Dari Sejarah Alkitab Indonesia
(←Membuat halaman berisi '{{:Sejarah Penerjemahan Alkitab dalam Bahasa Melayu/Indonesia}} '''J. Terjemahan Alkitab dalam Masa Peralihan''' Sementara itu Indonesia, dan kemudian Malaysia menjadi n...')
Revisi selanjutnya →
Revisi per 08:25, 29 April 2011
"Tak kenal maka tak sayang!" demikian kata orang. Hal ini juga berlaku dengan terjemahan Alkitab dalam bahasa Melayu / Indonesia. Banyak orang menduga yang disebut Terjemahan Lama adalah terjemahan yang paling lama dan tertua, sedang Terjemahan Baru adalah terjemahan mutakhir dan yang paling baru. Kedua anggapan itu keliru. Marilah kita mempelajari selayang pandang sejarah penerjemahan Alkitab dalam bahasa Melayu/Indonesia agar kita makin mengenal dan menyayangi terjemahan Alkitab yang kita miliki.
- Matius Terjemahan Ruyl
- Perjanjian Baru Terjemahan Brouwerious
- Alkitab Terjemahan Leijdecker
- Revisi Terjemahan Leijdecker
- Perjanjian Baru Terjemahan Klinkert
- Alkitab Terjemahan Klinkert
- Alkitab Terjemahan Shellabear
- Perjanjian Baru Bahasa Melayu Baba
- Perjanjian Baru Terjemahan Bode
- Terjemahan Alkitab dalam Masa Peralihan
- Perjanjian Baru Terjemahan Gereja Roma Katolik
- Alkitab Terjemahan Baru
- Alkitab Terjemahan Dinamis/Fungsional
- Parafrasa
- Kesimpulan
Bibliografi | |
Artikel ini diambil dari: |
J. Terjemahan Alkitab dalam Masa Peralihan
Sementara itu Indonesia, dan kemudian Malaysia menjadi negara merdeka yang berdaulat. Dengan kemerdekaan dari kekuasaan pemerintahan kolonial, lahirlah bahasa-bahasa nasional, bahasa Indonesia dan bahasa Malaysia. Perkembangan bahasa-bahasa nasional yang pesat ini membuat terjemahan Alkitab yang lama semakin jauh tertinggal. Perubahan situasi politik, sosial, budaya dan keagamaan menurut terjemahan Alkitab yang lebih memadai, yaitu lebih sesuai dengan keadaan yang baru. Sebagai contoh, sebelum kemerdekaan kata "jajahan" berarti "daerah, wilayah" ("...Betlehem, di jajahan Tudea" - Luk. 2:4 Bode/TL), tetapi sekarang "jajahan" mempunyai konotasi negatif "negara yang dijajah oleh penjajah". Perbedaan pemakaian istilah di Indonesia dan di Malaysia juga perlu dipertimbangkan, contohnya "Karena dengan percuma kamu dapat, berikanlah juga dengan percuma" - Mat. 10:8 Bode/TL. Dalam bahasa Malaysia "percuma" sama artinya dengan "cuma-cuma" dalam bahasa Indonesia; sedang dalam bahasa kata "percuma" artinya "sia-sia, tidak berguna". Jadi, ayat tersebut dalam terjemahan Bode masih dimengerti di Malaysia, tetapi di Indonesia justru menimbulkan salah pengertian yang fatal.
Terjemahan yang baru jelas dibutuhkan, hal itu tidak dapat ditawar. Tetapi sementara terjemahan yang baru diusahakan, bagaimanakah kebutuhan alkitab umat Kristiani yang hidup di negara yang baru merdeka itu dapat dipenuhi? Untuk memenuhi kebutuhan sementara, Lembaga Alkitab Indonesia memutuskan untuk menerbitkan terbitan darurat, yaitu gabungan Perjanjian Lama Klinkert (1879) dan Perjanjian Baru Bode (1938). Alkitab yang dicetak pada tahun 1958 inilah yang sekarang dikenal sebagai Terjemahan Lama. Jadi sebenarnya Terjemahan Lama ini bukanlah terjemahan yang paling lama, paling tua atau paling asli, sebab baik Perjanjian Lama Klinkert (1879) maupun Perjanjian Baru Bode (1938) sudah merupakan usaha perbaikan/revisi yang kesekian kalinya.
Untuk keterangan selengkapnya, silahkan membaca lampiran surat pengantar pada Alkitab Bahasa Indonesia (Terjemahan Lama) terbitan tahun 1958 dalam ejaan aslinya:
"Salam sedjahtera. Dengan perasaan sjukur kepada Tuhan, kami menjampaikan kepada Saudara sebuah Alkitab jang berisikan Perdjandjian Lama dan Perdjandjian Baharoe bersama-sama. Sajang sekali Perdjandjian Lama terbitan ini masih terdjemahan dahulu jaitu oleh Dr. H.C. Klinkert pada tahun 1879, dan Perdjandjian Baharu terdjemahan Ds. W.A. Bode, tahun 1938; dan bahagian ini sampai sekarang diterbitkan dalam dua buku oleh karena bahasa jang satu berbeda lebih dari 50 tahun dari pada jang lain. Apakah sebabnja sekarang Alkitab diterbitkan dalam bentuk sedemikian ini ? Alasan jang terutama ialah karena dewasa ini banjak orang sangat rindu memiliki Alkitab seluruhnja, jang memuat baik Perdjandjian Lama jang lazim dipergunakan ialah Perdjandjian Lama terdjemahan Klinkert dan Perdjandjian Baharu Bode, maka untuk memenuhi permintaan banjak orang itu, diterbitkan Alkitab dalam bentuk ini. Alasan jang kedua ialah karena terdjemahan Alkitab dalam Bahasa Indonesia "modern" itu belum selesai. Seperti maklum, sedjak tahun 1952 suatu Komisi Penterdjemahan telah mulai menterdjemahkan seluruh Alkitab kedalam Bahasa Indonesia sekarang. Pekerdjaan ini memerlukan waktu kira-kira sepuluh tahun. Mengingat akan alasan-alasan tersebut diatas ini, maka terpaksalah kami menerbitkan Alkitab dalam bentuk jang kurang lazim ini. tidak perlu kami uraikan pandjang lebar disini, bahwa penerbitan Alkitab ini bersifat darurat. Walaupun demikian kami menaruh harap dengan penerbitan ini dapatlah dipenuhi kerinduan mereka jang memerlukan terbitan Alkitab, jang memuat bahagian itu bersama-sama. Edjaan dalam terbitan ini telah disesuaikan dengan edjaan jang lazim sekarang. Kami berharap semoga dengan pertolongan Tuhan pada waktuNja kami akan menerbitkan pula seluruh Alkitab jang diterjemahkan dalam Bahasa Indonesia jang lebih baik dan sempurna. Achirnya kami berdoa kiranja perdjalanan Alkitab dalam bentuk ini djuga akan diberkati oleh Tuhan. Bapa kita dalam Jesus Kristus, serta akan senantiasa diiringi oleh Roh Kudus. LEMBAGA ALKITAB INDONESIA."