Sejarah Alkitab Indonesia

Pendahuluan Kitab-kitab dalam Alkitab/Markus

Bagikan ke Facebook

Dari Sejarah Alkitab Indonesia

Langsung ke: navigasi, cari
<< >>
Sejarah Alkitab di Indonesia
Sejarah Alkitab Daerah Indonesia
Sejarah Alkitab di Luar Indonesia
Biblika
Doktrin Alkitab
Pengantar dan Garis Besar Kitab
Studi Kata Alkitab
Bagian-bagian dari buku :
Pendahuluan Kitab-kitab dalam Alkitab
Pendahuluan Kitab-kitab dalam Alkitab:
Perjanjian Baru
Matius
Markus
Lukas
Yohanes
Kisah Para Rasul
Roma
1 Korintus
2 Korintus
Galatia
Efesus
Filipi
Kolose
1 Tesalonika
2 Tesalonika
1 Timotius
2 Timotius
Titus
Filemon
Ibrani
Yakobus
1 Petrus
2 Petrus
1 Yohanes
2 Yohanes
3 Yohanes
Yudas
Wahyu


Nama Yohanes (Kisah 12:12) dari Yohanes Markus menunjukkan warisan Yahudinya, namun nama Markus, warisan Latinnya (Kolose 4:10) menunjukkan kewargaan Romawinya. Ia bukan tergolong salah satu dari ke dua belas rasul, melainkan ia adalah seorang pemuda yang percaya kepada Kristus yang tinggal di Yerusalem. Maria, ibunya juga adalah seorang yang percaya dan jemaat abad pertama sering menggunakan rumahnya sebagai tepat berkumpul.

Tujuan utama penulisan Injil Markus adalah untuk menyatakan Yesus sebagai Anak Manusia, Anak Allah, dan Juruselamat setiap orang yang percaya dan bertobat. Dalam Injil Markus, Yesus dijelaskan lebih dari sekedar seorang Manusia yang agung, sebagaimana dijelaskan dalam kalimat pertama Inji itu: Inilah permulaan Injil tentang Yesus Kristus, Anak Allah (Markus 1:1). Ini merupakan ajakan kepada dunia untuk menerima Yesus sebagai satu-satunya Sumber yang dapat memberikan kehidupan kekal. Markus melakukan hal yang sama dengan menunjukkan bagaimanaYesus mendemonstasikan kekuasaanNya atas roh-roh jahat, kuasa alam, sakit penyakit, dan kematian.

Sebutan Anak Allah ditemukan lima kali dalam kitab ini (Markus 1:1; 3:11; 5:7; 14:61; 15:39). Markus mencatat mengenai Bapa Sorgawi yang berbicara ketika Yesus dibaptiskan dan ketika Ia dimuliakan di atas gunung. Dalam peristiwa-peristiwa ini Yesus disebut sebagai Anak yang Kukasihi (Markus 1:11; 9:7).

Markus juga menyuguhkan Yesus sebagai Hamba Allah yang sempurna. Istilah-istilah seperti dan, digunakan 34 kali, dan perkataan segera digunakan hampir 30 kali. Juga Markus menegaskan bahwa Anak Manusia datang bukan untuk dilayani, melainkan untuk melayani dan untuk memberikan nyawaNya menjadi tebusan bagi banyak orang (Markus 10:45). Tak ada penulis lain yang menjelaskan tentang bagaimana Yesus mengambil seorang anak kecil lalu memeluknya (Markus 9:36) atau peristiwa Yesus tertidur di dalam perahu ketika taufan yang dahsyat mengamuk (Markus 4:37-38).

Barnabas, seorang Lewi dari Siprus (Kisah 4:36) mungkin adalah saudara sepupu Markus. Markus menyertai Paulus dan Barnabas dalam perjalanan pengabaran Injil yang pertama, namun ia pulang ke rumahnya sebelum tugas itu selesai (Markus 12:25; 13:2-5,13). Karena itu Paulus tidak mau membawa Markus lagi untuk ikut dalam perjalanan pengabaran Injil yang kedua (Markus 15:37-38). Namun Paulus akhirnya menulis agar menjemput dan membawa serta Markus karena pelayanannya penting bagiku (II Timotius 4:11).

Berbeda dengan Matius yang tidak menjelaskan mengenai adat istiadat Yahudi, Markus menjelaskan banyak hal mengenai kebiasaan dan ajaran Yahudi yang mungkin tidak dikenal oleh para pembaca non Yahudi (Markus 2:18; 7:3-4; 14:12; 15:42). Ia menjelaskan tentang lokasi-lokasi geografis wilayah Yudea dan berbagai jenis tanaman yang tumbuh di wilayah itu (Markus 1:13; 11:13; 13:3) serta perbandingan nilai dari mata uang Yahudi dengan mata uang Romawi (Markus 12:42). Juga kitabnya ini menceritakan sekurang-kurangnya 20 mujizat yang Yesus pernah lakukan.

Dalam Kitab Markus, Kristus digambarkan sebagai Hamba Allah yang tak pernah mengenal lelah, yang selalu sibuk dengan berbagai kegiatan. Markus tidak menyebut sesuatupun tentang nenek moyang Yesus. Juga ia tak menyebutkan tentang para malaikat yang memberitakan mengenai kelahiranNya, tentang orang-orang majus yang sedang mencari seorang Raja, atau mengenai hikmat Yesus yang membuat para sarjana Taurat Yahudi mengagumi Yesus ketika Ia baru berusia 12 tahun. Namun 12 kali Markus menyebut Yesus sebagai Guru (Markus 1:16-17; 2:17,19-22; 3:23-27; 4:2-8,21-22,26-32; 7:14-23; 9:43,45,47; 12:1-11; 13: 28-29,34,37). Oleh karena sebuah perumpamaan bertujuan untuk melukiskan tentang sesuatu kebenaran, maka Markus mencatat 18 perumpamaan yang pernah Yesus ajarkan. Markus sering mencatat tentang perasaan Yesus dan reaksi yang ditunjukkanNya: Ia berdukacita karena kedegilan mereka, dan dengan marah Ia memandang sekelilingNya kepada mereka (Markus 3:5; 7:34; 8:12). Petrus menyebut Markus sebagai anakku (murid) (I Petrus 5:13). Diperkirakan bahwa Markus mendapatkan informasi yang dituliskannya dalam kitabnya dari Rasul Petrus. Ia ikut serta ke Babilon bersama dengan Petrus.


Bibliografi
Artikel ini diambil dari:
Kepercayaan dan Kehidupan Kristen. PT BPK Gunung Mulia, Jakarta. CD SABDA-Topik 07008
kembali ke atas