Dari Sejarah Alkitab Indonesia
Keterangan Tabel | ||
Versi Id PL PB Porsi Oleh Organisasi Bahasa Ejaan e-Text |
Keasberry |
Kutipan ayat: | |
Matius 6:9-13 (Doa Bapa Kami) | |
Mat. 6:9 | Subab itu handaklah kamu muminta doa dumkian bunyinya: Ayah kami yang ada dishorga, turmulialah kiranya namamu; |
Mat. 6:10 | Luaslah kiranya krajaanmu, kahadakmu burlakulah diatas bumi ini spurti dalam shorga; |
Mat. 6:11 | Brilah kiranya akan kami pada hari ini ruzki yang chukop; |
Mat. 6:12 | Dan ampunilah kiranya sagala salah kami spurti kami mungampuni kasalahan orang lain pada kami; |
Mat. 6:13 | Maka janganlah kiranya masokkan kami kadalam purchobaan, mulainkan lupaskanlah kami deripada yang jahat, kurna angkaulah yang ampunya krajaan, dan kuasa, dan kamuliaan, pada slama lamanya. Amin. |
Dari :Alkitab di Tanah Hindia Belanda
Mulai saat ini, terasa bahwa teks dalam versi ini memerlukan adanya satu revisi, dan Robert Burn, seorang pendeta Anglikan di Singapura, dengan Claudius H. Thompson dari London Missionary Society mengambil alih tugas ini. The British and Foreign Bible Society pada tahun 1831 menerbitkan hasil kerja mereka pada Perjanjian Baru. Tetapi para misionaris tidak puas dengan revisi ini, dan pada tahun 1853, satu usaha baru dibuat untuk memperbaiki teksnya. Orang utama yang bertugas memperbaiki adalah B.P. Keasberry, dari the London Missionary Society. Perjanjian Baru, dalam bentuk ini dikeluarkan di Singapura, baik dalam huruf Arab maupun dalam huruf roman.
[ Rev. R Kilgour, D.D., 172 ]
Dari:Revisi Terjemahan Leijdekker
Sekembalinya Thomsen ke Inggris pada tahun 1832, usaha revisi di Semenanjung Malaka tersendat-sendat sampai seorang utusan LMS yang bernama Benjamin Keasberry melaksanakan tugas tersebut. Keasberry juga bekerjasama dengan guru bahasanya Munsyi Abdullah. Pekerjaan revisi penerjemahan dan penerbitannya didukung oleh Lembaga Alkitab Inggris (BFBS). Akhirnya Perjanjian Baru lengkap dicetak di Singapura pada tahun 1852 menggunakan aksara Latin, dan pada tahun 1856 dicetaklah edisi aksara Arab (Jawi). Terbitlah ini disebarkan di Semenanjung Malaka dan di Sumatra serta Borneo (sekarang Kalimantan). Keasberry sempat menyelesaikan beberapa buku Perjanjian Lama tetapi tidak sempat diterbitkan karena ia meninggal pada tahun 1875. Agaknya hanya hasil pekerjaan Keasberry lah yang tidak dikritik oleh Munsyi Abdullah.
[ Dr. Daud H. Soesilo, Ph.D, 2001, 53-54 ]
Referensi :
- Kilgour, Rev. R, D.D. Alkitab di Tanah Hindia Belanda. Halaman 171-176.
- Soesilo, Dr. Daud H., Ph.D. 2001. Mengenal Alkitab Anda. Lembaga Alkitab Indonesia, Jakarta. Halaman 51-54.
Keterangan Tabel | ||
Versi Id PL PB Porsi Oleh Organisasi Bahasa Ejaan e-Text |
PB Melayu, Dialek Surabaya |
Kutipan ayat: | |
Matius 6:9-13 (Doa Bapa Kami) | |
Mat. 6:9 | Bapa kita, jang ada disorga! namamoe depersoetjikan. |
Mat. 6:10 | Karadjaanmoe dedatangkan: kehendakmoe dedjadikan, seperti didalam sorga, bagitoe lagi diatas boemi. |
Mat. 6:11 | Reziki kita sahari-hari brilah akan kita pada hari ini. |
Mat. 6:12 | Dan ampoenilah pada kita segala kasalahan kita, saperti lagi kita ini mengampoeni pada orang jang bersalah kapada kita. |
Mat. 6:13 | Dan djanganlah membawa kita kapada pertjobaan, hanja lepaskan kita deri pada jang djahat. |
Matius 28:18-20 (Amanat Agung) | |
Mat. 28:18 | Maka datanglah Jesus, dan berkatalah pada orang itoe, sabdanja: segala pengawasan didalam sorga dan diatas boemi soedah debrikan kepadakoe. |
Mat. 28:19 | Sebab itoe pergilah kamoe berdjalan dan mengadjarlah sekalian oemat itoe masoek moerid, sambil permandikan dia itoe dengan nama Bapa, dan Anak laki-laki, dan Roh jang soetji: serta mengadjar orang itoe memagang segala saswatoe jang akoe soedah berpesan pada kamoe. |
Mat. 28:20 | Maka lihatlah! akoe ini ada beserta kamoe pada sekalian hari sampe kapada kasoedahan doenia. |
Dari :Alkitab: Pada Masa Lampau
Emde dan saudara-saudara seimannya juga mulai prihatin terhadap Alkitab Leydekker yang sulit dibaca. Sedikit demi sedikit mereka menyadurnya kembali dalam kata-kata yang lebih mudah dipahami. Naskah revisi mereka lalu diteliti di Jakarta oleh Ds. D. Lenting, seorang pendeta Belanda, dan Walter Henry Medhurst, seorang utusan Injil Inggris.
Hasil usaha bersama itu adalah suatu Perjanjian Baru lengkap, yang diterbitkan di Jakarta pada tahun 1835. Inilah yang dianggap Perjanjian Baru yang pertama-tama dicetak dalam bahasa Melayu Rendah. Orang-orang Kristen di Surabaya itu bukan hanya menyiapkan terjemahan tersebut melainkan juga mengongkosinya.
Walaupun ada banyak kekurangannya, namun terjemahan baru itu cukup laris: Pada tahun 1848 persediaannya sudah habis. Perkumpulan Surabaya itu juga menyediakan Kitab Mazmur dengan cara yang agak sama seperti yang mereka pakai untuk Kitab Perjanjian Baru.
[ H.L. Cermat, 32 ]
Dari:Revisi Terjemahan Leijdecker
Sementara itu di Pulau Jawa, Perjanjian Baru dalam bahasa Melayu rendah dialek Surabaya dikerjakan oleh seorang tukang reparasi jam yang bernama Johannes Emde beserta kawan-kawannya. Emde yang beristrikan seorang Jawa adalah pemimpin awam dari suatu Kumpulan Kristiani di Surabaya. Ia rajin menginjil, tetapi prihatin akan sukarnya terjemahan Leijdecker dipahami. Emde dan teman-temannya mulai merevisi dan naskahnya diperiksa oleh seorang pendeta Belanda yang bernama D. Lenting dan penginjil Inggris yang bernama Walter Henry Medhurst. Hasil jerih payah mereka diterbitkan di Batavia pada tahun 1835 dan biayanya ditanggung oleh anggota Kumpulan Kristiani di Surabaya tersebut. Kelompok ini juga menyiapkan Buku Mazmur.
[ Dr. Daud H. Soesilo, Ph.D, 2001, 51-54 ]
Referensi:
- Cermat, H.L. Alkitab: Dari Mana Datangnya?. Lembaga Literatur Baptis, Bandung. Halaman 31-39.
- Soesilo, Dr. Daud H., Ph.D. 2001. Mengenal Alkitab Anda. Lembaga Alkitab Indonesia, Jakarta. Halaman 51-54.