Dari Sejarah Alkitab Indonesia
"Tak kenal maka tak sayang!" demikian kata orang. Hal ini juga berlaku dengan terjemahan Alkitab dalam bahasa Melayu / Indonesia. Banyak orang menduga yang disebut Terjemahan Lama adalah terjemahan yang paling lama dan tertua, sedang Terjemahan Baru adalah terjemahan mutakhir dan yang paling baru. Kedua anggapan itu keliru. Marilah kita mempelajari selayang pandang sejarah penerjemahan Alkitab dalam bahasa Melayu/Indonesia agar kita makin mengenal dan menyayangi terjemahan Alkitab yang kita miliki.
- Matius Terjemahan Ruyl
- Perjanjian Baru Terjemahan Brouwerious
- Alkitab Terjemahan Leijdecker
- Revisi Terjemahan Leijdecker
- Perjanjian Baru Terjemahan Klinkert
- Alkitab Terjemahan Klinkert
- Alkitab Terjemahan Shellabear
- Perjanjian Baru Bahasa Melayu Baba
- Perjanjian Baru Terjemahan Bode
- Terjemahan Alkitab dalam Masa Peralihan
- Perjanjian Baru Terjemahan Gereja Roma Katolik
- Alkitab Terjemahan Baru
- Alkitab Terjemahan Dinamis/Fungsional
- Parafrasa
- Kesimpulan
Bibliografi | |
Artikel ini diambil dari: |
E. Perjanjian Baru Terjemahan Klinkert
Hillebrandus Cornelius Klinkert dilahirkan di Amsterdam pada tahun 1829. Pemuda Belanda ini pernah bekerja sebagai tukang ukur tanah, karyawan pabrik, dan sebagai masinis kapal. Pada saat bertugas sebagai masinis kapal di Sungai Rhein, ia mengalami kecelakaan yang akhirnya membawa dia kembali ke negara asalnya. Merasa terpanggil menjadi seorang utusan Injil, maka pada tahun 1856 berangkatlah Klinkert ke Indonesia sebagai seorang misionaris Gereja Menonit. Mula-mula ia bertugas di Kota Jepara, di pesisir Jawa Tengah utara, bersama dengan seorang penerjemah Alkitab bahasa Jawa yang bernama Pdt. Pieter Jansz.
Klinkert menikah dengan seorang wanita Indo dari Jepara yang hanya dapat berbahasa Jawa dan Melayu. Karena kesukaran yang dihadapi istrinya untuk memahami Alkitab terjemahan Leijdecker yang menggunakan bahasa Melayu Tinggi, Klinkert memulai usaha untuk menyiapkan suatu terjemahan yang lebih dapat dipahami. Dibantu oleh dua orang yang pandai bahasa Melayu, Klinkert menerjemahkan Perjanjian Baru kedalam bahasa Melayu Rendah khususnya dialek yang lazim dipakai di daerah Semarang. Buku 4 Injil diselesaikannya dan dicetak pada tahun 1861, sedang Perjanjian baru lengkap dicetak di Semarang pada tahun 1863. Terjemahan Klinkert yang menggunakan bahasa pasar ini ternyata sangat mengena, bahkan masih dicetak ulang pada tahun 1949.
Berikut "Doa Bapa Kami" dalam terjemahan Klinkert (1863) :
(5) |
"Bapa saja, jang ada di sorga, |
(Indjil yang tersoerat oleh Mattheus - Segala soerat Perdjandjian Bahroe Maha Toehan Kita Orang, Jesus Kristus, Tersalin Kapada Bahasa Malajoe, Nederlandsch Indisch Bijbel en Zendeling Genootschap di Batawia, 1875 - Terjemahan H.C. Klinkert dalam bahasa Melayu Rendah). '