Tweet

Dari Sejarah Alkitab Indonesia

Harta Dalam Bejana: Sejarah Gereja Ringkas Sejarah Gereja di Indonesia Pada Zaman V.O.C.(1596-1799) Sejarah Gereja di Indonesia Sesudah Tahun 1799 Sejarah Gereja Protestan Maluku Sejarah Gereja Katolik Roma Sesudah Kontra-Reformasi

Sejarah Alkitab di Indonesia Agama Kristen Orang-orang Barat Alkitab yang Bungkam Dalam Bahasa Nusantara Alkitab di Tanah Hindia Belanda Seri Alkitab Alkitab: Di Bumi Indonesia Alkitab: Pada Masa Lampau Alkitab: Untuk Masa Kini Alkitab: Sepanjang Masa Depan Bintang Pelajar Sekota Dicari: Penerjemah Alkitab Jemaat Kristen Organisasi, Ajaran, dan Kehidupan Gereja Pada Zaman VOC 49 Tahun Mengukir Karya Mengenal Visi dan Misi Lembaga Alkitab Indonesia Seri Lembaga Alkitab Lembaga-lembaga Alkitab Yang Berbahasa Melayu/Indonesia Lembaga-lembaga Pekabaran Injil Belanda dan Para Utusannya Matius 5:3-12 dan 28:18-20 Dalam Duabelas Terjemahan Mengenal Kitab Suci Anda Para Pekerja Gereja Pekabaran Injil di Indonesia dari Tahun 1500 Sampai Tahun 1800 Penerjemahan Alkitab di Indonesia; Tinjauan Historis Pengadaan Alkitab di dalam Gereja Sepanjang Masa Pengantar Alkitab Info BIS: Kata Pengantar Pengantar Terjemahan Lama Pendahuluan Today's Malay Version Pengantar Firman Allah Yang Hidup Prakata Kitab Suci Injil Prakata Kitab Suci Komunitas Kristiani Persebaran Firman di Sepanjang Zaman Sejarah Gereja di Indonesia Pada Zaman VOC (1596-1799) Sejarah Penerjemahan Alkitab dalam Bahasa Melayu/Indonesia Terbitan-terbitan Alkitab di Indonesia Terjemahan Kitab Suci di Indonesia Terjemahan Kitab Suci Terjemahan Kitab Suci Dalam Brosur "Pendalaman Kitab Suci"

4. Penerjemahan Alkitab ke dalam bahasa Melayu dengan cepat mendapat perhatian, tetapi pekerjaan itu baru selesai sesudah satu abad lebih.

Yang pertama berusaha menerjemahkan tulisan-tulisan Kristen dan bagian-bagian Alkitab ke dalam bahasa Melayu ialah beberapa pegawai Kompeni. Frederik de Houtman, Gubernur Ambon yang pertama, pernah menjadi tawanan perang di Aceh dan di sana ia belajar bahasa Melayu. Dengan demikian ia sanggup mengindonesiakan Doa bapa Kami, Kesepuluh Perintah dan suatu katekismus pendek (± 1605). Pada waktu itu belum ada seorang pendeta di Ambon! Contoh Houtman ini diikuti oleh seorang saudagar, yang namanya Ruyl. Ia menerjemahkan Injil Matius (1629) dan Injil Markus serta beberapa tulisan lainnya. Kemudian beberapa orang lain, baik pegawai-pegawai maupun pendeta-pendeta, mengusahakan terjemahan Alkitab. Tetapi baru pada tahun 1733 terjemahan Alkitab itu seluruhnya selesai dicetak.

Alkitab bahasa Melayu itu adalah karya Melchior Leijdecker yang menduduki jabatan pendeta di Batavia (1678-1701). Ia tidak sempat menyelesaikan pekerjaannya: ketika ia sampai ke Efesus 6:6, ia meninggal. Orang-orang lain melanjutkan dan merevisi karyanya. Bahasanya tinggi sekali, sehingga kemudian perlu ditambahkan lampiran berupa daftar kata-kata yang tidak dipahami oleh orang banyak. Namun terutama di Indonesia Timur, terjemahan Leijdecker itu sangat dicintai orang. Sebelum dicetak, karya Leijdecker itu disaingi oleh terjemahan Valentijn, yang memakai bahasa yang sangat sederhana, sampai-sampai ia mengikuti kekeliruan bahasa yang terdapat di kalangan orang banyak. Tetapi terjemahan ini tidak diterima dan tidak sempat dicetak.

Di wilayah Kompeni yang sangat luas itu banyak juga bahasa lain yang dipakai. Begitulah VOC menerbitkan terjemahan Alkitab dalam bahasa Portugis (1753, bnd. XIX, 3). Bagian-bagian PB, di samping tulisan-tulisan lain, diterjemahkan juga ke dalam bahasa-bahasa Tamil dan Keling, yang dipakai di Srilanka, dan ke dalam beberapa bahasa pulau Taiwan. Tetapi, terjemahan Alkitab ke dalam bahasa-bahasa daerah Indonesia tidak ada diusahakan.

Bibliografi

Artikel ini diambil dari: End, Dr. Th. van den. 2001. Harta Dalam Bejana: Sejarah Gereja Ringkas. PT BPK Gunung Mulia, Jakarta.