Dari Sejarah Alkitab Indonesia
Baris 1: | Baris 1: | ||
- | {{kanan|{{Mengenal Alkitab Anda}}|{{ | + | {{kanan|{{Mengenal Alkitab Anda}}|{{Sejarah Alkitab di Indonesia}}}} |
Bahasa Melayu/Indonesia merupakan bahasa resmi di Indonesia, Singapura, Brunei dan Malaysia. Karena itu kita akan mengulas Lembaga-lembaga Alkitab yang melayani kebutuhan Alkitab di ke-4 negara tersebut, yakni Lembaga Alkitab Indonesia, Lembaga Alkitab Singapura dan Brunei, serta Lembaga Alkitab Malaysia. | Bahasa Melayu/Indonesia merupakan bahasa resmi di Indonesia, Singapura, Brunei dan Malaysia. Karena itu kita akan mengulas Lembaga-lembaga Alkitab yang melayani kebutuhan Alkitab di ke-4 negara tersebut, yakni Lembaga Alkitab Indonesia, Lembaga Alkitab Singapura dan Brunei, serta Lembaga Alkitab Malaysia. | ||
- | + | ==Lembaga Alkitab Indonesia== | |
- | + | ===Sebelum Berdirinya LAI=== | |
- | + | ||
Menurut sumber yang dapat dipercaya, sebenarnya pada tanggal 4 Juni 1814 telah didirikan satu Lembaga Alkitab di Batavia (sekarang Jakarta) di bawah pimpinan Gubernur Jendral Thomas Stamford Raffles. Lembaga Alkitab ini merupakan cabang pembantu dari Lembaga Alkitab Inggris (BFBS) dan dinamakan Lembaga Alkitab Jawa. Pada tahun 1816 ketika pendudukan Inggris digantikan pendudukan Belanda, Lembaga Alkitab ini diganti namanya menjadi Lembaga Alkitab Hindia Belanda (Nederlands Oost-Indisch Bijbelgenootschap) atau dikenal juga dengan sebutan Lembaga Alkitab Batavia (Bataviaas Bijbelgenootschap). Tetapi tidak banyak yang diketahui mengenai kegiatan Lembaga Alkitab tersebut. Yang kita ketahui bahwa sebelum berdirinya LAI, penyebaran Alkitab atau bagian-bagiannya di Indonesia dilakukan oleh dua Lembaga Alkitab tertua di dunia, yaitu Lembaga Alkitab Inggris (The British and Foreign Bible Society) dan Lembaga Alkitab Belanda (Het Nederlands Bijbel Genootschap). Sampai dengan tahun 1937, Lembaga Alkitab Belanda menyebarkan Alkitab melalui perwakilannya (agen) di Bandung, sedang Lembaga Alkitab Inggris menyebarkan Alkitab melalui perwakilannya di Manila yang mempunyai cabang perwakilan (sub-agen) untuk Jawa-Bali juga di Bandung. Pada tanggal 1 Januari 1938, kedua keagenan itu dipersatukan dan berkedudukan di Burgemeester Kuhrweg 7 (sekarang Jalan Purnawarman), Bandung.Karena berkecamuknya Perang Dunia II sejak tahun 1939, maka pada tanggal 11 November 1940, keagenan alkitab tersebut dialihkan ke tangan orang Indonesia. Yang diangkat menjadi agen adalah seorang Sarjana Hukum, Mr. G.P. Khouw, yang berkedudukan di Nylandweg 56 (sekarang Jalan Cipaganti), Bandung. Sementara itu penyebaran Alkitab di saat-saat yang sulit itu berjalan terus melalui depot-depot Alkitab yang tersebar luas di Indonesia dan melalui perseorangan.Pada tahun 1945, keagenan Alkitab itu diserahkan kepada Lembaga Alkitab Belanda, dan agennya, Mr. G.P. Khouw dipindahkan ke Makassar. Baru setelah pengakuan dunia internasional atas kedaulatan Indonesia, keagenan Alkitab dipindahkan ke Jakarta pada tahun 1950 dan berkedudukan di Jalan Teuku Umar 34. <br /> | Menurut sumber yang dapat dipercaya, sebenarnya pada tanggal 4 Juni 1814 telah didirikan satu Lembaga Alkitab di Batavia (sekarang Jakarta) di bawah pimpinan Gubernur Jendral Thomas Stamford Raffles. Lembaga Alkitab ini merupakan cabang pembantu dari Lembaga Alkitab Inggris (BFBS) dan dinamakan Lembaga Alkitab Jawa. Pada tahun 1816 ketika pendudukan Inggris digantikan pendudukan Belanda, Lembaga Alkitab ini diganti namanya menjadi Lembaga Alkitab Hindia Belanda (Nederlands Oost-Indisch Bijbelgenootschap) atau dikenal juga dengan sebutan Lembaga Alkitab Batavia (Bataviaas Bijbelgenootschap). Tetapi tidak banyak yang diketahui mengenai kegiatan Lembaga Alkitab tersebut. Yang kita ketahui bahwa sebelum berdirinya LAI, penyebaran Alkitab atau bagian-bagiannya di Indonesia dilakukan oleh dua Lembaga Alkitab tertua di dunia, yaitu Lembaga Alkitab Inggris (The British and Foreign Bible Society) dan Lembaga Alkitab Belanda (Het Nederlands Bijbel Genootschap). Sampai dengan tahun 1937, Lembaga Alkitab Belanda menyebarkan Alkitab melalui perwakilannya (agen) di Bandung, sedang Lembaga Alkitab Inggris menyebarkan Alkitab melalui perwakilannya di Manila yang mempunyai cabang perwakilan (sub-agen) untuk Jawa-Bali juga di Bandung. Pada tanggal 1 Januari 1938, kedua keagenan itu dipersatukan dan berkedudukan di Burgemeester Kuhrweg 7 (sekarang Jalan Purnawarman), Bandung.Karena berkecamuknya Perang Dunia II sejak tahun 1939, maka pada tanggal 11 November 1940, keagenan alkitab tersebut dialihkan ke tangan orang Indonesia. Yang diangkat menjadi agen adalah seorang Sarjana Hukum, Mr. G.P. Khouw, yang berkedudukan di Nylandweg 56 (sekarang Jalan Cipaganti), Bandung. Sementara itu penyebaran Alkitab di saat-saat yang sulit itu berjalan terus melalui depot-depot Alkitab yang tersebar luas di Indonesia dan melalui perseorangan.Pada tahun 1945, keagenan Alkitab itu diserahkan kepada Lembaga Alkitab Belanda, dan agennya, Mr. G.P. Khouw dipindahkan ke Makassar. Baru setelah pengakuan dunia internasional atas kedaulatan Indonesia, keagenan Alkitab dipindahkan ke Jakarta pada tahun 1950 dan berkedudukan di Jalan Teuku Umar 34. <br /> | ||
- | + | ===Berdirinya LAI=== | |
Pada tahun 1950, yaitu pada tahun yang sama Republik Indonesia diterima menjadi anggota Perserikatan Bangsa-Bangsa, beberapa tokoh-tokoh Kristiani terkemuka mulai memprakarsai berdirinya Lembaga Alkitab Indonesia. Sejalan dengan aspirasi kemerdekaan bangsa dan negara, timbullah keinginan untuk berdiri di atas kaki sendiri dan bertanggung jawab penuh atas lembaga gerejawi dan pengadaan serta penyebaran Alkitab.Walaupun berdirinya Lembaga Alkitab nasional yang mandiri telah diusahakan sejak tahun 1951, tetapi realisasinya baru pada tanggal 9 Februari 1954 yaitu pada waktu penandatanganan Akta Notaris pendirian Lembaga Alkitab Indonesia sebagai badan hukum yang absah di hadapan Notaris Elisa Pondaag. Akta Notaris yang bernomor 101 tersebut mencatat nama-nama mereka yang menghadap Notaris dan susunan pengurus LAI yang pertama. Yang menghadap adalah: | Pada tahun 1950, yaitu pada tahun yang sama Republik Indonesia diterima menjadi anggota Perserikatan Bangsa-Bangsa, beberapa tokoh-tokoh Kristiani terkemuka mulai memprakarsai berdirinya Lembaga Alkitab Indonesia. Sejalan dengan aspirasi kemerdekaan bangsa dan negara, timbullah keinginan untuk berdiri di atas kaki sendiri dan bertanggung jawab penuh atas lembaga gerejawi dan pengadaan serta penyebaran Alkitab.Walaupun berdirinya Lembaga Alkitab nasional yang mandiri telah diusahakan sejak tahun 1951, tetapi realisasinya baru pada tanggal 9 Februari 1954 yaitu pada waktu penandatanganan Akta Notaris pendirian Lembaga Alkitab Indonesia sebagai badan hukum yang absah di hadapan Notaris Elisa Pondaag. Akta Notaris yang bernomor 101 tersebut mencatat nama-nama mereka yang menghadap Notaris dan susunan pengurus LAI yang pertama. Yang menghadap adalah: | ||
* Dr. Todung Sutan Gunung Mulia | * Dr. Todung Sutan Gunung Mulia | ||
Baris 32: | Baris 31: | ||
Sementara itu pada tahun 1952, Lembaga Alkitab Indonesia diterima sebagai anggota madia (associate member) dari Persekutuan Lembaga-lembaga Alkitab Sedunia (United Bible Societies) pada persidangannya di Octacamund, India; dan diterima menjadi anggota penuh (full member) pada persidangan Persekutuan Lembaga-lembaga Alkitab Sedunia di Eastbourne, Inggris, pada tahun 1954.Yang pernah bertugas sebagai Sekretaris Umum LAI adalah: G.P. Khouw, S.H.; Ph. J. Sigar, S.H.; Pdt. W.J. Rumambi; Pdt. Chr. A. Kiting; dan sejak tahun 1988 Drs. Supardan, MA.<br /> | Sementara itu pada tahun 1952, Lembaga Alkitab Indonesia diterima sebagai anggota madia (associate member) dari Persekutuan Lembaga-lembaga Alkitab Sedunia (United Bible Societies) pada persidangannya di Octacamund, India; dan diterima menjadi anggota penuh (full member) pada persidangan Persekutuan Lembaga-lembaga Alkitab Sedunia di Eastbourne, Inggris, pada tahun 1954.Yang pernah bertugas sebagai Sekretaris Umum LAI adalah: G.P. Khouw, S.H.; Ph. J. Sigar, S.H.; Pdt. W.J. Rumambi; Pdt. Chr. A. Kiting; dan sejak tahun 1988 Drs. Supardan, MA.<br /> | ||
- | + | ===Tugas LAI=== | |
Lembaga Alkitab Indonesia (LAI) bukanlah organisasi gereja, tetapi keberadaannya untuk membantu semua gereja dan golongan Kristiani dalam upaya pengadaan Kitab Suci. LAI bertugas untuk menerjemahkan, menerbitkan dan menyebarkan Alkitab maupun bagian-bagiannya dalam bahasa Indonesia dan bahasa-bahasa daerah. Dalam penerbitan LAI tidak mengandung catatan atau tafsiran doktriner suatu gereja atau golongan Kristiani tertentu. Dan selalu diusahakan agar penerbitan LAI dalam bahasa yang mudah dimengerti dan disebarkan dengan harga yang mudah dijangkau oleh khalayak ramai.Untuk melaksanakan tugas-tugas tersebut, LAI membagi tugas kerja dalam 7 departemen: Departemen Penerjemahan, Departemen Produksi dan Percetakan, Departemen Penyebaran, Departemen Keuangan, Departemen Gereja dan Masyarakat, Departemen Penelitian dan Pengembangan, serta Departemen Administrasi Umum dan Sumber Daya Manusia. Semua Departemen berkantor di Jln. Salemba Raya 12, Jakarta. Kecuali Departemen Penerjemahan yang berkedudukan di Jln. Jendral A. Yani 90, Bogor; dan Departemen Produksi dan Percetakan yang berlokasi di Percetakan LAI Ciluar, Bogor - percetakan ini mulai beroperasi pada tahun 1966. Dapat ditambahkan bahwa Panitia Aksi Sabda sudah berhasil menyelesaikan pelaksanaan pembangunan sebuah Percetakan LAI yang baru di Nanggewer dan sekarang sudah beroperasi, dengan lokasi yang lebih luas untuk menampung mesin-mesin dan peralatan-peralatan percetakan yang lebih memadai.Dalam pelaksanaan tugasnya LAI ditunjang oleh cabang-cabangnya di berbagai wilayah di Indonesia, yaitu di Medan, Makassar, Manado, dan Jayapura. Dan dalam bidang penyebaran telah dijalin kerja sama dengan empat penyalur utama yaitu Toko Buku Yayasan Immanuel, PT Gapura Mitra Sejati, PT BPK Gunung Mulia, PT Muliapurna Jayaterbit, dan Toko Buku Yayasan Kalam Hidup.Menurut laporan tahunan terakhir, dalam tahun anggaran 1998-1999 telah disebarkan 3.392.221 unit Alkitab, Testamen (Perjanjian Baru saja, atau Perjanjian Lama saja) maupun bagian-bagiannya dalam bahasa Indonesia dan bahasa-bahasa daerah di Indonesia - dengan perincian sebagai berikut: | Lembaga Alkitab Indonesia (LAI) bukanlah organisasi gereja, tetapi keberadaannya untuk membantu semua gereja dan golongan Kristiani dalam upaya pengadaan Kitab Suci. LAI bertugas untuk menerjemahkan, menerbitkan dan menyebarkan Alkitab maupun bagian-bagiannya dalam bahasa Indonesia dan bahasa-bahasa daerah. Dalam penerbitan LAI tidak mengandung catatan atau tafsiran doktriner suatu gereja atau golongan Kristiani tertentu. Dan selalu diusahakan agar penerbitan LAI dalam bahasa yang mudah dimengerti dan disebarkan dengan harga yang mudah dijangkau oleh khalayak ramai.Untuk melaksanakan tugas-tugas tersebut, LAI membagi tugas kerja dalam 7 departemen: Departemen Penerjemahan, Departemen Produksi dan Percetakan, Departemen Penyebaran, Departemen Keuangan, Departemen Gereja dan Masyarakat, Departemen Penelitian dan Pengembangan, serta Departemen Administrasi Umum dan Sumber Daya Manusia. Semua Departemen berkantor di Jln. Salemba Raya 12, Jakarta. Kecuali Departemen Penerjemahan yang berkedudukan di Jln. Jendral A. Yani 90, Bogor; dan Departemen Produksi dan Percetakan yang berlokasi di Percetakan LAI Ciluar, Bogor - percetakan ini mulai beroperasi pada tahun 1966. Dapat ditambahkan bahwa Panitia Aksi Sabda sudah berhasil menyelesaikan pelaksanaan pembangunan sebuah Percetakan LAI yang baru di Nanggewer dan sekarang sudah beroperasi, dengan lokasi yang lebih luas untuk menampung mesin-mesin dan peralatan-peralatan percetakan yang lebih memadai.Dalam pelaksanaan tugasnya LAI ditunjang oleh cabang-cabangnya di berbagai wilayah di Indonesia, yaitu di Medan, Makassar, Manado, dan Jayapura. Dan dalam bidang penyebaran telah dijalin kerja sama dengan empat penyalur utama yaitu Toko Buku Yayasan Immanuel, PT Gapura Mitra Sejati, PT BPK Gunung Mulia, PT Muliapurna Jayaterbit, dan Toko Buku Yayasan Kalam Hidup.Menurut laporan tahunan terakhir, dalam tahun anggaran 1998-1999 telah disebarkan 3.392.221 unit Alkitab, Testamen (Perjanjian Baru saja, atau Perjanjian Lama saja) maupun bagian-bagiannya dalam bahasa Indonesia dan bahasa-bahasa daerah di Indonesia - dengan perincian sebagai berikut: | ||
Baris 55: | Baris 54: | ||
|} | |} | ||
- | + | ==Lembaga Alkitab Singapura dan Brunei== | |
- | Sebelum berdirinya Lembaga Alkitab di Singapura, kegiatan penyebaran Alkitab di sana diawali oleh seorang misionaris Gereja Presbyterian Inggris yang bernama Pdt. J.A.B. Cook. Setelah bertugas di kalangan penduduk berbahasa Tionghoa di Singapura selama 2 tahun, maka pada tahun 1833 Pdt. Cook menghubungi Lembaga Alkitab Glasgow guna memperoleh bantuan untuk pengadaan Alkitab bahasa Tionghoa. Pada tahun 1837 Mr. & Mrs. Edward Squire membantu pendirian Cabang Lembaga Alkitab Inggris (BFBS) di Singapura. Kemudian pada tahun 1857, Miss Sophia Cooke bersama beberapa ibu mendirikan Ladies'Bible and Tract Society (LBTS). Pada tahun 1870 LBTS menjadi bagian dari Cabang Lembaga Alkitab Inggris di Singapura dan memulai program penerjemahan Alkitab ke dalam bahasa Melayu. Akhirnya pada tahun 1880 Mr. John Haffenden ditetapkan sebagai petugas perwakilan BFBS di Singapura dan Malaya.Atas prakarsa Lembaga Alkitab Skotlandia (National Bible of Scotland) dan Lembaga Alkitab Inggris (BFBS), pada tahun 1948 didirikan Lembaga Alkitab di Malaya (The Bible Societies in Malaya) berkedudukan di Singapura. Setelah kemerdekaan Malaysia pada tahun 1956, nama Lembaga Alkitab itu diubah menjadi Lembaga-lembaga Alkitab di Malaysia (The Bible Societies in Malaysia).Pada tahun 1965 - saat Singapura memisahkan diri dari negara persekutuan Malaysia - diangkatlah Pdt. Peter Hsieh seorang warga negara Singapura yang pertama untuk menjabat Sekretaris Umum Lembaga Alkitab ini. Lalu pada tahun 1971 Lembaga Alkitab ini diubah lagi namanya menjadi Lembaga Alkitab Singapura, Malaysia dan Brunei (The Bible Society of Singapore, Malaysia and Brunei).Lembaga Alkitab Singapura, Malaysia dan Brunei menyelesaikan bangunan perkantorannya yang dinamakan "Bible House" pada tahun 1974. Bangunan ini bertingkat 6 dan terletak di Armenian Street, Singapura. Pada tahun 1980 Alkitab bahasa Tionghoa Sehari-hari (Today's Chinese Version) menjadi produk cetakan dalam negeri yang pertama dari Lembaga Alkitab ini.Tahun 1985 merupakan tahun yang penting dari Lembaga Alkitab yang berkantor di Singapura ini. Karena sejak tahun itulah Lembaga Alkitab yang anggota penuh Persekutuan Lembaga-lembaga Alkitab Sedunia (UBS) ini menjadi Lembaga Alkitab yang mandiri dalam hal dana, dengan kata lain mereka tidak memerlukan lagi subsidi UBS. Pada tahun yang sama nama Lembaga Alkitab ini diubah lagi menjadi Lembaga Alkitab Singapura dan Brunei (The Bible Society of Singapore and Brunei), karena Lembaga Alkitab Malaysia menjadi Lembaga Alkitab tersendiri.Setelah Pdt. Peter Hsieh, yang pernah menjadi Sekretaris Umum Lembaga Alkitab ini adalah Pdt. Andrew Ong, Pdt. Alan Ang, Pejabat Sementara Sekretaris Umum Miss Peggy Yeo, dan Prof. Dr. Lee Soo Ann. | + | Sebelum berdirinya Lembaga Alkitab di Singapura, kegiatan penyebaran Alkitab di sana diawali oleh seorang misionaris Gereja Presbyterian Inggris yang bernama Pdt. J.A.B. Cook. Setelah bertugas di kalangan penduduk berbahasa Tionghoa di Singapura selama 2 tahun, maka pada tahun 1833 Pdt. Cook menghubungi Lembaga Alkitab Glasgow guna memperoleh bantuan untuk pengadaan Alkitab bahasa Tionghoa. Pada tahun 1837 Mr. & Mrs. Edward Squire membantu pendirian Cabang Lembaga Alkitab Inggris (BFBS) di Singapura. Kemudian pada tahun 1857, Miss Sophia Cooke bersama beberapa ibu mendirikan Ladies'Bible and Tract Society (LBTS). Pada tahun 1870 LBTS menjadi bagian dari Cabang Lembaga Alkitab Inggris di Singapura dan memulai program penerjemahan Alkitab ke dalam bahasa Melayu. Akhirnya pada tahun 1880 Mr. John Haffenden ditetapkan sebagai petugas perwakilan BFBS di Singapura dan Malaya.Atas prakarsa Lembaga Alkitab Skotlandia (National Bible of Scotland) dan Lembaga Alkitab Inggris (BFBS), pada tahun 1948 didirikan Lembaga Alkitab di Malaya (The Bible Societies in Malaya) berkedudukan di Singapura. Setelah kemerdekaan Malaysia pada tahun 1956, nama Lembaga Alkitab itu diubah menjadi Lembaga-lembaga Alkitab di Malaysia (The Bible Societies in Malaysia).Pada tahun 1965 - saat Singapura memisahkan diri dari negara persekutuan Malaysia - diangkatlah Pdt. Peter Hsieh seorang warga negara Singapura yang pertama untuk menjabat Sekretaris Umum Lembaga Alkitab ini. Lalu pada tahun 1971 Lembaga Alkitab ini diubah lagi namanya menjadi Lembaga Alkitab Singapura, Malaysia dan Brunei (The Bible Society of Singapore, Malaysia and Brunei).Lembaga Alkitab Singapura, Malaysia dan Brunei menyelesaikan bangunan perkantorannya yang dinamakan "Bible House" pada tahun 1974. Bangunan ini bertingkat 6 dan terletak di Armenian Street, Singapura. Pada tahun 1980 Alkitab bahasa Tionghoa Sehari-hari (Today's Chinese Version) menjadi produk cetakan dalam negeri yang pertama dari Lembaga Alkitab ini.Tahun 1985 merupakan tahun yang penting dari Lembaga Alkitab yang berkantor di Singapura ini. Karena sejak tahun itulah Lembaga Alkitab yang anggota penuh Persekutuan Lembaga-lembaga Alkitab Sedunia (UBS) ini menjadi Lembaga Alkitab yang mandiri dalam hal dana, dengan kata lain mereka tidak memerlukan lagi subsidi UBS. Pada tahun yang sama nama Lembaga Alkitab ini diubah lagi menjadi Lembaga Alkitab Singapura dan Brunei (The Bible Society of Singapore and Brunei), karena Lembaga Alkitab Malaysia menjadi Lembaga Alkitab tersendiri.Setelah Pdt. Peter Hsieh, yang pernah menjadi Sekretaris Umum Lembaga Alkitab ini adalah Pdt. Andrew Ong, Pdt. Alan Ang, Pejabat Sementara Sekretaris Umum Miss Peggy Yeo, dan Prof. Dr. Lee Soo Ann. |
- | + | ===Lembaga Alkitab Malaysia=== | |
Sebelum berdirinya Lembaga Alkitab di Malaysia, program penerjemahan, penerbitan dan penyebaran Alkitab di Malaysia dilayani oleh Lembaga Alkitab Singapura, Malaysia dan Brunei yang berkedudukan di Singapura.Pertemuan awal untuk membahas pembentukan Lembaga Alkitab di Malaysia dilaksanakan di Gereja Lutheran di Petaling Jaya pada tanggal 24 Januari 1983. Yang hadir dalam pertemuan ini adalah pimpinan gereja-gereja di Malaysia, Dr. B. George dari Lembaga Alkitab di Singapura bersama Ketua Badan Pengurus dan Sekretaris Umum Lembaga Alkitab tersebut, dan dari pihak Persekutuan Lembaga-lembaga Alkitab Sedunia (UBS) hadir Pdt. Chan-Young Choi, Sekretaris kawasan Asia-Pasifik.Pada pertemuan itu dipilih suatu panitia persiapan pembentukan Lembaga Alkitab di Malaysia dengan personalia sebagai berikut: | Sebelum berdirinya Lembaga Alkitab di Malaysia, program penerjemahan, penerbitan dan penyebaran Alkitab di Malaysia dilayani oleh Lembaga Alkitab Singapura, Malaysia dan Brunei yang berkedudukan di Singapura.Pertemuan awal untuk membahas pembentukan Lembaga Alkitab di Malaysia dilaksanakan di Gereja Lutheran di Petaling Jaya pada tanggal 24 Januari 1983. Yang hadir dalam pertemuan ini adalah pimpinan gereja-gereja di Malaysia, Dr. B. George dari Lembaga Alkitab di Singapura bersama Ketua Badan Pengurus dan Sekretaris Umum Lembaga Alkitab tersebut, dan dari pihak Persekutuan Lembaga-lembaga Alkitab Sedunia (UBS) hadir Pdt. Chan-Young Choi, Sekretaris kawasan Asia-Pasifik.Pada pertemuan itu dipilih suatu panitia persiapan pembentukan Lembaga Alkitab di Malaysia dengan personalia sebagai berikut: | ||
{| | {| |
Revisi per 14:52, 13 Juni 2011
Bahasa Melayu/Indonesia merupakan bahasa resmi di Indonesia, Singapura, Brunei dan Malaysia. Karena itu kita akan mengulas Lembaga-lembaga Alkitab yang melayani kebutuhan Alkitab di ke-4 negara tersebut, yakni Lembaga Alkitab Indonesia, Lembaga Alkitab Singapura dan Brunei, serta Lembaga Alkitab Malaysia.
Daftar isi |
Lembaga Alkitab Indonesia
Sebelum Berdirinya LAI
Menurut sumber yang dapat dipercaya, sebenarnya pada tanggal 4 Juni 1814 telah didirikan satu Lembaga Alkitab di Batavia (sekarang Jakarta) di bawah pimpinan Gubernur Jendral Thomas Stamford Raffles. Lembaga Alkitab ini merupakan cabang pembantu dari Lembaga Alkitab Inggris (BFBS) dan dinamakan Lembaga Alkitab Jawa. Pada tahun 1816 ketika pendudukan Inggris digantikan pendudukan Belanda, Lembaga Alkitab ini diganti namanya menjadi Lembaga Alkitab Hindia Belanda (Nederlands Oost-Indisch Bijbelgenootschap) atau dikenal juga dengan sebutan Lembaga Alkitab Batavia (Bataviaas Bijbelgenootschap). Tetapi tidak banyak yang diketahui mengenai kegiatan Lembaga Alkitab tersebut. Yang kita ketahui bahwa sebelum berdirinya LAI, penyebaran Alkitab atau bagian-bagiannya di Indonesia dilakukan oleh dua Lembaga Alkitab tertua di dunia, yaitu Lembaga Alkitab Inggris (The British and Foreign Bible Society) dan Lembaga Alkitab Belanda (Het Nederlands Bijbel Genootschap). Sampai dengan tahun 1937, Lembaga Alkitab Belanda menyebarkan Alkitab melalui perwakilannya (agen) di Bandung, sedang Lembaga Alkitab Inggris menyebarkan Alkitab melalui perwakilannya di Manila yang mempunyai cabang perwakilan (sub-agen) untuk Jawa-Bali juga di Bandung. Pada tanggal 1 Januari 1938, kedua keagenan itu dipersatukan dan berkedudukan di Burgemeester Kuhrweg 7 (sekarang Jalan Purnawarman), Bandung.Karena berkecamuknya Perang Dunia II sejak tahun 1939, maka pada tanggal 11 November 1940, keagenan alkitab tersebut dialihkan ke tangan orang Indonesia. Yang diangkat menjadi agen adalah seorang Sarjana Hukum, Mr. G.P. Khouw, yang berkedudukan di Nylandweg 56 (sekarang Jalan Cipaganti), Bandung. Sementara itu penyebaran Alkitab di saat-saat yang sulit itu berjalan terus melalui depot-depot Alkitab yang tersebar luas di Indonesia dan melalui perseorangan.Pada tahun 1945, keagenan Alkitab itu diserahkan kepada Lembaga Alkitab Belanda, dan agennya, Mr. G.P. Khouw dipindahkan ke Makassar. Baru setelah pengakuan dunia internasional atas kedaulatan Indonesia, keagenan Alkitab dipindahkan ke Jakarta pada tahun 1950 dan berkedudukan di Jalan Teuku Umar 34.
Berdirinya LAI
Pada tahun 1950, yaitu pada tahun yang sama Republik Indonesia diterima menjadi anggota Perserikatan Bangsa-Bangsa, beberapa tokoh-tokoh Kristiani terkemuka mulai memprakarsai berdirinya Lembaga Alkitab Indonesia. Sejalan dengan aspirasi kemerdekaan bangsa dan negara, timbullah keinginan untuk berdiri di atas kaki sendiri dan bertanggung jawab penuh atas lembaga gerejawi dan pengadaan serta penyebaran Alkitab.Walaupun berdirinya Lembaga Alkitab nasional yang mandiri telah diusahakan sejak tahun 1951, tetapi realisasinya baru pada tanggal 9 Februari 1954 yaitu pada waktu penandatanganan Akta Notaris pendirian Lembaga Alkitab Indonesia sebagai badan hukum yang absah di hadapan Notaris Elisa Pondaag. Akta Notaris yang bernomor 101 tersebut mencatat nama-nama mereka yang menghadap Notaris dan susunan pengurus LAI yang pertama. Yang menghadap adalah:
- Dr. Todung Sutan Gunung Mulia
- Ds. Raden Saptojo Judokusumo
- Willem Albert Experius Zacharias Makaliwi-yang bertindak sebagai kuasa dari Mr. Giok Pwee Khouw (dengan surat kuasa bermeterai).
Adapun susunan Badan Pengurus Yayasan LAI yang pertama adalah:
Ketua | : | Dr. Todung Sutan Gunung Mulia |
Wakil Ketua | : | Elvianus Katoppo |
Panitera/Bendahara | : | Mr. Giok Pwee Khouw |
Anggota Biasa | : | Ny. Tjitjih Leimena Ds. Petrus Dominggus Latuihamallo Ds. Mas Komarlin Tjakraatmadja Ds. Pouw Ie Gan Ds. Raden Saptojo Judokusumo |
Sementara itu pada tahun 1952, Lembaga Alkitab Indonesia diterima sebagai anggota madia (associate member) dari Persekutuan Lembaga-lembaga Alkitab Sedunia (United Bible Societies) pada persidangannya di Octacamund, India; dan diterima menjadi anggota penuh (full member) pada persidangan Persekutuan Lembaga-lembaga Alkitab Sedunia di Eastbourne, Inggris, pada tahun 1954.Yang pernah bertugas sebagai Sekretaris Umum LAI adalah: G.P. Khouw, S.H.; Ph. J. Sigar, S.H.; Pdt. W.J. Rumambi; Pdt. Chr. A. Kiting; dan sejak tahun 1988 Drs. Supardan, MA.
Tugas LAI
Lembaga Alkitab Indonesia (LAI) bukanlah organisasi gereja, tetapi keberadaannya untuk membantu semua gereja dan golongan Kristiani dalam upaya pengadaan Kitab Suci. LAI bertugas untuk menerjemahkan, menerbitkan dan menyebarkan Alkitab maupun bagian-bagiannya dalam bahasa Indonesia dan bahasa-bahasa daerah. Dalam penerbitan LAI tidak mengandung catatan atau tafsiran doktriner suatu gereja atau golongan Kristiani tertentu. Dan selalu diusahakan agar penerbitan LAI dalam bahasa yang mudah dimengerti dan disebarkan dengan harga yang mudah dijangkau oleh khalayak ramai.Untuk melaksanakan tugas-tugas tersebut, LAI membagi tugas kerja dalam 7 departemen: Departemen Penerjemahan, Departemen Produksi dan Percetakan, Departemen Penyebaran, Departemen Keuangan, Departemen Gereja dan Masyarakat, Departemen Penelitian dan Pengembangan, serta Departemen Administrasi Umum dan Sumber Daya Manusia. Semua Departemen berkantor di Jln. Salemba Raya 12, Jakarta. Kecuali Departemen Penerjemahan yang berkedudukan di Jln. Jendral A. Yani 90, Bogor; dan Departemen Produksi dan Percetakan yang berlokasi di Percetakan LAI Ciluar, Bogor - percetakan ini mulai beroperasi pada tahun 1966. Dapat ditambahkan bahwa Panitia Aksi Sabda sudah berhasil menyelesaikan pelaksanaan pembangunan sebuah Percetakan LAI yang baru di Nanggewer dan sekarang sudah beroperasi, dengan lokasi yang lebih luas untuk menampung mesin-mesin dan peralatan-peralatan percetakan yang lebih memadai.Dalam pelaksanaan tugasnya LAI ditunjang oleh cabang-cabangnya di berbagai wilayah di Indonesia, yaitu di Medan, Makassar, Manado, dan Jayapura. Dan dalam bidang penyebaran telah dijalin kerja sama dengan empat penyalur utama yaitu Toko Buku Yayasan Immanuel, PT Gapura Mitra Sejati, PT BPK Gunung Mulia, PT Muliapurna Jayaterbit, dan Toko Buku Yayasan Kalam Hidup.Menurut laporan tahunan terakhir, dalam tahun anggaran 1998-1999 telah disebarkan 3.392.221 unit Alkitab, Testamen (Perjanjian Baru saja, atau Perjanjian Lama saja) maupun bagian-bagiannya dalam bahasa Indonesia dan bahasa-bahasa daerah di Indonesia - dengan perincian sebagai berikut:
698.076 | Alkitab |
794.312 | Testamen |
169.450 | Porsion/Bagian Alkitab |
296.265 | Porsion Pembaca Baru Alkitab |
1.363.497 | Petikan Alkitab |
70.621 | Petikan Pembaca Baru Alkitab |
Lembaga Alkitab Singapura dan Brunei
Sebelum berdirinya Lembaga Alkitab di Singapura, kegiatan penyebaran Alkitab di sana diawali oleh seorang misionaris Gereja Presbyterian Inggris yang bernama Pdt. J.A.B. Cook. Setelah bertugas di kalangan penduduk berbahasa Tionghoa di Singapura selama 2 tahun, maka pada tahun 1833 Pdt. Cook menghubungi Lembaga Alkitab Glasgow guna memperoleh bantuan untuk pengadaan Alkitab bahasa Tionghoa. Pada tahun 1837 Mr. & Mrs. Edward Squire membantu pendirian Cabang Lembaga Alkitab Inggris (BFBS) di Singapura. Kemudian pada tahun 1857, Miss Sophia Cooke bersama beberapa ibu mendirikan Ladies'Bible and Tract Society (LBTS). Pada tahun 1870 LBTS menjadi bagian dari Cabang Lembaga Alkitab Inggris di Singapura dan memulai program penerjemahan Alkitab ke dalam bahasa Melayu. Akhirnya pada tahun 1880 Mr. John Haffenden ditetapkan sebagai petugas perwakilan BFBS di Singapura dan Malaya.Atas prakarsa Lembaga Alkitab Skotlandia (National Bible of Scotland) dan Lembaga Alkitab Inggris (BFBS), pada tahun 1948 didirikan Lembaga Alkitab di Malaya (The Bible Societies in Malaya) berkedudukan di Singapura. Setelah kemerdekaan Malaysia pada tahun 1956, nama Lembaga Alkitab itu diubah menjadi Lembaga-lembaga Alkitab di Malaysia (The Bible Societies in Malaysia).Pada tahun 1965 - saat Singapura memisahkan diri dari negara persekutuan Malaysia - diangkatlah Pdt. Peter Hsieh seorang warga negara Singapura yang pertama untuk menjabat Sekretaris Umum Lembaga Alkitab ini. Lalu pada tahun 1971 Lembaga Alkitab ini diubah lagi namanya menjadi Lembaga Alkitab Singapura, Malaysia dan Brunei (The Bible Society of Singapore, Malaysia and Brunei).Lembaga Alkitab Singapura, Malaysia dan Brunei menyelesaikan bangunan perkantorannya yang dinamakan "Bible House" pada tahun 1974. Bangunan ini bertingkat 6 dan terletak di Armenian Street, Singapura. Pada tahun 1980 Alkitab bahasa Tionghoa Sehari-hari (Today's Chinese Version) menjadi produk cetakan dalam negeri yang pertama dari Lembaga Alkitab ini.Tahun 1985 merupakan tahun yang penting dari Lembaga Alkitab yang berkantor di Singapura ini. Karena sejak tahun itulah Lembaga Alkitab yang anggota penuh Persekutuan Lembaga-lembaga Alkitab Sedunia (UBS) ini menjadi Lembaga Alkitab yang mandiri dalam hal dana, dengan kata lain mereka tidak memerlukan lagi subsidi UBS. Pada tahun yang sama nama Lembaga Alkitab ini diubah lagi menjadi Lembaga Alkitab Singapura dan Brunei (The Bible Society of Singapore and Brunei), karena Lembaga Alkitab Malaysia menjadi Lembaga Alkitab tersendiri.Setelah Pdt. Peter Hsieh, yang pernah menjadi Sekretaris Umum Lembaga Alkitab ini adalah Pdt. Andrew Ong, Pdt. Alan Ang, Pejabat Sementara Sekretaris Umum Miss Peggy Yeo, dan Prof. Dr. Lee Soo Ann.
Lembaga Alkitab Malaysia
Sebelum berdirinya Lembaga Alkitab di Malaysia, program penerjemahan, penerbitan dan penyebaran Alkitab di Malaysia dilayani oleh Lembaga Alkitab Singapura, Malaysia dan Brunei yang berkedudukan di Singapura.Pertemuan awal untuk membahas pembentukan Lembaga Alkitab di Malaysia dilaksanakan di Gereja Lutheran di Petaling Jaya pada tanggal 24 Januari 1983. Yang hadir dalam pertemuan ini adalah pimpinan gereja-gereja di Malaysia, Dr. B. George dari Lembaga Alkitab di Singapura bersama Ketua Badan Pengurus dan Sekretaris Umum Lembaga Alkitab tersebut, dan dari pihak Persekutuan Lembaga-lembaga Alkitab Sedunia (UBS) hadir Pdt. Chan-Young Choi, Sekretaris kawasan Asia-Pasifik.Pada pertemuan itu dipilih suatu panitia persiapan pembentukan Lembaga Alkitab di Malaysia dengan personalia sebagai berikut:
Penasihat | : | Dr. B. George |
Ketua | : | David Boler |
Sekretaris | : | Pdt. George Vergis |
Bendahara | : | Diong Chin San |
Lembaga Alkitab ini mendapat pengesahannya sebagai badan hukum pada tanggal 15 Oktober 1984 dengan nama Pertubuhan Bible Malaysia (The Bible Society of Malaysia). Pdt. George Vergis ditunjuk sebagai Pejabat Sementara Sekretaris Pelaksana sejak tanggal 1 Agustus 1985.Pada Sidang Tahunan pertama yang diadakan di Petaling Jaya, 8 Maret 1986, Ketua Badan Pengurus memperkenalkan Pdt. Ezra Loke Cheng Wah sebagai Sekretaris Pelaksana (Executive Secretary) Pertubuhan Bible Malaysia sejak tanggal 12 Februari 1986.Pada tanggal 1 November 1986, Pertubuhan Bible Malaysia diterima dalam lingkungan Persekutuan Lembaga-lembaga Alkitab Sedunia (UBS) sebagai "national office", dan saat ini sebagai anggota madia.Setelah mengontrak sekian lama, akhirnya berkat dukungan masyarakat Kristiani Malaysia, Pertubuhan Bible Malaysia berhasil membeli bangunannya sendiri. Gedung yang bertingkat 3 ini terletak di Nomor 2, Jalan SS 20/10, Damansara Kim, 47400 Petaling Jaya, Selangor Darul Ehsan, dan cukup luas untuk perkantoran, showroom, gudang, dan ruang konferensi. Ibadat Pengucapan Syukur atas gedung yang baru ini dilaksanakan pada tanggal 11 Maret 1989 dan dipimpin oleh Bishop Dr. Denis C. Dutton.Sejak berdirinya Pertubuhan Bible Malaysia, telah diterbitkan Alkitab lengkap bahasa Malaysia, bahasa Iban dan bahasa Dusun, serta diselesaikan penerjemahan dan penerbitan Alkitab yang dipersingkat (Shorter Bible) dalam bahasa Tagal, bahasa Kayan dan bahasa Rungus (Momogun).
Bibliografi | |
Artikel ini diambil dari: |