Sejarah Alkitab Indonesia

A Living Script Which Is Able to Change the World

Bagikan ke Facebook

Dari Sejarah Alkitab Indonesia

Langsung ke: navigasi, cari
Baris 124: Baris 124:
<br /><br /> *** References for this document *** <br /> [original] [ http://www.geocities.com/komselst3/bible_history.htm  http://www.geocities.com/komselst3/bible_history.htm ]
<br /><br /> *** References for this document *** <br /> [original] [ http://www.geocities.com/komselst3/bible_history.htm  http://www.geocities.com/komselst3/bible_history.htm ]
 +
{{DISPLAYTITLE:A Living Script Which Is Able to Change the World}}

Revisi per 11:05, 27 Juni 2011

Sejarah Alkitab di Indonesia
Sejarah Alkitab Daerah Indonesia
Sejarah Alkitab di Luar Indonesia
Biblika
Doktrin Alkitab
Pengantar dan Garis Besar Kitab
Studi Kata Alkitab



Daftar isi

Pendahuluan

Alkitab adalah sebuah kitab yang memiliki arti yang sangat dalam bagi umat Kristen dan seluruh umat di dunia. Secara eksplisit, penjualannya mencapai angka tertinggi dan selalu berada di pasaran, tanpa mengalami perubahan jaman. Alkitab juga merupakan buku yang paling banyak diterjemahkan, yaitu 2179 dialek dan bahasa. Secara implisit, Alkitab menjadi suatu pengtatar bagi para orang percaya dan perwujudan kasih Tuhan lewat tulisan.

Namun pada kenyataannya, Alkitab menghadapi tantangan yang tidak sedikit dan perkembangannya banyak mengalami hambatan. Selain itu dilema lain yang dihadapi Alkitab adalah banyaknya orang (yang ironisnya justru orang Kristen) yang tidak dapat menerima pesan dalam Alkitab, bahkan yang lebih parahnya lagi banyak orang meragukan keontetikannya.

Lewat makalah singkat ini, kami akan berusaha menyajikan sebaik mungkin mengenai serba-serbi Alkitab. Semoga makalah ini dapat menjadi berkat bagi kita semua.

Sejarah Alkitab

First Translation

Terjemahan pertama dari Alkitab merupakan versi oral dari Perjanjian Lama dalam bahasa Aramaic. Terjemahan bahasa Aramaic disebut Targum, yang datang dari bahasa Ibrani yang berarti terjemahan. Targum biasa dibuat untuk komunitas Yahudi kuno yang lebih banyak berbahasa Aramaic daripada Ibrani. Orang Yahudi yang hanya berbicara Aramaic tidak dapat mengerti Alkitab ketika dibacakan di Ibrani. Seorang penerjemah akan berdiri di samping pembaca di sinagoge dan menerjemahkannya untuk mereka. Mungkin sekitar tahun 100 SM, orang Yahudi menetapak terjemahan standar, yang merupakan Targum tertulis.

Orang Yahudi yang tinggal di Yunani juga membutuhkan terjemahan dari Alkitab. Para kaum terpelajar pertama-tama menerjemahkan Hukum Taurat sekitar tahun 250 SM. Menurut tradisi, 70 (atau 72) kaum terpelajar Yahudi yang bekerja di Alexandria, Mesir menerjemahkan seluruh Perjanjian Lama ke dalam bahasa Yunani sekitar pertengahan tahun 200 SM. Terjemahan ini dikenal dengan Septuaginta, yang diambil dari bahasa Latin berarti tujuh puluh.

Sebagian besar dari orang Kristen mula-mula berbicara bahasa Yunani, dan karena itu gereja mula-mula menggunakan septuaginta yang merupakan terjemahan Perjanjian Lama. Namun kebutuhan untuk terjemahan Alkitab lainnya meningkat saat pemeluk agama Nasrani menyebar ke Syria dan ke negara berbahasa Latin. Alkitab diterjemahkan dalam bahasa Syriac dan Latin sekitar tahun 100 M.

Sekitar tahun 383 M, St Jerome memulai revisi sebuah Alkitab Latin atas permintaan Pope St Damasus I. Untuk sumber Perjanjian Lamanya, Jerome menggunakan teks Ibrani dan Yunani dan terjemahan Latin. Untuk Perjanjian Baru, dia menggunakan teks Yunani dan terjemahan Latin. Dia menyelesaikannya sekitar tahun 405 M. Terjemahannya menjadi dasar dari sebuah versi yang dikenal sebagai Vulgate, kata dari bahasa latin yang berarti populer.

Terjemahan Inggris

Sejarah Alkitab yang terjadi di Inggris merupakan gerakan dari kepemilikan dan penggunaan oleh tubuh Kristus kepada yang bukan menjadi bagian dari mereka. Sejarah Alkitab juga merupakan saksi pembentukan bahasa Inggris dari campuran bahasa Perancis, Angloe-Norman dan Anglo Saxon. Walaupun agama Kristen mencapai Inggris pada abad ke-3, Alkitab masih dalam bahasa latin dan hampir hanya berada dalam kalangan kristiani sendiri selama ratusan tahun.

Antara abad 7 dan abad 14, Alkitab sudah mulai diterjemahkan dalam bahasa Inggris. Minat untuk menerjemahkan ke dalam bahasa Inggris berkembang pesat pada abad ke-14, dan tahun 1382 Alkitab bahasa Inggris pertama tampil dalam sebuah manuskrip. Alkitab ini merupakan hasil kerja Toko Gerakan Reformasi Inggris john Wycliffe, dimana tujuannya adalah memberikan Alkitab kepada setiap orang.

  1. Terjemahan Pada Era Reformasi Pada tahun
    1525 Tokoh Reformasi Inggris William Tyndale menerjemahkan Perjanjian baru dari terjemahan Yunani, dan salinannya dicetak di Jerman dan diedarkan di Inggris. Terjemahan Tyndale untuk Perjanjian Lama dari tulisan Ibrani hanya sebagian yang telah diselesaikan. Gaya terjemahannya juga berlanjut pada tahun 1611 (King James Version) dan juga dalam Revised Standard Version tahun 1946-1952.Pada tahun 1535 Tokoh Reformasi Inggris Miles Converdale menerbitkan sebuah Alkitab dalam bahasa Inggris yang diterjemahkan dari versi Latin dan versi Jerman untuk menambahkan versi Tyndale. Alkitab ini bukanlah alkitab Inggris pertama terlengkap yang pernah dicetak, namun tidak seperti pendahulunya alkitab ini merupakan hasil terjemahan yang diminta oleh Canterbury Convocation. Tak lama sesudah itu seorang tokoh reformasi Inggris bernama John Rogers membuat sebuah edisi revisi dari Tyndale's Bible, muncul pada tahun 1537 yang disebut Matthew's Bible.Tahun 1538 seorang berkebangsaan Inggris Richard Taverner mengusulkan adanya revisi yang lain. Pada saat yang sama, Thomas Cromwell memerintahkan Converdale untuk membuat alkitab yang baru dimana tampil dalam enam edisi antara tahun 1539 dan 1568. Alkitab ini disebut The Great Bible. Revisi akhirnya pada tahun 1568 dikerjakan oleh para bishop dari Gereja Anglikan yang dikenal sebagai The Bishop Bible. The Bishop Bible tidak hanya dirancang untuk menggantikan the Great Bible tapi juga merupakan suatu terjemahan untuk orang-orang non Kristen. Alkitab ini diproduksi di Jenewa yang disebut dengan The Geneva Bible. The Bishop Bible adalah alkitab resmi yang kedua.
  2. The Douay dan Versi Katolik Roma lainnya
    The Douay atau Douay Rheims Bible, diselesaikan pada 1582-1609, digunakan secara umum oleh Gereja Katolik Roma dalam negara yang menggunakan bahasa Inggris sebagai bahasa pengantar sampai sekitar tahun 1900, ketika saat itu Alkitab tersebut dipertimbangkan direvisi oleh Bishop Inggris Richard Challoner. The Douay Bible diterjemahkan dari bahasa latin., terutama oleh dua orang pengasingan Inggris di Perancis, William Allen dan Gregory Martin. Selama abad 19 dan 20, The Douay dan Challoner Bible ditempatkan dengan Alkitab terjemahan lain oleh gereja Katolik Roma. Di Amerika Serikat, satu yang paling banyak digunakan adalah New American Bible (1970), Alkitab bahaasa Inggris terlengkap pertama yang diterjemahkan dari bahasa Ibrani dan Yunani oleh Gereja Katolik Roma di Amerika Serikat.
  3. The King James Version dan Revisinya
    Tahun 1604 Raja James I menugaskan sebuah revisi yang baru untuk English Bible; yang diselesaikan tahun 1611. Mengikuti Tyndale's Bible, versi resmi ini diakui dengan keindahan dan kesederhanaan dalam gaya bahasanya. Beberapa tahun berikutnya, versi resmi ini mengalami beberapa revisi, yang terkenal di antaranya adalah the English Revised Version (1881-1885), the American Standard Version (1901), dan revisi dari American Standard Version ditangani oleh International Council of Religious Education, mewakili 40 denomasi Prostestan di AS dan Kanada. Versi ini dikenal dengan Revised Standard Version hadir tahun 1946-1952. Diterima dengan luas di kalangan Gereja Orthodox, Protestan, dan Gereja Katolik Roma. Selanjutnya the New Revised Standard Version (NRSV, 1989). The New King James Bible, dengan tata bahasa yang kontemporer dipublikasikan tahun 1982.
  4. Terjemahan Modern lainnya
    Pada paruh pertama abad ke-20, terdapat banyak terjemahan Alkitab, kebanyakan dilakukan per individu seperti: Weymouth (1903); Goodspeed dan Smith (1923-1927); Moffat (1924-1926); Phillips (1947)); dan lainnya. Kegiatan menerjemahkan ini bukanlah merupakan revisi dari versi Tyndale-King James-RSV. Yang penting diketahui diantaranya : the Jerusalem Bible, sebuah terjemahan Inggris dari hasil kerja France Dominicans; Today's English Version (1966-1976); The New English Bible (1946); The New International Bible (1973-1979); dan the Living Bible. Sebuah terjemahan baru, disponsori oleh Jewish Publication Society of America, dipublikasikan dalam tiga bagian tahun 1962, 1974 dan 1983, disebut dengan the New Jewish Version.

Bertambahnya terjemahan-terjemahan baru merupakan saksi dari perubahan bahasa, penemuan-penemuan baru, dan terutama keinginan untuk membaca dan mengerti isi Alkitab.

Keajaiban-keajaiban Alkitab

Tulisan atau karangan manusia sering memperlihatkan ketidakselarasan dan kontadiksi. Buku-buku yang penulisnya lebih dari satu orang biasanya akan memuat banyak ketidaksesuaian dalam hal falsafah, fakta, gaya ataupun gagasannya. Tidak jarang tulisan yang dibuat oleh satu orang pun akan memuat berbagai kontradiksi dalam hal maupun logika. Namun orang-orang yang telah mengabadikan dirinya untuk menyelidiki Alkitab secara terus menerus oleh keselarasan dan konsistensi pengajaran yang terdapat dalam Alkitab.

Josh Mcdowell, seorang apologis (pembela) ajaran Kristen yang terkenal, pernah diminta seseorang untuk menulis The Great Books of the Western World, tulisan-tulisan yang mengisahkan tentang tokoh-tokoh terkenal dunia Barat. Mcdowel malah balik meminta orang itu supaya menentukan 10 penulis dari latar belakang yang sama, kurun waktu yang sama, negara yang sama dan bahasa yang sama untuk membahas satu topik permasalahan yang sama. Apakah mereka semua akan sepaham? tanya Josh. Orang itu berkata, perguraukah Anda? Bukankah hal itu hanya akan menghasilkan ide-ide yang campur aduk? Keselarasan isi Alkitab yang menakjubkan dalam Alkitabpatut membuat kita percaya. Dari kitab Kejadian hingga kitab Wahyu, Alkitab terus-menerus memberitakan satu hal, yakni pembebasan manusia dari hutang dosanya melalui kematian yesus Kristus. Perjanjian Lama memberitakan pengharapan akan kedatangan-Nya, dan Perjanjian Baru menyampaikan penggenapan dari semua pengharapan yang dijanjikan dalam Perjanjian Lama.

Kalau saja Alkitab ditulis oleh satu orang dan dalam satu kurun waktu tertentu, bukan hal istimewa kalau isinya selaras dalam semua uraiannya. Namun renungkanlah kenyataan yang sebenarnya bahwa :

  • Alkitab ditulis oleh 40 orang berbeda
  • Alkitab ditulis dalam kurun waktu lebih dari 1600 tahun
  • Bahasa asli Alkitab terdiri dari tiga bahasa: Ibrani, Yunani dan Aram
  • Latar belakang para penulisnya pun bermacam-macam, ada nabi (Yeremia), imam (Zakharia), gembala (Amos), raja (Daud), pelayan (Nehemia), tabib (Lukas), pemungut cukai (Matius), dan orang Farisi (Paulus)
  • Alkitab ditulis di tiga benua: Asia, Afrika, dan Eropa
  • Jangka waktu antara penulisan Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru lebih dari 400 tahun.

Meskipun demikian, ternyata isi Alkitab tetap merupakan satu kesatuan yang selaras. Bagaikan cabang, akar, batang dan daun yang merupakan bagian dari satu pohon, bagian-bagian dalam Alkitab terjalin dalam satu kesatuan isi. Seluruhnya mengarah pada pemberitaan dan pengajaran tentang Yesus Kristus serta keselamatan yang dianugerahkan-Nya kepada manusia. Inilah buku dari segala buku. Alkitab adalah buku yang Anda dapat percayai.

Keaslian Isi Alkitab

Alkitab juga merupakan buku yang dapat dipercayai oleh karena isinya yang terjamin keasliannya. Memang tak satu pun dari naskah Alkitab yang ditulis oleh para penulis aslinya yang masih utuh sampai sekarang. Semuanya telah hilang atau rusak dimakan waktu yang berabad-abad. Hal ini memang sering menjadi sasaran serangan orang-orang yang mempersoalkan keaslian Alkitab. Namun, kita dapat meyakini bahwa Alkitab yang ada pada kita sekarang ini terjamin keaslian isinya. Karena Alkitab telah disalin dan diterjemahkan dari naskah yang sama dengan aslinya.

  1. Perjanjian Lama
    Kitab-kitab Perjanjian Lama yang asli, sebagian besar ditulis dalam bahasa Ibrani. Kitab-kitab ini disalin atas papyrus (irisan batang semacam tumbuhan ilalang yang diproses menjadi seperti kertas) atau perkamen (kuliat binatang yang dikerjakan dan diolah menjadi lembaran yang halus sekali), jika salinan ini sudah tua atau rusak, maka akan dibuat salinan yang baru, sedangkan yang telah tua atau rusak itu dimusnahkan.Pekerjaan ini tidaklah mudah, karena saat itu belum ada mesin fotokopi seperti sekarang ini. Semuanya harus ditulis ulang dengan tangan. Dalam hal ini para penyalin kitab benar-benar cermat mengikuti pedoman yang telah ditentukan untuk menghindari kemungkinan kesalahan dalam penyalinan tersbut. Metode penyalinan yang telah digunakan selama berabad-abad ini, dari tahun 500-900, adalah Metode Masorit. Sistem yang dipakai para sarjana Ibrani ini adalah dengan menghitung secara teliti. Pertama-tama mereka harus menghitung semua huruf yang terdapat dalam satu halaman. Kemudian, setelah mereka selesai menyalin, mereka harus mencocokkan lagi jumlah huruf yang mereka salin. Hal ini akan membuat mereka terhindar dari kemungkinan mengulang ataupun menghilangkan kata-kata atau baris kalimat. Kalau ternyata jumlah yang mereka hitung tidak cocok, mereka harus menghancurkan salinan yang telah mereka buat dengan susah payah itu dan memulai proses penyalinan yang baru lagi.Namun bagaimana dengan naskah-naskah sebelum tahun 900? Pertanyaan semacam ini memang tidak akan terjawab dengan pasti sebelum ditemukannya naskah-naskah dari Laut Mati. Pada suatu hari yang panas berdebu di tahun 1947, seorang pemuda Arab melemparkan batu ke salah satu di antara ratusan goa yang terdapat di sekitar Laut Mati. Anak itu kemudian terkejut, karena terdengar bunyi pecahnya suatu benda dalam goa tersebut. Ketika ia merangkak masuk ke dalam goa untuk menyelidiki, anak itu menemukan sebuah guci yang pecah beserta naskah-naskah kuno, termasuk di dalamnya kitab Yesaya. Dan dengan ditemukannya naskah-naskah tersebut bisa dibuktikan bahwa titak ditemukannya perbedaan antara naskah-naskah yang ditemukan di sekitar Laut mati dengan naskah-naskah yang dikerjakan oleh sarjana Masorit.Berdasarkan bukti-bukti yang menakjubkan ini, kita tentu dapat menjadi lebih yakin bahwa Perjanjian Lama yang telah begitu cermat diselidiki dan dibuktikan keasliannya, benar-benar adalah firman Allah yang dapat dipercayai.
  2. Perjanjian Baru
    Apa yang telah dinyatakan tentang Perjanjian Lama di atas berlaku juga untuk Perjanjian Baru. Kitab-kitab Perjanjian Baru juga terlindung dari kesalahan-kesalahan yang mungkin terjadi selama berabad-abad, meskipun kitab-kitab ini telah disalin ribuan kali dan tersebar di gereja-gereja purba. Dua penemuan penting terjadi lagi beberapa tahun terakhir ini, yang semakin mendukung bukti-bukti otentik naskah Perjanjian Baru. Pertama, Papyrus Perpustakaan Rylands yang berisi cuplikan Yohanes 18 yang bertanda tahun 125 sesudah Masehi. Kedua, kumpulan Papylus Chester Beatty yang berisi hampir semua kitab Perjanjian Baru dan bertanda tahun antara 200-275 sesudah Masehi. Isi Alitab yang terjamin keabsahannya ini melengkapi alasan kita untuk dapat mempercayai Alkitab.
  3. Penyangkalan Terhadap Alkitab
    Di pertengahan abad 17; Voltaire, salah satu dari penulis-penulis yang paling berpengaruh di masa itu, menunjukkan sebuah Alkitab di tangannya dan berkata, dalam 100 tahun mendatang, Kekristenan akan tersapu lenyap dan tinggal sejarah saja. Lucunya, hanya 50 tahun setelah kematiannya. Perkumpulan Alkitab Jenewa (Geneva Bible Society) memakai rumahnya sebagai markas besar mereka untuk mencetak dan mengedarkan Alkitab! Luar Biasa!
    "Yesus berkata, langit dan bumi akan berlalu,
    tetapi perkataanKu tidak akan berlalu!"

    (Matius 24:35)

Relevansi Alkitab

Alkitab yang menyebutkan fakta-fakta sejarah, berkaitan dengan ilmu pengetahuan, dan menubuatkan hal-hal yang akan terjadi di masa mendatang, dapat menjadi buku yang dapat dipercaya karena memang apa yang dikatakannya tepat terbukti.

Jika sebuah buku memaparkan jalinan sejarah manusia dan wahyu Allah namun isinya tentang manusia dan dunianya saja sudah meragukan, maka apa yang dikatakan buku itu tentang Allah pun dapat diragukan. Namun syukurlah, Alkitab ternyata telah membuktikan ketepatan tulisannya dalam hal-hal yang berkaitan dengan data-data sejarah, ilmu pengetahuan dan penggenapan nubuat-nubuatnya. Semua yang tertulis dalam alkitab terbukti tepat dan dapat dipercaya.

Alkitab menyajikan data-data yang akurat tentang sejarah hidup manusia. Perjanjian Lama maupun Perjanjian Baru penuh dengan nama-nama orang, tempat dan peristiwa-peristiwa nyata yang terjadi di dunia ini. Dunia Alkitab bukanlah dunia awang-awang. Peristiwa-peristiwa yang terjadi di dalamnya semuanya terjadi di dunia kita ini dengan orang-orang yang seperti Anda dan saya.

Kritik-kritik tajam terhadap ketepatan data sejarah Alkitab terus dijawab oleh para arkeolog. Sebagai contoh, Perjanjian Lama menyebutkan hampir 50 kali tentang orang/bani Het. Selama berabad-abad orang-orang yang mempelajari sejarah purbakala bertanya-tanya mengenai data-data sejarah orang Het ini, karena mereka belum menemukan bukti adanya orang/bani Het itu. Namun pada tahun 1906, kota Het ditemukan di sekitar 145 km dari timur Ankara, ibukota Turki. Injil Lukas dan Kisah Para Rasul (keduanya ditulis oleh Lukas) telah menimbulkan kekaguman para peneliti yang mencari sejumlah referensi tentang masyarakat dan tempat-tempat pada zaman orang-orang Yahudi.

Demikianlah, dapat dipercayanya Perjanjian Baru dalam hal-hal yang berhubungan dengan data-data duniawi memberi jaminan kepada kita bahwa apa ditulisnya tentang hal-hal surgawi pun dapat dipercaya.

Ketepatan Data Ilmiah Dalam Alkitab. Anda mungkin berpikir bahwa ada pemisahan antara iman dan ilmu pengetahuan. Padahal sebetulnya tidak. Konflik-konflik yang timbul di antara dua hal ini sebenarnya hanyalah akibat dari adanya kesimpulan atau pemahaman yang keliru dari orang-orang yang sebetulnya kurang mendalami baik kebenaran isi Alkitab maupun perkembangan ilmu pengetahuan.

Inti perdebatan antara iman dan ilmu pengetahuan pada dsarnya bukanlah pada aktual atau tidaknya data masing-masing, melainkan lebih pada aktual atau tidaknya kesimpulan dan pemahaman kedua pihak terhadap kebenarannya masing-masing.

Sebagai kesimpulan terakhir, Alkitab dan Ilmu Pengetahuan tidak dapat dipertentangkan. Allah yang menciptakan langit, bumi dan segala isinya, dan yang mengatur segala seuatu di dunia ini adalah Allah yang sama dengan Allah ynag mengilhami Alkitab.

Satu hal nyata tentang dapat dipercayanya Alkitab adalah ketepatannya dalam hal penggenapan nubuatan yang dikatakan sebagai firman Tuhan yang berkuasa.Perhatikan rincian penggenapan nubuatan tentang Tuhan Yesus Kristus yang terdapat dalam Alkitab.

Apapun yang dinubuatkan Alkitab, semuanya pasti tergenapi. Ratusan nubuat telah terbukti digenapi secara nyata. Berdasarkan hal ini, kita boleh meyakini perkataan Alkitab mengenai hal-hal yang akan datang. Semuanya pasti tergenapi.

Alkitab yang menyebutkan fakta-fakta sejarah, berkaitan dengan ilmu pengetahuan, dan menubuatkan hal-hal yang akan terjadi di masa mendatang, d

Kesaksian

Di tahun 1882, Panin, seorang imigran muda dari Rusia menamatkan studinya di Harvard. Ia mengalami perubahan yang mengherankan di dalam Kristus, setelah sekian lama sekian lama berkelana sebagai agnostik yang sering mempelajari atheisme! Sebagaimana seorang sarjana matematika yang brilian, dan ahli berbagai bahasa dan sastra, Panin mulai mempelajari Alkitab sebagai orang Kristen. Dengan pengetahuan bahasa Ibrani, Aram, dan Yunani, ia mulai mempelajari Alkitab dalam bahasa aslinya. Kedua bahasa ini, Ibrani dan Yunani amat unik, sebab tak memiliki sistem angka. Jadi, mereka tak memakai simbol-simbol khusus untuk angka. Jadi, mereka tidak memakai simbol-simbol khusus untuk angka (seperti no. 1,2,3 dan seterusnya) tetapi memakai huruf-huruf untuk menyatakan angka-angkanya.

Dengan menyadari nilai-nilai angka yang terkandung dalam setiap huruf Ibrani dan Yunani (Gerika), Panin mulai bereksperimen mengganti huruf-huruf tersebut dengan nilai angkanya. Tiba-tiba saja otaknya yang telah terlatih itu melihat sebuah pola matematika dalam Alkitab. Hasil penelitian beberapa jam telah membuatnya makin takjub. Ayat-ayat yang ditelitinya mengandung bukti suatu pola matematika yang cermat dan tak bercacat, jauh dari kemungkinan kebetulan atau kemampuan manusia untuk menyusunnya. Penemuannya itu merupakan titik balik dari karirnya. Dan mulai saat itu sampai kematiannya di tahun 1942, ia mengabadikan seluruh kehidupannya untuk meneliti sistem angka dari Alkitab.

Ia menunjukkan bahwa Alkitab dalam bahasa aslinya adalah merupakan rancangan yang sempurna dari seorang Mahapemikir Matematika-jauh di atas kemampuan manusia untuk menyusunnya. Ia memberikan lebih dari 43.000 lembar hasil penelitiannya kepada Yayasan Penelitian Nobel (Nobel Research Foundation) disertai dengan pernyataan, bahwa ini adalah bukti Alkitab sebagai firman Allah. Mereka menjawab, sejauh penyelidikan yang telah kami lakukan....kami menemukan bukti-bukti yang menguatkan pernyataan ini

Apa yang ia temukan? Janji Tuhan adalah janji yang murni, bagaikan perak yang teruji , tujuh kali dimurnikan dalam dapur di peleburan tanah (Mazmur 12:7).

Panin menemukan bahwa pola-pola bilangan prima seperti 11, 13, 17, dan 23, terutama 7, ditemukan dalam berkas-berkas yang besar. Ia menjumlahkan nilai-nilai bilangan dari kata, kalimat, alinea, bait dan kitab, dan ia menemukan pola-pola yang sama dalam bentuk ini! Ia menemukan bahwa jumlah nilai bilangan dari kata-kata habis dibagi dengan 7. Jumlah nilai bilangan dari nama-nama baik pria maupun wanita, habis dibagi dengan 7. Jumlah nilai bilangan dari kata-kata yang dimulai dengan huruf vokal maupun konsonan, habis dibagi dengan 7. Jumlah nilai bilangan dari kata ulang maupun kata tunggal habis dibagi dengan 7! Jumlah nilai bilangan dari kata-kata benda maupun bukan kata benda habis dibagi dengan 7. Setiap kata jumlah nilai bilangannya habis dibagi dengan 7! Mula-mula Panin mendalami hanya satu bait saja dalam waktu yang cukup lama untuk mendapatkan keteguhan bukyi statistik dari rancangan supernatural ini. Ia mengatakan, bahwa semakin kita mendalami suatu bait, semakin kita mendapat bukti lebih banyak dari pola-pola itu, sehingga pikiran kita menjadi terkagum-kagum!

Beberapa Contoh

Di sini ada beberapa contoh dari Perjanjian Lama, yaitu kalimat pertama dari Alkitab, pada mulanya Allah menciptakan langit dan bumi (Kejadian 1:1). Demikianlah bunyi ayat ini dalam bahasa Indonesianya, sedangkan dalam bahasa Ibraninya, ayat ini tepat terdiri dari 7 kata. Ketujuh kata ini memiliki tepat 28 huruf (4x7). Ada 3 kata benda (Allah, langit, dan bumi), gantilah huruf-hurufnya dengan nilai-nilai bilangannya, lalu tambahkan semua hasilnya; hasilnya adalah 777 (111x7)! Kata penciptakan dalam bahasa Ibraninya, jumlah nilai bilangannya adalah 203 (29x7). Tiga kata yang pertama memiliki 14 huruf (2x7) demikian pula dengan 4 kata yang terakhir, memiliki 14 huruf (2x7). Kata-kata Ibrani untuk dua obyek (langit dan bumi (masing-masing memiliki 7 huruf).

Dapat menjadi buku yang dapat dipercaya karena memang apa yang dikatakannya tepat terbukti.

Jika sebuah buku memaparkan jalinan sejarah manusia dan wahyu Allah namun isinya tentang manusia dan dunianya saja sudah meragukan, maka apa yang dikatakan buku itu tentang Allah pun dapat diragukan. Namun syukurlah, Alkitab ternyata telah membuktikan ketepatan tulisannya dalam hal-hal yang berkaitan dengan data-data sejarah, ilmu pengetahuan dan penggenapan nubuat-nubuatnya. Semua yang tertulis dalam alkitab terbukti tepat dan dapat dipercaya.

Alkitab menyajikan data-data yang akurat tentang sejarah hidup manusia. Perjanjian Lama maupun Perjanjian Baru penuh dengan nama-nama orang, tempat dan peristiwa-peristiwa nyata yang terjadi di dunia ini. Dunia Alkitab bukanlah dunia awang-awang. Peristiwa-peristiwa yang terjadi di dalamnya semuanya terjadi di dunia kita ini dengan orang-orang yang seperti Anda dan saya.

Kritik-kritik tajam terhadap ketepatan data sejarah Alkitab terus dijawab oleh para arkeolog. Sebagai contoh, Perjanjian Lama menyebutkan hampir 50 kali tentang orang/bani Het. Selama berabad-abad orang-orang yang mempelajari sejarah purbakala bertanya-tanya mengenai data-data sejarah orang Het ini, karena mereka belum menemukan bukti adanya orang/bani Het itu. Namun pada tahun 1906, kota Het ditemukan di sekitar 145 km dari timur Ankara, ibukota Turki. Injil Lukas dan Kisah Para Rasul (keduanya ditulis oleh Lukas) telah menimbulkan kekaguman para peneliti yang mencari sejumlah referensi tentang masyarakat dan tempat-tempat pada zaman orang-orang Yahudi.

Demikianlah, dapat dipercayanya Perjanjian Baru dalam hal-hal yang berhubungan dengan data-data duniawi memberi jaminan kepada kita bahwa apa ditulisnya tentang hal-hal surgawi pun dapat dipercaya.

Ketepatan Data Ilmiah Dalam Alkitab. Anda mungkin berpikir bahwa ada pemisahan antara iman dan ilmu pengetahuan. Padahal sebetulnya tidak. Konflik-konflik yang timbul di antara dua hal ini sebenarnya hanyalah akibat dari adanya kesimpulan atau pemahaman yang keliru dari orang-orang yang sebetulnya kurang mendalami baik kebenaran isi Alkitab maupun perkembangan ilmu pengetahuan.

Inti perdebatan antara iman dan ilmu pengetahuan pada dsarnya bukanlah pada aktual atau tidaknya data masing-masing, melainkan lebih pada aktual atau tidaknya kesimpulan dan pemahaman kedua pihak terhadap kebenarannya masing-masing.

Sebagai kesimpulan terakhir, Alkitab dan Ilmu Pengetahuan tidak dapat dipertentangkan. Allah yang menciptakan langit, bumi dan segala isinya, dan yang mengatur segala seuatu di dunia ini adalah Allah yang sama dengan Allah ynag mengilhami Alkitab.

Satu hal nyata tentang dapat dipercayanya Alkitab adalah ketepatannya dalam hal penggenapan nubuatan yang dikatakan sebagai firman Tuhan yang berkuasa.Perhatikan rincian penggenapan nubuatan tentang Tuhan Yesus Kristus yang terdapat dalam Alkitab.

Apapun yang dinubuatkan Alkitab, semuanya pasti tergenapi. Ratusan nubuat telah terbukti digenapi secara nyata. Berdasarkan hal ini, kita boleh meyakini perkataan Alkitab mengenai hal-hal yang akan datang. Semuanya pasti tergenapi.

Kesimpulan

Tidak Ada Yang Kebetulan Dalam Alkitab. Ada satu hal dalam Alkitab yang tidak berani dilakukan oleh buku-buku lain di dunia, yaitu menubuatkan dengan tepat masa yang akan datang. Allah dapat mengatur situasi dan keadaan sejarah untuk mewujudkan nubuatan-nubuatan yang telah ditetapkan sebelum dunia dijadikan. Nubuatan-nubuatan ini dinyatakan dalam Alkitab. Dalam kehidupan Yesus yang singkat selama 33 tahun, kita lihat lebih dari 300 nubut digenapkan. Anggapan yang menyatakan bahwa semua ini terjadi kebetulan pada satu orang adalah menggelikan. Alkitab secara khusus menubuatkan peristiwa dan kejadian yang sama aktualnya dengan yang diberitakan besok pagi.



*** References for this document ***
[original] [ http://www.geocities.com/komselst3/bible_history.htm http://www.geocities.com/komselst3/bible_history.htm ]