab.

[ Dr. Th. van den End, 2001, 220 ]


Dari: Alkitab di Tanah Hindia Belanda

Mungkin adalah berita baru bagi para pembaca bahwa terjemahan bagian Alkitab pertama dalam bahasa non-Eropa yang digunakan untuk penginjilan adalah Injil Matius dalam bahasa Melayu tingkat tinggi, yang terbit sekitar tahun 1629. Versi tersebut diterjemahkan oleh Albert Cornelisson Ruyl atau Ruil. Sayang sekali, tidak ada sumber-sumber yang menceritakan tentang penerjemah tersebut. Namun ada kemungkinan bahwa dia adalah pegawai United East India Company pada waktu itu. Kitab tersebut diterbitkan oleh Jan Jacobsz Palenstsyn, di Enckhuysen, berisi Injil dalam bahasa Belanda dan bahasa Melayu yang diletakkan sejajar/berdampingan. Kolom sebelah kiri adalah Injil dalam bahasa Belanda yang ditulis dengan huruf hitam, sedangkan di sebelah kanan adalah Injil dalam bahasa Melayu yang ditulis dengan huruf roman.

[ Rev. R Kilgour, D.D., 171 ]


Dari: Matius Terjemahan Ruyl

Ruyl selesai menerjemahkan Injil Matius pada tahun 1612, berarti hanya satu tahun setelah Alkitab bahasa Inggris the King James Version diterbitkan. Terjemahan ini kemudian dicetak oleh Jan Jacobiz Palenstein di Enkhuizen, Belanda pada tahun 1629. Terbitan ini merupakan terbitan dwibahasa (diglot), jadi pada satu sisi dicetak teks bahasa Melayu dan didampingi oleh teks paralelnya dalam bahasa Belanda pada sisi yang lain.

Terjemahan Ruyl berikutnya adalah Buku Markus yang diterbitkan bersama Buku Matius pada tahun 1638, juga dalam bentuk dwibahasa Belanda dan Melayu.

[ Dr. Daud H. Soesilo, Ph.D, 2001, 46-47 ]


Dari: Alkitab Yang Bungkam Dalam Bahasa Nusantara

Sementara itu, seorang pedagang bernama Albert Cornelisz Ruyl berlayar dari Belanda ke Indonesia pada tahun 1600. Ia menyadari bahwa Alkitab perlu dibaca oleh putra-putri Nusantara. Bahkan ia membujuk rekan-rekan sekerjanya sampai mereka rela membayar semua ongkos penerbitan untuk proyek terjemahannya itu. Pada tahun 1612 Ruyl sudah selesai mengalihbahasakan seluruh Kitab Injil Matius ke dalam bahasa Melayu. Tetapi baru tujuh belas tahun kemudian, hasil karyanya itu dicetak.

Hanya sebagian saja dari Alkitab yang sempat diterjemahkan oleh A. C. Ruyl, pedagang Belanda tadi. Lagi pula, bahasa Melayu yang dipakainya itu sangat jelek. Misalnya, ia belum mengerti perbedaan antara "kita" dengan "kami."

[ Grace W. McGavran, 1989, 13 ]


Dari: Alkitab: Di Bumi Indonesia

Pada tahun 1612 Ruyl sudah mengerjakan Kitab Injil Matius. Hasil karyanya itu baru diterbitkan 17 tahun kemudian. Menurut catatan Lembaga Alkitab Inggris dan Luar Negeri, "Edisi ini mungkin sekali menandakan pertama kali dalam sejarah bahwa sebuah kitab dari Alkitab diterjemahkan dan dicetak dalam sebuah bahasa yang bukan bahasa Eropa, khusus sebagai alat pengabaran Injil."

Ruyl juga menterjemahkan Kitab Injil Markus, yang dicetak di Belanda pada tahun 1638.

[ H.L. Cermat, 18 ]


Dari: Persebaran Firman Di Sepanjang Zaman

Untuk dapat mengenal keadaan sekarang, perlu sekali diadakan tinjauan masa lampau untuk melihat bagaimana Alkitab digunakan sejak Injil Matius diterjemahkan ke dalam bahasa Melayu tahun 1629 hingga terjemahan lengkap Alkitab dalam bahasa Indonesia sekarang. Dapat dicatat, terjemahan pertama tersebut dikerjakan oleh seorang pedagang (onder-koopman) bernama A.C. Ruyl dan lambat laun diusahakan oleh gereja (abad ke-17-18), sampai zaman pemerintahan Inggris di bawah Letnan Gubernur Jenderal Thomas Stamford Raffles yang menaruh perhatian kepada terjemahan Alkitab.

[ P.D. Latuihamallo, 1994, 14 ]


Dari: Terdjemahan Kitab Sutji di Indonesia

Baru sadja orang Belanda sampai di Indonesia, Kitab Sutji mulai diterdjemahkan dalam bahasa Melaju, bahasa kebudajaan dimasa itu. Dalam tahun 1612 diterbitkan indjil Mateus dan tahun 1638 indjil Markus, dalam bahasa Melaju pakai tulisan arab. Terdjemahan itu dikerdjakan oleh seorang pegawai Kompeni Belanda jakni Cornelis Ruyll.


Referensi:

  1. End, Dr. Th. van den. 2001. Harta Dalam Bejana: Sejarah Gereja Ringkas. PT. BPK Gunung Mulia, Jakarta. Halaman 220.
  2. Kilgour, Rev. R, D.D. Alkitab di Tanah Hindia Belanda. Halaman 171-176.
  3. Soesilo, Dr. Daud H., Ph.D. 2001. Mengenal Alkitab Anda. Lembaga Alkitab Indonesia, Jakarta. Halaman 46-48.
  4. McGavran, Grace W. 1989. Alkitab di Seluruh Dunia: 48 Kisah Nyata. Lembaga Literatur Baptis, Bandung. Halaman 11-16.
  5. Cermat, H.L. Alkitab: Dari Mana Datangnya?. Lembaga Literatur Baptis, Bandung. Halaman 17-23.
  6. Latuihamallo, P.D. 1994. Persebaran Firman Di Sepanjang Zaman. Lembaga Alkitab Indonesia dan PT BPK Gunung Mulia. Halaman 14-15.
  7. 1967. Judul belum diketahui, tapi kami menyebutnya sebagai buku hijau. Halaman 1-4.