Dari Sejarah Alkitab Indonesia
(←Membuat halaman berisi '{{Kanan|{{Pengantar dan Garis Besar Kitab}}|{{Pendahuluan Kitab-kitab dalam Alkitab}}|{{Perjanjian Baru}}}} Penulis dari surat ini tidak menyebut mengenai dirinya namun ...')
Revisi selanjutnya →
Revisi per 02:38, 16 Mei 2011
Penulis dari surat ini tidak menyebut mengenai dirinya namun kebanyakan orang percaya bahwa ia adalah Yohanes, rasul yang dikasihiNya (Yohanes 13:23), anak Zebedeus (Markus 1:19).
Salah satu tujuan dari surat ini adalah agar kita dipenuhi dengan sukacita (I Yohanes 1:4). Tema utama penulis di sini adalah Firman karena ia mengatakan bahwa dengan matanya sendiri ia telah memandang atau melihat firman hidup dan barangsiapa berkata: Aku mengenal Dia, tetapi ia tidak menuruti perintahNya ia adalah seorang pendusta dan di dalamnya tidak ada kebenaran. Tetapi barangsiapa menuruti firmanNya, di dalam orang itu sungguh sudah sempurna kasih Allah; dengan itulah kita ketahui, bahwa kita ada di dalam Dia (I Yohanes 1:1; 2:4-5).
Banyak orang yang mengaku diri Kristen terus mengejar semua yang ada di dalam dunia, yaitu keinginan daging (pemuasan keinginan daging) dan keinginan mata (keinginan hal-hal material) serta keangkuhan hidup (popularitas sia-sia), bukanlah berasal dari Bapa, melainkan dari dunia (I Yohanes 2:16).
Tema yang kedua mengingatkan kita bahwa kasih adalah ciri yang membedakan seorang Kristen. Perkataan kasih muncul lebih dari 40 kali dalam lima fasal yang singkat dalam surat ini. Kasih Allah yang mendiami kita menyebabkan terjadinya perubahan yang luar biasa dalam kehidupan orang-orang Kristen. Kasih itu menyebabkan muncul kerinduan untuk hidup dalam ketaatan penuh kepada Allah sebagaimana dinyatakan dalam FirmanNya dan sikap yang menyerupai Kristus terhadap orang lain di dalam situasi apapun. Ujian untuk dapat mengenal kasih Allah adalah dengan memelihara firmanNya.
Hal yang ketiga adalah bahwa surat ini ditulis agar supaya kita dapat mengenal pentingnya kekudusan yaitu supaya setiap orang yang menaruh pengharapan itu kepadaNya, menyucikan diri sama seperti Dia yang adalah suci (I Yohanes 3:3). Setiap orang yang menaruh pengharapan itu kepadaNya, menyucikan diri sama seperti Dia yang adalah suci (I Yohanes 3:3).
Keempat, surat ini mengingatkan kita tentang ajaran palsu yang bertujuan merusak kesetiaan kita kepada Kristus dengan menyesatkan mereka yang tidak mengenal firmanNya. Tema yang kelima adalah tentang bagaimana mengetahui bahwa kamu memiliki hidup yang kekal (I Yohanes 5:13-20).
Tema yang keenam dari I Yohanes menjelaskan tentang jaminan doa yang terkabul. Kita dijanjikan: Dan inilah keberanian percaya kita kepadaNya, yaitu bahwa Ia mengabulkan doa kita, jikalau kita meminta sesuatu kepadaNya menurut kehendakNya. Dan jikalau kita tahu, bahwa Ia mengabulkan apa saja yang kita minta, maka kita juga tahu, bahwa kita telah memperoleh segala sesuatu yang telah kita minta kepadaNya. (I Yohanes 5:14-15).
Jaminan keselamatan terlihat dalam banyak ayat di mana ditegaskan bahwa orang percaya itu dapat mengetahui keselamatan itu (I Yohanes 2:3,5,29; 3:14,16,19,24; 4:13,16; 5:15,18-20).
Akhirnya Yohanes mengemukakan peringatan agar waspada terhadap segala berhala (I Yohanes 5:21) -- dari segala sesuatu yang merampas tempat yang seharusnya ditempati oleh Tuhan yakni hati kita.
Bibliografi | |
Artikel ini diambil dari: |