Dari Sejarah Alkitab Indonesia
k (memindahkan Sedjarah Dunia Didjaman Perdjandjian Baru ke Sejarah Dunia di Zaman Perjanjian Baru) |
|||
Baris 1: | Baris 1: | ||
{{kanan|{{Buku Hijau}}|{{Sejarah Alkitab di Luar Indonesia}}}} | {{kanan|{{Buku Hijau}}|{{Sejarah Alkitab di Luar Indonesia}}}} | ||
- | + | Injil karangan Lukas ({{ayat|Luk 1:5; 2:1; 3:1-2}}) menempatkan peristiwa yang diceritakannya dalam rangka sejarah profan. Ini bukan serba kebetulan atau oleh karena sejarawan Lukas gemar akan sejarah. Catatan Lukas sedemikian ada maknanya yang khas. Artinya ialah: Yesus dari Nasaret, yang riwayatNya dikisahkan bukanlah tokoh "mitologis" dari jaman pra-sejarah dan karenanya kurang riil. Yesus itu adalah tokoh yang sangat riil, yang hidup ditempat tertentu dan diwaktu tertentu yang belum lama berselang. Sejarah penyelamatan yang memuncak dalam diri manusia Yesus itu tidak berlangsung diluar dunia ini, melainkan didalamnya dan amat erat hubungannya dengan hal-ihwal umat manusia. Seluruh gerakan keristen mendapat corak historis, oleh karena pendirinya adalah seorang tokoh dalam sejarah. Dalam "Credo" kita masih mengakui: "Yang menderita sengsara diwaktu pemerintahan Pontius Pilatus". Dengan demikian dinyatakan bahwa corak historis itu sungguh sifat hakiki. Karena itu baiklah disajikan rangka sejarah profan yang bersangkutan dengan Perjanjian Baru. Perlu juga rangka ini dihubungkan dengan KRONOLOGI PERDJANDJIAN BARU. | |
- | + | Dijaman Kristus daerah Palestina sudah lama dibawah kekuasaan Roma. Konsul Romawi P o m p e u s menaklukkan dalam tahun 64 seb. Mas. daerah Siriah. Di Palestina keturunan para Makabe (Hasmonaioi), yaitu Aristibulos II (raja dan imamagung tahun 67-63 seb. Mas.) dan Hyrkanos II (110-30: imamagung dan raja tahun 67) berebut takhta dan kekuasaan. Maka Pompeus turun tangan dan menduduki Yerusyalem dalam tahun 63 seb. Mas. Ia mengangkat Hyrkanos menjadi imamagung, sedangkan Aristibulos serta anaknya Antigones dibawa ke Roma. Hyrkanos ternyata seseorang yang tidak mampu dan karenanya diturunkan. | |
- | Di Roma | + | Di Roma YULIUS CAESAR menjadi berkuasa (sekitar tahun 49 seb. Mas.) dan dalam tahun 48 seb. Mas. Pompeus dikalahkan olehnya. Maka Caesar berkuasa ditimur juga, termasuk Palestina. Ia mengangkat kembali Hyrkanos menjadi penguasa (ethnarkhos=gubernur otonom tapi tanpa gelar "raja") di Palestina (tahun 47-41 seb. Mas.). Oleh karena Hyrkanos orang yang tak mampu, maka yang sesungguhnya berkuasa ialah menterinya Antipater serta kedua anaknya Herodes dan Phasael. Herodes menjadi panglima di Galilea dan Phasael gubernur Yerusyalem. |
- | Setelah Caesar terbunuh (tahun 44 seb. Mas.) ANTONIUS (serta | + | Setelah Caesar terbunuh (tahun 44 seb. Mas.) ANTONIUS (serta kekasihnya Cleopatra VII Thea Philopater, ratu Mesir tahun 47-30) dan OCTAVIANUS merebut kekuasaan. Untuk sementara waktu Antonius berkuasa di timur. Anak Aristibulos II, yaitu ANTIGONES, menjadi raja dan imamagung (th. 40-37 seb. Mas.) Herodes melarikan diri ke Roma, sedangkan Hyrkanos dipotong kuping-kupingnya, sehingga tidak dapat lagi menjadi imamagung. Di Roma Herodes mendapat dukungan dari pihak Senat Roma yang mengangkat dia sebagai raja (nominal) atas Palestina (tahun 40 seb. Mas.). Herodes mulai bekerja untuk menyingkirkan Antigones di Palestina. Dalam tahun 37 seb. Mas. ia merebut Yerusyalem berkat dukungan dari pihak gubernur Romawi di Siriah, yaitu Sosius (tahun 38-37 seb. Mas.) |
- | Maka Herodes | + | Maka Herodes menjadi raja efektip. Herodes ini ialah HERODES AGUNG tahun 37-4 seb. Mas.). Dia itulah yang memainkan peranannya dalam kisah masa muda Yesus ({{ayat|Mat 2:1}};{{ayat|Luk 1:5}}). Dalam politiknya Herodes selalu bersahabat dengan Roma, satu-satunya yang sungguh berkuasa. Disana Octavianus berhasil mengalahkan Antonius dan Cleopatra dalam pertempuran (laut) di Actium. Antonius dan Cleopatra membunuh diri. Maka Octanianus menjadi kaisar untuk seumur hidup dan selanjutnya bernama OCTAVIANUS CAESAR AUGUSTUS (tahun 29 seb. Mas.-14 Mas.). Dengan Augustus ini Lukas menghubungkan kelahiran Kristus ({{ayat|Luk 2:1}}). |
- | Herodes adalah | + | Herodes adalah raja otonom, tetapi dibawah pengawasan Roma, yaitu utusan Roma di Siriah yang semenjak tahun 29 seb. Mas. menjadi propinsi Romawi. Herodes ternyata "raja sekutu" yang setiawan. Karenanya daerahnya diperluas, sehingga disamping Yudea dan Samaria ia mendapat juga daerah Trakhonitides, Batanea, Auranitides dan Panean (Paneion) atau Iturea. Dengan demikian kerajaannya sama luasnya dengan kerajaan Israil dimasa jayanya, yaitu dimasa Dawud dan Sulaiman. Herodes bukan berbangsa Yahudi, melainkan berbangsa Idumea berkat ayahnya Antipater, orang Idumea. Herodes Agung adalah seorang tokoh yang serba komplek. Sebagai negarawan ia ternyata cerdik sekali, dan pembangun yang ulung (a. l. ia mulai dalam tahun 20-19 seb. Mas. dengan memperbaiki dan memperluas Bait Allah untuk menyenangkan bawahannya yang tidak suka akan orang asing itu; ia membangun juga tembok baru disekeliling Yerusyalem, benteng Antonia dan istana raja). Dari lain pihak ia adalah seseorang yang tidak tahu mengendalikan dirinya. Ia mengawini sepuluh istri (seringkali juga karena alasan politik) dan mempunyai watak curiga dan ganas. Tanpa kenal ampun ia menumpas segala lawannya atau yang mungkin menjadi lawannya. Hampir segala keturunan para Makabe ditumpas olehnya, a. l. isteri pilihannya Mariamme I serta tiga anaknya (Aristibulos, Alexander Antipater). Pada akhir pemerintahan Herodes Agung Yesus dari Nasaret lahir, sekitar tahun 7-6 seb. Mas. |
- | Herodes meninggal dunia dalam tahun 4 seb. Mas. setelah | + | Herodes meninggal dunia dalam tahun 4 seb. Mas. setelah menunjuk tiga dari anaknya sebagai pengganti, yakni Arkhelaos, Herodes Antipas, dan Herodes Filippus. Pemberontakan yang pecah setelah Herodes meninggal ditumpas oleh Arkhelaos (lk. 3000 orang terbunuh). Peraturan penggantian yang ditetapkan oleh Herodes disetuyui oleh Roma (Octavianus Augustus). Orang-orang Yahudi masih berusaha mengubah aturan itu dengan mengutus utusan ke Roma, yang meminta supaya Palestina langsung diurus oleh Roma sendiri dengan utusannya di Siriah. Tapi usaha itu gagal. Sementara Arkhelaos di Roma pecahlah pemberontakan lain lagi. Alasannya ialah: Utusan Augustus pribadi di Siriah Sabinus yang datang memeriksa kekayaan kerajaan Herodes (bdk. {{ayat|Kis 5:37}}). Maka kerajaan Herodes dibagi menjadi tiga bagian otonom, tetapi tanpa gelar "raja". Arkhelaos menjadi penguasa (ethnarkhos) di Yudea dan Samaria, Herodes Antipas dijadikan penguasa (tetrakhos=penguasa daerah yang terlalu kecil untuk mendapat seorang raja) didaerah Galilea dan Perea, sedangkan Herodes Pilippus diangkat menjadi penguasa (tetrarkhos) daerah Gaulanitides, Batanea, Trakhonitides, Auranitides dan Panean (Iturea)(bdk. {{ayat|Luk 3:1}}). |
- | ARCHELAOS (tahun 4 seb. Mas.-6(?) Mas.) | + | ARCHELAOS (tahun 4 seb. Mas.-6(?) Mas.) ternyata orang yang tidak patut dipuji. Ia mulai dengan menurunkan imam agung Yo'azar dan Ele'azar, mengawini iparnya Glaphyra berlawanan denga taurat Yahudi dan pada umumnya mengganas sedemikian rupa, sehingga akhirnya dituduh di Roma, diturunkan dan dibuang ke Prancis (tahun 6?). Maka kenalah apa yang dikatakan Mateus ({{ayat|Mat 2:22}}) tentang ketakutan Yosep waktu kembali dari Mesir. Setelah Arkhelaos dibuang daerahnya menjadi propinsi Romawi saja dengan ibukotanya Seserea. Demikian Yudea dan Samaria menjadi propinsi Romawi (tahun 6-41 Mas.) yang langsung diperintah oleh seorang gubernur Roma (yang pertama: Coponius (tahun 6-8). |
- | HERODES FILIPPUS II (tahun 4-34 Mas.)(bdk. {{ayat|Luk 3:1}}) lebih berhasil mempertahankan diri. Ia mempunyai watak lunak dan | + | HERODES FILIPPUS II (tahun 4-34 Mas.)(bdk. {{ayat|Luk 3:1}}) lebih berhasil mempertahankan diri. Ia mempunyai watak lunak dan menjadi cukup populer. Ia membangun sebuah kota yang diberinya nama "Seserea Filippi" ({{ayat|Mar 8:27}}) dan membangun kembali Bethsaida dengan nama "Yulia". Ia kawin dengan Salome, puteri Herodiades, tetapi tidak mendapat anak. Setelah meninggal daerahnya digabung dengan Syriah oleh Kaisar Tiberius. |
- | HERODES ANTIPAS (tahun 22-40 Mas.) | + | HERODES ANTIPAS (tahun 22-40 Mas.) yang oleh rakyat diberi gelar "raja" (bdk. {{ayat|Luk 3:1}}; {{ayat|Mar 6:14}}) nampaknya orang Yahudi yang bersemangat (bdk. {{ayat|Luk 23:7}}). Karena membela rakyatnya terhadap wali negeri Pontius Pilatus di Yudea, maka kedua tokoh itu bermusuhan sedikit ({{|ayat|Luk 23:12}}). Iapun membangun beberapa kota baru pula, a. l. Tiberias dipantai tasik Genesaret di Galilea. Maka tasik itu selanjutnya juga disebut "Tasik Tiberias" (bdk. Yoh 21:1). Ia dahulu kawin dengan putri Aretas IV, raja daerah Nabatea di Arabia, tapi kemudian bercerai untuk menikah isteri saudaranya Herodes Filippus I (yang tidak menjadi raja tapi sebagai preman menetap di Roma), yang bernama Herodiades. Peristiwa ini menjadi alasan Yohanes Baptis ditahan dan kemudian dibunuh ({{ayat|Mar 6:17-29}}), tetapi hanya atas desakan Herodes. Herodes sendiri merasa sedikit takut (takhayul) terhadap Yohanes ({{ayat|Mar 16:20}}). Flavius Yosefus memberitahukan, bahwa Yohanes ditangkap oleh karena Herodes takut-takut kalau-kalau gerakan yang dilepaskan Yohanes akan mengakibatkan hal-hal yang tidak diinginkan. Herodes juga sedikit khawatir karena gerakan yang ditimbulkan Yesus ({{ayat|Mar 16:14-16}}) dan kiranya bermaksud menangkap Yesus juga (bdk. {{ayat|Luk 13:31}}). Akhirnya ia bertemu dengan Yesus juga, waktu Yesus dikirim kepadanya oleh Pontius Pilatus ({{ayat|Luk 23:6-12}}). Dalam tahun 36 Herodes kalah terhadap raja Aretas, yang membalas dendam karena puterinya diceraikan Herodes. Akibat persekongkolan dari pihak Herodes Agrippa I Herodes Antipas akhirnya dibuang oleh Roma ke Lyon (Perancis)(tahun 39 Mas.). |
- | Dalam pada itu di Roma sudah | + | Dalam pada itu di Roma sudah terjadi penggantian takhta. Octavianus Caesar Augustus mangkat dan penggantinya ialah TIBERIUS YULIUS CAESAR (tahun 14-17 Mas.)(bdk. {{ayat|Luk 3:1}}). Tiberius mengangkat sebagai "Procurator" atau wali negeri di Yudea dan Samaria Pontius Pilatus (th. 26-36 Mas) sebagai pengganti Valerius Gratus (th. 15-26 Mas.). Gubernur ini berkedudukan di Sesarea, ibu kota daerahnya, tetapi kalau di Yerusyalem ada perayaan, khususnya perayaan Paskah, ia pergi kesana. Sebagai gubernur Yudea dan Samaria Pontius Pilatus ada dibawah pengawasan utusan Romawi di Siriah. Watak Pontius Pilatus kurang menyenangkan, mudah disuap dan benci kepada orang Yahudi. Sedapat mungkin ia melukai perasaan bawahannya, terutama perasaan keagamaannya. Antara lain ia pernah dimalam hari membawa masuk ke Yerusyalem tentara dengan panji-panjinya yang bergambar Kaisar Roma. Tetapi orang Yahudi tidak mengizinkan gambar-gambar makhluk yang hidup, apalagi gambar Kaisar yang didewakan. Orang-orang Yahudi mendesak, supaya gambar-gambar itu diambil dari kota suci, tetapi hanya dengan susah payah usahanya berhasil. Lain kali Pilatus merencanakan membangun saluran air dengan khazanah Bait Allah. Protes Yahudi dibalas dengan pembunuhan. Sekali lagi ia menyakiti hati orang Yahudi dengan menggantungkan perisai-perisai emas dengan nama Kaisar di istananya di Yerusalem. Protes Yahudi tidak dihiraukan, sampai Kaisar Tiberius sendiri menyuruh ambil semua. Injil (Luk 13:1) masih memberitahukan, bahwa Pilatus membunuh beberapa orang sedang mereka mempersembahkan kurban, entah karena apa. Nama Pontius Pilatus terutama diabadikan karena proses yang diadakannya terhadap Yesus dan yang berakhir dengan hukuman mati. Dalam tahun 35 orang-orang Samaria berhimpun di gunung Garizim. Pilatus yang khawatir kalau-kalau akan terjadi pemberontakan mengirim tentara yang membunuh beberapa orang. Orang-orang Samaria yang selalu setia kepada Roma memprotes pada utusan Romawi di Siriah Vitellius (tahun 35-39 Mas.). Protes ini diterima. Vitellius sendiri datang ke Yerusyalem untuk membereskan perkara dengan Pontius Pilatus itu dan menurunkan imamagung Kaifas yang diganti dengan Yonatan bin Annas. Pilatus sendiri diskors dan disuruh pergi ke Roma untuk bertanggungjawab. Nasibnya selanjutnya tidak diketahui dengan pasti, tetapi mungkin sekali ia dibunuh atau membunuh diri. |
- | Di Roma CALIGULA (tahun 37-41 Mas.) | + | Di Roma CALIGULA (tahun 37-41 Mas.) menjadi kaisar akan ganti Tiberius. Caligula bersahabat dengan Herodes Agrippa I, anak cucu Herodes Agung yang telah mendukung Caligula. Segera HERODES AGRIPPA I (tahun 37-44 Mas.) diangkat menjadi raja daerah Herodes Filippus (setelah dilepaskan dari daerah Siriah) dan Abilene (daerah Lysanias). Kemudian (tahun 39) ia mendapat juga (dari kaisar Caligula) daerah Herodes Antipas (Yudea, Samaria) dan dalam tahun 41 Mas. diangkat menjadi raja daerah itu, yang selanjutnya tidak lagi provinsi Romawi hingga tahun 44. Dengan demikian Herodes Antipas menguasai seluruh daerah neneknya Herodes Agung. Herodes inilah yang membunuh rasul Yakobus dan menangkap Petrus ({{ayat|Kis 12:1-19}}). Herodes Agripa bersama dengan utusan Romawi di Siriah Petronius mencegah, bahwa patung kaisar ditegakkan dalam Bait Allah, sebagaimana disuruh Caligula dalam tahun 39. Iapun membangun tembok baru dikeliling Yerusyalem, tetapi oleh Kaisar Claudius ia disuruh berhenti dengan itu. Dalam tahun 44 ia secara mendadak meninggal (bdk. {{ayat|Kis 12;20-23}}). |
- | Pengganti Caligula ialah CLAUDIUS (tahun 41-54 Mas.). Dalam hal ini Claudius mendapat dukungan kuat dari pihak Herodes Agripa I, | + | Pengganti Caligula ialah CLAUDIUS (tahun 41-54 Mas.). Dalam hal ini Claudius mendapat dukungan kuat dari pihak Herodes Agripa I, yang kebetulan ada di Roma. Sebagai ganjaran ia diberi gelar "raja" atas daerah Yudea dan Samaria. Claudius mula-mula bersahabat dengan orang-orang Yahudi, tetapi karena huruhara di Roma yang ditimbulkan orang Yahudi dan orang keristen, maka semua orang Yahudi disuruh mengungsi dari Roma (tahun 49-50 (bdk. {{ayat|Kis 18:2}}). Setelah Herodes Agrippa meninggal, maka daerah Yudea dan Samaria kembali menjadi propinsi Romawi (tahun 44 Mas.). |
- | HERODES AGRIPPA II anak Herodes Agrippa I, oleh kaisar Claudius diangkat | + | HERODES AGRIPPA II anak Herodes Agrippa I, oleh kaisar Claudius diangkat jadi raja daerah kecil Khalcis (tahun 48). Dalam tahun 49 ia dijadikan "pengawas Bait Allah" di Yerusyalem dan berwenang mengangkat dan menurunkan imamagung. Herodes asyik menggunakan wenangnya itu, sebab antara tahun 59 dan 67 ia mengangkat sampai enam imamagung. Dalam tahun 53 Mas. ia menukar daerahnya Khalcis dengan daerah Herodes Filippus II, yakni Gaulanitides, Trakhonitides Batanea, Aurianitides dan Panean (Iturea). Daerah itu dikuasainya dari tahun 53 hingga tahun 93. Dalam tahun 55 daerahnya masih diluaskan oleh kaisar Nero dengan sebagian dari Perea dan Galilea, a.l kota Tiberias. Karena hubungan subangnya dengan adik perempuannya Berenike (bdk. {{ayat|Kis 25:13-26:32}}) Herodes amat kurang disenangi oleh rakyat Yahudi. Herodes amat lama memerintah dan baru meninggal tahun 93 (?). Dalam pemberontakan Yahudi tahun 70 ia bergabung dengan tentara Romawi untuk mengepung Yerusyalem. Kemudian ia pergi ke Roma bersama dengan Bernike dan disana mendapat suatu pangkat kehormatan. (Pretor). |
- | Dalam tahun 54 Claudius mangkat dan Nero | + | Dalam tahun 54 Claudius mangkat dan Nero menggantinya (tahun 54-68). Watak Nero terkenal dan tak pernah seorang menduduki takhta kerajaan Roma yang kurang layak daripada dia. Juga sejarawan Romawi sangat tidak memuji Nero. Dalam tahun 64 Roma terbakar dan orang-orang keristen dituduh dan demikian mulailah pengejaran pertama, meskipun tidak umum juga tidak sistimatis dilaksanakan. Selama pemerintahan Nero orang-orang Yahudi secara masal mulai berontak. Sekitar tahun 58 wali negeri Roma Antonius Felix (tahun 52-60 Mas.) ({{ayat|Kis 24}}) terpaksa turun tangan dan menceraikan segerombolan orang Yahudi yang dipimpin oleh seorang nabi palsu (bdk {{ayat|Kis 21:78}})dibukit Zaitun. Dalam tahun 66 pecahlah huruhara diantara orang-orang Yahudi di Iskandria, yang ditindas dengan kejam (ribuan orang terbunuh). Dalam tahun itu juga ada huruhara di Yerusyalem lagi. Wali negeri Gressius Florus (64-66) menyalibkan beberapa orang. Tetapi hal itu mengakibatkan pemberontakan umum. Tentara Romawi terpaksa melarikan diri dari Yerusyalem. Malahan di Sesarea terjadi pelbagai insiden berdarah. Gubernur Siriah, Gestius Gallus (tahun 63-66 Mas.) sendiri datang menyerang Yerusyalem, tapi dipukul mundur juga. Di Yerusyalem terbentuk suatu pemerintah "revolusioner". Kebanyakan anggotanya adalah fanatisi. Kaum terkemuka (dan orang keristen) kebanyakan mengungsi ketempat lebih aman. Situasi menjadi gawat dan tindakan tegas perlu diambil dengan segera. Maka Nero mengangkat- Vespasianus serta anaknya Titus untuk memimpin operasi militer. Vespasianus tiba di Palestina dalam tahun 67 dengan pasukan sebanyak 60.000 orang. Galilea direbut olehnya. Sisa pemberontak melarikan diri ke Yerusyalem. Bersama dengan orang-orang Idumea mereka merebut kekuasaan disana dibawah pimpinan seorang bernama Yohanes dari Giskala. Di Yerusyalem kaum kemuka dilenyapkan, termasuk imam agung Anan. Vespasianus meneruskan operasi militernya, menduduki pantai Yudea dan lembah sungai Yarden dan menumpas antara lain juga jemaah di Qumran. Di Yerusyalem kaum pemberontak dipimpin oleh Yohanes tersebut serta Bar-Giora mengorganisir perlawanan panatik. Pemberontak juga mempertahankan diri di beberapa tempat lain juga (benteng-benteng Herodion, Masada, Makheronta). Dalam tahun 69 VESPASIANUS dipilih menjadi kaisar (69-79) dan menyerahkan pengepungan Yerusyalem kepada anaknya Titus. Waktu perayaan Paskah dan waktu kota penuh sesak dengan kaum jiarah pengepungan dimulai dalam tahun 70. Segera kelaparan berkecamuk begitu hebat sehingga orang sampai makan anak-anaknya sendiri. Tanpa kenal ampun Titus meneruskan pengepungan dengan membunuh semua orang yang bisa ditangkap waktu mencoba melarikan diri. Tembok direbut dan akhirnya juga benteng Antonia. Para panatisi tidak mau menyerah dan sendiri mengganas didalam kota. Peperangan sampai berkecamuk dalam Bait Allah yang langkah demi langkah harus direbut. Tanggal 29 Agustus tahun 70 Masehi Bait Allah terbakar. Kota-atas jatuh dalam bulan September. Dengan demikian perlawanan di Yerusyalem dihancurkan sudah. Orang-orang Yahudi ditangkap, sebagian besar dibunuh dan yang lain-lain dijual sebagai budak atau dibunuh dalam permainan teater. Tahun 71 Vespasianus dan Titus merayakan kemenangannya di Roma (Gapura Titus dengan gambar barang rampasan dari Yerusyalem masih ada). Dalam tahun berikutnya sisa pemberontak di Herodion dan Makheronta ditumpas oleh Lucilus Bassus (tahun 71-72); Flavius Silva (tahun 73) menumpas Masa-da. Kemudian beberapa orang Yahudi pulang ke Yerusyalem dan sedapat-dapatnya mengurus hidupnya dibawah pengawasan kuat dari pihak tentara Romawi. Para ahli kitab dan ahli taurat (parisi) mulai mengorganisir hidup keagamaan lagi di Yabne-el (Yamnia) dipantai Laut dekat Emaus di Yudea. |
- | Vespasianus mendapat sebagai | + | Vespasianus mendapat sebagai penggantinya anaknya TITUS (tahun 79-81) sebagai Kaisar di Roma. Kemudian DOMITIANUS (TAHUN 81-96) menggantinya. Domitianus mulai dengan pengejaran sistimatis terhadap orang keristen, yang diteruskan oleh kaisar NERVA (tahun 96-98) dan TRAYANUS (tahun 98-117). Dengan tokoh-tokoh ini serta pengejaran berakhirlah jaman Peryanjian Baru. |
+ | :Catatan: ''dialihaksarakan ke ejaan baru oleh SABDA'' | ||
{{Buku Hijau|footer}} | {{Buku Hijau|footer}} |
Revisi per 07:37, 30 Juni 2011
Injil karangan Lukas (Luk 1:5; 2:1; 3:1-2) menempatkan peristiwa yang diceritakannya dalam rangka sejarah profan. Ini bukan serba kebetulan atau oleh karena sejarawan Lukas gemar akan sejarah. Catatan Lukas sedemikian ada maknanya yang khas. Artinya ialah: Yesus dari Nasaret, yang riwayatNya dikisahkan bukanlah tokoh "mitologis" dari jaman pra-sejarah dan karenanya kurang riil. Yesus itu adalah tokoh yang sangat riil, yang hidup ditempat tertentu dan diwaktu tertentu yang belum lama berselang. Sejarah penyelamatan yang memuncak dalam diri manusia Yesus itu tidak berlangsung diluar dunia ini, melainkan didalamnya dan amat erat hubungannya dengan hal-ihwal umat manusia. Seluruh gerakan keristen mendapat corak historis, oleh karena pendirinya adalah seorang tokoh dalam sejarah. Dalam "Credo" kita masih mengakui: "Yang menderita sengsara diwaktu pemerintahan Pontius Pilatus". Dengan demikian dinyatakan bahwa corak historis itu sungguh sifat hakiki. Karena itu baiklah disajikan rangka sejarah profan yang bersangkutan dengan Perjanjian Baru. Perlu juga rangka ini dihubungkan dengan KRONOLOGI PERDJANDJIAN BARU.
Dijaman Kristus daerah Palestina sudah lama dibawah kekuasaan Roma. Konsul Romawi P o m p e u s menaklukkan dalam tahun 64 seb. Mas. daerah Siriah. Di Palestina keturunan para Makabe (Hasmonaioi), yaitu Aristibulos II (raja dan imamagung tahun 67-63 seb. Mas.) dan Hyrkanos II (110-30: imamagung dan raja tahun 67) berebut takhta dan kekuasaan. Maka Pompeus turun tangan dan menduduki Yerusyalem dalam tahun 63 seb. Mas. Ia mengangkat Hyrkanos menjadi imamagung, sedangkan Aristibulos serta anaknya Antigones dibawa ke Roma. Hyrkanos ternyata seseorang yang tidak mampu dan karenanya diturunkan.
Di Roma YULIUS CAESAR menjadi berkuasa (sekitar tahun 49 seb. Mas.) dan dalam tahun 48 seb. Mas. Pompeus dikalahkan olehnya. Maka Caesar berkuasa ditimur juga, termasuk Palestina. Ia mengangkat kembali Hyrkanos menjadi penguasa (ethnarkhos=gubernur otonom tapi tanpa gelar "raja") di Palestina (tahun 47-41 seb. Mas.). Oleh karena Hyrkanos orang yang tak mampu, maka yang sesungguhnya berkuasa ialah menterinya Antipater serta kedua anaknya Herodes dan Phasael. Herodes menjadi panglima di Galilea dan Phasael gubernur Yerusyalem.
Setelah Caesar terbunuh (tahun 44 seb. Mas.) ANTONIUS (serta kekasihnya Cleopatra VII Thea Philopater, ratu Mesir tahun 47-30) dan OCTAVIANUS merebut kekuasaan. Untuk sementara waktu Antonius berkuasa di timur. Anak Aristibulos II, yaitu ANTIGONES, menjadi raja dan imamagung (th. 40-37 seb. Mas.) Herodes melarikan diri ke Roma, sedangkan Hyrkanos dipotong kuping-kupingnya, sehingga tidak dapat lagi menjadi imamagung. Di Roma Herodes mendapat dukungan dari pihak Senat Roma yang mengangkat dia sebagai raja (nominal) atas Palestina (tahun 40 seb. Mas.). Herodes mulai bekerja untuk menyingkirkan Antigones di Palestina. Dalam tahun 37 seb. Mas. ia merebut Yerusyalem berkat dukungan dari pihak gubernur Romawi di Siriah, yaitu Sosius (tahun 38-37 seb. Mas.)
Maka Herodes menjadi raja efektip. Herodes ini ialah HERODES AGUNG tahun 37-4 seb. Mas.). Dia itulah yang memainkan peranannya dalam kisah masa muda Yesus (Mat 2:1;Luk 1:5). Dalam politiknya Herodes selalu bersahabat dengan Roma, satu-satunya yang sungguh berkuasa. Disana Octavianus berhasil mengalahkan Antonius dan Cleopatra dalam pertempuran (laut) di Actium. Antonius dan Cleopatra membunuh diri. Maka Octanianus menjadi kaisar untuk seumur hidup dan selanjutnya bernama OCTAVIANUS CAESAR AUGUSTUS (tahun 29 seb. Mas.-14 Mas.). Dengan Augustus ini Lukas menghubungkan kelahiran Kristus (Luk 2:1).
Herodes adalah raja otonom, tetapi dibawah pengawasan Roma, yaitu utusan Roma di Siriah yang semenjak tahun 29 seb. Mas. menjadi propinsi Romawi. Herodes ternyata "raja sekutu" yang setiawan. Karenanya daerahnya diperluas, sehingga disamping Yudea dan Samaria ia mendapat juga daerah Trakhonitides, Batanea, Auranitides dan Panean (Paneion) atau Iturea. Dengan demikian kerajaannya sama luasnya dengan kerajaan Israil dimasa jayanya, yaitu dimasa Dawud dan Sulaiman. Herodes bukan berbangsa Yahudi, melainkan berbangsa Idumea berkat ayahnya Antipater, orang Idumea. Herodes Agung adalah seorang tokoh yang serba komplek. Sebagai negarawan ia ternyata cerdik sekali, dan pembangun yang ulung (a. l. ia mulai dalam tahun 20-19 seb. Mas. dengan memperbaiki dan memperluas Bait Allah untuk menyenangkan bawahannya yang tidak suka akan orang asing itu; ia membangun juga tembok baru disekeliling Yerusyalem, benteng Antonia dan istana raja). Dari lain pihak ia adalah seseorang yang tidak tahu mengendalikan dirinya. Ia mengawini sepuluh istri (seringkali juga karena alasan politik) dan mempunyai watak curiga dan ganas. Tanpa kenal ampun ia menumpas segala lawannya atau yang mungkin menjadi lawannya. Hampir segala keturunan para Makabe ditumpas olehnya, a. l. isteri pilihannya Mariamme I serta tiga anaknya (Aristibulos, Alexander Antipater). Pada akhir pemerintahan Herodes Agung Yesus dari Nasaret lahir, sekitar tahun 7-6 seb. Mas.
Herodes meninggal dunia dalam tahun 4 seb. Mas. setelah menunjuk tiga dari anaknya sebagai pengganti, yakni Arkhelaos, Herodes Antipas, dan Herodes Filippus. Pemberontakan yang pecah setelah Herodes meninggal ditumpas oleh Arkhelaos (lk. 3000 orang terbunuh). Peraturan penggantian yang ditetapkan oleh Herodes disetuyui oleh Roma (Octavianus Augustus). Orang-orang Yahudi masih berusaha mengubah aturan itu dengan mengutus utusan ke Roma, yang meminta supaya Palestina langsung diurus oleh Roma sendiri dengan utusannya di Siriah. Tapi usaha itu gagal. Sementara Arkhelaos di Roma pecahlah pemberontakan lain lagi. Alasannya ialah: Utusan Augustus pribadi di Siriah Sabinus yang datang memeriksa kekayaan kerajaan Herodes (bdk. Kis 5:37). Maka kerajaan Herodes dibagi menjadi tiga bagian otonom, tetapi tanpa gelar "raja". Arkhelaos menjadi penguasa (ethnarkhos) di Yudea dan Samaria, Herodes Antipas dijadikan penguasa (tetrakhos=penguasa daerah yang terlalu kecil untuk mendapat seorang raja) didaerah Galilea dan Perea, sedangkan Herodes Pilippus diangkat menjadi penguasa (tetrarkhos) daerah Gaulanitides, Batanea, Trakhonitides, Auranitides dan Panean (Iturea)(bdk. Luk 3:1).
ARCHELAOS (tahun 4 seb. Mas.-6(?) Mas.) ternyata orang yang tidak patut dipuji. Ia mulai dengan menurunkan imam agung Yo'azar dan Ele'azar, mengawini iparnya Glaphyra berlawanan denga taurat Yahudi dan pada umumnya mengganas sedemikian rupa, sehingga akhirnya dituduh di Roma, diturunkan dan dibuang ke Prancis (tahun 6?). Maka kenalah apa yang dikatakan Mateus (Mat 2:22) tentang ketakutan Yosep waktu kembali dari Mesir. Setelah Arkhelaos dibuang daerahnya menjadi propinsi Romawi saja dengan ibukotanya Seserea. Demikian Yudea dan Samaria menjadi propinsi Romawi (tahun 6-41 Mas.) yang langsung diperintah oleh seorang gubernur Roma (yang pertama: Coponius (tahun 6-8).
HERODES FILIPPUS II (tahun 4-34 Mas.)(bdk. Luk 3:1) lebih berhasil mempertahankan diri. Ia mempunyai watak lunak dan menjadi cukup populer. Ia membangun sebuah kota yang diberinya nama "Seserea Filippi" (Mar 8:27) dan membangun kembali Bethsaida dengan nama "Yulia". Ia kawin dengan Salome, puteri Herodiades, tetapi tidak mendapat anak. Setelah meninggal daerahnya digabung dengan Syriah oleh Kaisar Tiberius.
HERODES ANTIPAS (tahun 22-40 Mas.) yang oleh rakyat diberi gelar "raja" (bdk. Luk 3:1; Mar 6:14) nampaknya orang Yahudi yang bersemangat (bdk. Luk 23:7). Karena membela rakyatnya terhadap wali negeri Pontius Pilatus di Yudea, maka kedua tokoh itu bermusuhan sedikit ({{|ayat|Luk 23:12}}). Iapun membangun beberapa kota baru pula, a. l. Tiberias dipantai tasik Genesaret di Galilea. Maka tasik itu selanjutnya juga disebut "Tasik Tiberias" (bdk. Yoh 21:1). Ia dahulu kawin dengan putri Aretas IV, raja daerah Nabatea di Arabia, tapi kemudian bercerai untuk menikah isteri saudaranya Herodes Filippus I (yang tidak menjadi raja tapi sebagai preman menetap di Roma), yang bernama Herodiades. Peristiwa ini menjadi alasan Yohanes Baptis ditahan dan kemudian dibunuh (Mar 6:17-29), tetapi hanya atas desakan Herodes. Herodes sendiri merasa sedikit takut (takhayul) terhadap Yohanes (Mar 16:20). Flavius Yosefus memberitahukan, bahwa Yohanes ditangkap oleh karena Herodes takut-takut kalau-kalau gerakan yang dilepaskan Yohanes akan mengakibatkan hal-hal yang tidak diinginkan. Herodes juga sedikit khawatir karena gerakan yang ditimbulkan Yesus (Mar 16:14-16) dan kiranya bermaksud menangkap Yesus juga (bdk. Luk 13:31). Akhirnya ia bertemu dengan Yesus juga, waktu Yesus dikirim kepadanya oleh Pontius Pilatus (Luk 23:6-12). Dalam tahun 36 Herodes kalah terhadap raja Aretas, yang membalas dendam karena puterinya diceraikan Herodes. Akibat persekongkolan dari pihak Herodes Agrippa I Herodes Antipas akhirnya dibuang oleh Roma ke Lyon (Perancis)(tahun 39 Mas.).
Dalam pada itu di Roma sudah terjadi penggantian takhta. Octavianus Caesar Augustus mangkat dan penggantinya ialah TIBERIUS YULIUS CAESAR (tahun 14-17 Mas.)(bdk. Luk 3:1). Tiberius mengangkat sebagai "Procurator" atau wali negeri di Yudea dan Samaria Pontius Pilatus (th. 26-36 Mas) sebagai pengganti Valerius Gratus (th. 15-26 Mas.). Gubernur ini berkedudukan di Sesarea, ibu kota daerahnya, tetapi kalau di Yerusyalem ada perayaan, khususnya perayaan Paskah, ia pergi kesana. Sebagai gubernur Yudea dan Samaria Pontius Pilatus ada dibawah pengawasan utusan Romawi di Siriah. Watak Pontius Pilatus kurang menyenangkan, mudah disuap dan benci kepada orang Yahudi. Sedapat mungkin ia melukai perasaan bawahannya, terutama perasaan keagamaannya. Antara lain ia pernah dimalam hari membawa masuk ke Yerusyalem tentara dengan panji-panjinya yang bergambar Kaisar Roma. Tetapi orang Yahudi tidak mengizinkan gambar-gambar makhluk yang hidup, apalagi gambar Kaisar yang didewakan. Orang-orang Yahudi mendesak, supaya gambar-gambar itu diambil dari kota suci, tetapi hanya dengan susah payah usahanya berhasil. Lain kali Pilatus merencanakan membangun saluran air dengan khazanah Bait Allah. Protes Yahudi dibalas dengan pembunuhan. Sekali lagi ia menyakiti hati orang Yahudi dengan menggantungkan perisai-perisai emas dengan nama Kaisar di istananya di Yerusalem. Protes Yahudi tidak dihiraukan, sampai Kaisar Tiberius sendiri menyuruh ambil semua. Injil (Luk 13:1) masih memberitahukan, bahwa Pilatus membunuh beberapa orang sedang mereka mempersembahkan kurban, entah karena apa. Nama Pontius Pilatus terutama diabadikan karena proses yang diadakannya terhadap Yesus dan yang berakhir dengan hukuman mati. Dalam tahun 35 orang-orang Samaria berhimpun di gunung Garizim. Pilatus yang khawatir kalau-kalau akan terjadi pemberontakan mengirim tentara yang membunuh beberapa orang. Orang-orang Samaria yang selalu setia kepada Roma memprotes pada utusan Romawi di Siriah Vitellius (tahun 35-39 Mas.). Protes ini diterima. Vitellius sendiri datang ke Yerusyalem untuk membereskan perkara dengan Pontius Pilatus itu dan menurunkan imamagung Kaifas yang diganti dengan Yonatan bin Annas. Pilatus sendiri diskors dan disuruh pergi ke Roma untuk bertanggungjawab. Nasibnya selanjutnya tidak diketahui dengan pasti, tetapi mungkin sekali ia dibunuh atau membunuh diri.
Di Roma CALIGULA (tahun 37-41 Mas.) menjadi kaisar akan ganti Tiberius. Caligula bersahabat dengan Herodes Agrippa I, anak cucu Herodes Agung yang telah mendukung Caligula. Segera HERODES AGRIPPA I (tahun 37-44 Mas.) diangkat menjadi raja daerah Herodes Filippus (setelah dilepaskan dari daerah Siriah) dan Abilene (daerah Lysanias). Kemudian (tahun 39) ia mendapat juga (dari kaisar Caligula) daerah Herodes Antipas (Yudea, Samaria) dan dalam tahun 41 Mas. diangkat menjadi raja daerah itu, yang selanjutnya tidak lagi provinsi Romawi hingga tahun 44. Dengan demikian Herodes Antipas menguasai seluruh daerah neneknya Herodes Agung. Herodes inilah yang membunuh rasul Yakobus dan menangkap Petrus (Kis 12:1-19). Herodes Agripa bersama dengan utusan Romawi di Siriah Petronius mencegah, bahwa patung kaisar ditegakkan dalam Bait Allah, sebagaimana disuruh Caligula dalam tahun 39. Iapun membangun tembok baru dikeliling Yerusyalem, tetapi oleh Kaisar Claudius ia disuruh berhenti dengan itu. Dalam tahun 44 ia secara mendadak meninggal (bdk. Kis 12;20-23).
Pengganti Caligula ialah CLAUDIUS (tahun 41-54 Mas.). Dalam hal ini Claudius mendapat dukungan kuat dari pihak Herodes Agripa I, yang kebetulan ada di Roma. Sebagai ganjaran ia diberi gelar "raja" atas daerah Yudea dan Samaria. Claudius mula-mula bersahabat dengan orang-orang Yahudi, tetapi karena huruhara di Roma yang ditimbulkan orang Yahudi dan orang keristen, maka semua orang Yahudi disuruh mengungsi dari Roma (tahun 49-50 (bdk. Kis 18:2). Setelah Herodes Agrippa meninggal, maka daerah Yudea dan Samaria kembali menjadi propinsi Romawi (tahun 44 Mas.).
HERODES AGRIPPA II anak Herodes Agrippa I, oleh kaisar Claudius diangkat jadi raja daerah kecil Khalcis (tahun 48). Dalam tahun 49 ia dijadikan "pengawas Bait Allah" di Yerusyalem dan berwenang mengangkat dan menurunkan imamagung. Herodes asyik menggunakan wenangnya itu, sebab antara tahun 59 dan 67 ia mengangkat sampai enam imamagung. Dalam tahun 53 Mas. ia menukar daerahnya Khalcis dengan daerah Herodes Filippus II, yakni Gaulanitides, Trakhonitides Batanea, Aurianitides dan Panean (Iturea). Daerah itu dikuasainya dari tahun 53 hingga tahun 93. Dalam tahun 55 daerahnya masih diluaskan oleh kaisar Nero dengan sebagian dari Perea dan Galilea, a.l kota Tiberias. Karena hubungan subangnya dengan adik perempuannya Berenike (bdk. Kis 25:13-26:32) Herodes amat kurang disenangi oleh rakyat Yahudi. Herodes amat lama memerintah dan baru meninggal tahun 93 (?). Dalam pemberontakan Yahudi tahun 70 ia bergabung dengan tentara Romawi untuk mengepung Yerusyalem. Kemudian ia pergi ke Roma bersama dengan Bernike dan disana mendapat suatu pangkat kehormatan. (Pretor).
Dalam tahun 54 Claudius mangkat dan Nero menggantinya (tahun 54-68). Watak Nero terkenal dan tak pernah seorang menduduki takhta kerajaan Roma yang kurang layak daripada dia. Juga sejarawan Romawi sangat tidak memuji Nero. Dalam tahun 64 Roma terbakar dan orang-orang keristen dituduh dan demikian mulailah pengejaran pertama, meskipun tidak umum juga tidak sistimatis dilaksanakan. Selama pemerintahan Nero orang-orang Yahudi secara masal mulai berontak. Sekitar tahun 58 wali negeri Roma Antonius Felix (tahun 52-60 Mas.) (Kis 24) terpaksa turun tangan dan menceraikan segerombolan orang Yahudi yang dipimpin oleh seorang nabi palsu (bdk Kis 21:78)dibukit Zaitun. Dalam tahun 66 pecahlah huruhara diantara orang-orang Yahudi di Iskandria, yang ditindas dengan kejam (ribuan orang terbunuh). Dalam tahun itu juga ada huruhara di Yerusyalem lagi. Wali negeri Gressius Florus (64-66) menyalibkan beberapa orang. Tetapi hal itu mengakibatkan pemberontakan umum. Tentara Romawi terpaksa melarikan diri dari Yerusyalem. Malahan di Sesarea terjadi pelbagai insiden berdarah. Gubernur Siriah, Gestius Gallus (tahun 63-66 Mas.) sendiri datang menyerang Yerusyalem, tapi dipukul mundur juga. Di Yerusyalem terbentuk suatu pemerintah "revolusioner". Kebanyakan anggotanya adalah fanatisi. Kaum terkemuka (dan orang keristen) kebanyakan mengungsi ketempat lebih aman. Situasi menjadi gawat dan tindakan tegas perlu diambil dengan segera. Maka Nero mengangkat- Vespasianus serta anaknya Titus untuk memimpin operasi militer. Vespasianus tiba di Palestina dalam tahun 67 dengan pasukan sebanyak 60.000 orang. Galilea direbut olehnya. Sisa pemberontak melarikan diri ke Yerusyalem. Bersama dengan orang-orang Idumea mereka merebut kekuasaan disana dibawah pimpinan seorang bernama Yohanes dari Giskala. Di Yerusyalem kaum kemuka dilenyapkan, termasuk imam agung Anan. Vespasianus meneruskan operasi militernya, menduduki pantai Yudea dan lembah sungai Yarden dan menumpas antara lain juga jemaah di Qumran. Di Yerusyalem kaum pemberontak dipimpin oleh Yohanes tersebut serta Bar-Giora mengorganisir perlawanan panatik. Pemberontak juga mempertahankan diri di beberapa tempat lain juga (benteng-benteng Herodion, Masada, Makheronta). Dalam tahun 69 VESPASIANUS dipilih menjadi kaisar (69-79) dan menyerahkan pengepungan Yerusyalem kepada anaknya Titus. Waktu perayaan Paskah dan waktu kota penuh sesak dengan kaum jiarah pengepungan dimulai dalam tahun 70. Segera kelaparan berkecamuk begitu hebat sehingga orang sampai makan anak-anaknya sendiri. Tanpa kenal ampun Titus meneruskan pengepungan dengan membunuh semua orang yang bisa ditangkap waktu mencoba melarikan diri. Tembok direbut dan akhirnya juga benteng Antonia. Para panatisi tidak mau menyerah dan sendiri mengganas didalam kota. Peperangan sampai berkecamuk dalam Bait Allah yang langkah demi langkah harus direbut. Tanggal 29 Agustus tahun 70 Masehi Bait Allah terbakar. Kota-atas jatuh dalam bulan September. Dengan demikian perlawanan di Yerusyalem dihancurkan sudah. Orang-orang Yahudi ditangkap, sebagian besar dibunuh dan yang lain-lain dijual sebagai budak atau dibunuh dalam permainan teater. Tahun 71 Vespasianus dan Titus merayakan kemenangannya di Roma (Gapura Titus dengan gambar barang rampasan dari Yerusyalem masih ada). Dalam tahun berikutnya sisa pemberontak di Herodion dan Makheronta ditumpas oleh Lucilus Bassus (tahun 71-72); Flavius Silva (tahun 73) menumpas Masa-da. Kemudian beberapa orang Yahudi pulang ke Yerusyalem dan sedapat-dapatnya mengurus hidupnya dibawah pengawasan kuat dari pihak tentara Romawi. Para ahli kitab dan ahli taurat (parisi) mulai mengorganisir hidup keagamaan lagi di Yabne-el (Yamnia) dipantai Laut dekat Emaus di Yudea.
Vespasianus mendapat sebagai penggantinya anaknya TITUS (tahun 79-81) sebagai Kaisar di Roma. Kemudian DOMITIANUS (TAHUN 81-96) menggantinya. Domitianus mulai dengan pengejaran sistimatis terhadap orang keristen, yang diteruskan oleh kaisar NERVA (tahun 96-98) dan TRAYANUS (tahun 98-117). Dengan tokoh-tokoh ini serta pengejaran berakhirlah jaman Peryanjian Baru.
- Catatan: dialihaksarakan ke ejaan baru oleh SABDA
Artikel ini diambil dari: |