Sejarah Alkitab Indonesia

Sejarah Penerjemahan Alkitab dalam Bahasa Melayu/Indonesia

Bagikan ke Facebook

Dari Sejarah Alkitab Indonesia

Langsung ke: navigasi, cari
Sejarah (Bicara | kontrib)
(←Membuat halaman berisi '{{:Sejarah Penerjemahan Alkitab dalam Bahasa Melayu/Indonesia}} '''L. Alkitab Terjemahan Baru''' Proyek penerjemahan Terjemahan Baru bahasa Indonesia ini dimulai oleh Le...')
Revisi selanjutnya →

Revisi per 08:28, 29 April 2011

Mengenal Alkitab Anda
Sejarah Alkitab di Indonesia



"Tak kenal maka tak sayang!" demikian kata orang. Hal ini juga berlaku dengan terjemahan Alkitab dalam bahasa Melayu / Indonesia. Banyak orang menduga yang disebut Terjemahan Lama adalah terjemahan yang paling lama dan tertua, sedang Terjemahan Baru adalah terjemahan mutakhir dan yang paling baru. Kedua anggapan itu keliru. Marilah kita mempelajari selayang pandang sejarah penerjemahan Alkitab dalam bahasa Melayu/Indonesia agar kita makin mengenal dan menyayangi terjemahan Alkitab yang kita miliki.


Bibliografi
Artikel ini diambil dari:
Soesilo, Dr. Daud H., Ph.D. 2001. Mengenal Alkitab Anda. Lembaga Alkitab Indonesia, Jakarta.
kembali ke atas

L. Alkitab Terjemahan Baru

Proyek penerjemahan Terjemahan Baru bahasa Indonesia ini dimulai oleh Lembaga Alkitab Belanda (NBG) pada tahun 1952, karena sebelum proklamasi kemerdekaan Indonesia kegiatan-kegiatan penerjemahan dan penyebaran Alkitab di Indonesia ditangani oleh Lembaga Alkitab Belanda dan Inggris. Dengan berdirinya Lembaga Alkitab Indonesia yang mandiri pada tanggal 9 Pebruari 1954, maka tanggung jawab proyek ini diserahkan kepada LAI pada tahun 1959.

Panitia penerjemahannya terdiri dari tenaga-tenaga ahli berasal dari Belanda, Swiss dan Indonesia (dari unsur Tapanuli, Jawa, Minahasa, dan Timor). Mula-mula yang menjadi ketua penerjemahan (1952-1959) adalah Dr. J.L. Swellengrebel. Beliau sudah bertugas di pulau bali sejak tahun 1939 sebagai tenaga ahli Lembaga Alkitab Belanda (NBG). Dr. Swellengrebel juga menyusun 2 jilid sejarah terjemahan Alkitab di Indonesia yang diberi judul In Leijdeckers Voetspoor (1974, 1978). Kemudian tanggung jawab sebagai ketua panitia penerjemahan dilanjutkan oleh putra Indonesia Dr. J.L. Abineno (1962-selesai). Yang pernah menjadi anggota panitia penerjemahan ini antara lain Drs. C.D. Grijns, P.S. Naipospos, Dr. Chr.F. Barth, E.I. Soekarso, Dr. R. Soedarmo, M.H. Simanungkalit, O.E.Ch. Woewoengan, Dr. Liem Khiem Yang, J.P.Siboroetorop, Dr. A. de Kuiper, beserta J. Koper dan Drs. Rikin-Bijleveld.

Edisi percobaan karya panitia ini diterbitkan secara bertahan mulai tahun 1959. Akhirnya setelah dua kali tertunda, proyek penerjemahan ini diselesaikan pada tahun 1970 dan Perjanjian Barunya diterbitkan pada tahun 1971, Perjanjian Lamanya pada tahun 1974. Seperti telah disebutkan di atas, mendekati tahap penyelesaian proyek penerjemahan ini, kerjasama yang ekumenis antara Gereja-gereja kristiani Protestan dan Gereja Roma Katolik terwujud melalui jalur penerjemahan Alkitab. Sejak Konsultasi Pimpinan Gereja-gereja yang diselenggarakan oleh LAI di Cipayung pada tahun 1968, Gereja Roma Katolik mereka sendiri dan akan menggunakan alkitab terbitan LAI sebagai Alkitab resmi mereka. Jadi, inilah Alkitab bahasa Indonesia yang pertama dipakai oleh semua umat Kristiani di Nusantara. Hal ini berlaku juga dengan terjemahan-terjemahan Alkitab sesudah terjemahan Baru, baik dalam bahasa Indonesia maupun dalam bahasa-bahasa daerah.

Berikut ini "Doa Bapa Kami" dalam Terjemahan Baru :

(11)

"Bapa kami jang disorga,
dikuduskanlah namaMu,
datanglah KeradjaanMu,
djadilah kehendakMu
dibumi seperti sidorga.
Berilah kami pada hari ini makanan kami jang secukupnja
dan ampunilah kami akan kesalahan kami,
seperti kami djuga mengampuni orang jag bersalah kepada kami;
dan djangan membawa kami kedalam pentjobaan,
tetapi lepaskanlah kami dari pada jang djahat."


(Injil Matius - Alkitab "Terjemahan Baru", LAI 1971, 1974 - ejaan lama).