Sejarah Alkitab Indonesia

Mengenal Kitab Suci Anda

Bagikan ke Facebook

Dari Sejarah Alkitab Indonesia

Langsung ke: navigasi, cari
Alkitab dan Komunikasi
  • Mengenal Kitab Suci Anda
Sejarah Alkitab di Indonesia



Daftar isi

Pengantar

Menempatkan pokok diskusi Penerjemahan Kitab Suci dan Amanat Agung dalam perspektif LAI, maka ditemukan bahwa pokok ini sangat erat kaitannya dengan "tujuan LAI" yang telah dicanangkan. Tujuan LAI selengkapnya berbunyi, "Yayasan ini (LAI) bertujuan membantu, mendukung, dan melengkapi Gereja, umat kristiani dari berbagai denominasi, dan lembaga-lembaga penyebar Kabar Baik melalui pengadaan alkitab dan bagian-bagiannya, agar dapat melaksanakan tugas persekutuan kesaksian dan pelayanan dengan sebaik-baiknya." (AD Yayasan LAI Pasal 5).

Dari tujuan LAI di atas, tersirat beberapa kebenaran tentang LAI ini, yang harus dicermati, antara lain:

  1. Eksistensi/Keberadaan LAI adalah dari gereja, oleh gereja, dan untuk gereja, karena itu, LAI siap membantu, mendukung, dan melengkapi gereja.
  2. Tujuan LAI untuk membantu, mendukung, dan melengkapi gereja ini diwujudkan oleh LAI dengan "pengadaan" Alkitab dan bagian-bagiannya. Pengadaan Alkitab dan bagian-bagiannya ini berurusan dengan tugas menerjemahkan, memproduksi (menerbitkan), dan mendistribusikan.
  3. Pengadaan Alkitab dan bagian-bagiannya ini bersasaran membantu, mendukung, dan melengkapi gereja untuk menyebarkan "Kabar Baik" sebagai fokus utama dari "Tri-Tugas gereja" yaitu: bersekutu, bersaksi, dan melayani dalam kerangka pewujudan Amanat Agung Tuhan Yesus Kristus (Matius 28:19-20; Markus 16:15-16; Lukas 24:46-48; Yohanes 17:18; 20:21; Kisah Para Rasul 1:8).

Menyimak keberadaan, tujuan dan sasaran serta fokus utama LAI yang telah disinggung di atas, dapat dikatakan bahwa tugas penerjemahan Kitab Suci oleh LAI, sangat berkaitan erat dengan pelaksanaan Amanat Agung Tuhan Yesus Kristus.

Dengan demikian, untuk memahami pokok diskusi, "Penerjemahan Kitab Suci dan Amanat Agung" dari sudut pandang LAI, maka ada dua pokok bahasan yang akan diuraikan, yaitu:

  1. Perspektif LAI tentang Penerjemahan Kitab Suci;
  2. Perspektif LAI tentang hubungan Penerjemahan Kitab Suci dan Pelaksanaan Amanat Agung, yang diakhiri dengan suatu rangkuman.

Perspektif LAI tentang Penerjemahan Kitab Suci

LAI menyadari dengan dalam bahwa pekerjaan penerjemahan (penterjemahan) bukanlah tugas yang mudah. Sejak berdirinya LAI pada tanggal 9 Februari 1954, LAI telah berupaya dengan sebaik-baiknya/sekeras-kerasnya untuk menerjemahkan, menerbitkan, dan menyebarkan Alkitab. Menurut catatan LAI per 31 Desember 1998, dari 715 bahasa di Indonesia, ada 142 bahasa yang telah memiliki terjemahan Alkitab.

Rincian penjelasannya adalah sebagai berikut:

Alkitab (PL dan PB) 16 bahasa
PB + 40% PL 8 bahasa
PB 32 bahasa
Satu buku 86 bahasa
Jumlah 142 bahasa

Hasil upaya yang disinggung di atas menjelaskan bahwa LAI telah berupaya sedapat-dapatnya untuk mewujudkan tanggung jawabnya menopang gereja-gereja Kristus di Indonesia untuk melakukan tanggung jawab penyebaran Kabar Baik.

Sejarah penerjemahan Alkitab di Indonesia

Penerjemahan Alkitab di Indonesia telah memiliki sejarah perjalanan yang panjang. LAI sebagai penerus legasi penerjemahan Alkitab telah menempatkan diri dalam "sejarah perjalanan historis yang panjang yang dapat diruntut sebagai berikut."

No. Tahun Penerjemah (Bahasa Melayu) Karya terjemahan
1 1629 Cornelisz Ruyl Injil Matius, Bahasa Melayu
2 1668 Daniel Brouwerius PB Melayu
3 1733 Melchior Leijdecker Alkitab Melayu
4 1835 Johannes Emde, dkk PB Melayu, Dialek Surabaya
5 1863
1879
Hillebrandus Cornelius Klinkert
Hillebrandus Cornelius Klinkert
PB Melayu, Dialek Semarang
Alkitab Melayu Tinggi
6 1912
1913
1929
William Girdlestone
William Girdlestone
William Girdlestone
1. Alkitab Melayu Aksara Jawi
2. PB Melayu Baba
3. Alkitab Melayu Aksara Latin
7 1938 Werner Augus Bode PB Melayu Dialek Indonesia Timur
8 1958 LAI Edisi Darurat: Gabungan PL Klinkert dan PB Bode
yang disebut Terjemahan Lama
9 1974 LAI Alkitab Terjemahan Baru
10 1985 LAI Alkitab Kabar Baik dalam BIS
11 1829
1854
Gottlob Brukner, dkk
Gottlob Brukner, dkk
PB Jawa
Alkitab Jawa
12 1846
1858
Johann Friederich Becker
Johann Friederich Becker
PB Dayak Ngaju
Alkitab Dayak Ngaju
13 1877
1891
l. Esser, dkk.
l. Esser, dkk.
PB Sunda
Alkitab Sunda
14 1878
1894
Herman Neubronner
Van der Tuuk, dkk.
PB Batak Toba
Alkitab Batak Toba
15 1879 A. Schreiber, dkk. PB Batak Angkola
16 1883 F. Kelling, dkk. PB Siau/Sangihe
17 1888
1900
Benjamin Frederick Matthes, dkk.
Benjamin Frederick Matthes, dkk.
PB Bugis-Makassar
Alkitab Bugis-Makassar
18 1892
1911
Ludwich Erns Denninger, dkk.
Ludwich Erns Denninger, dkk.
>PB Nias
Alkitab Nias
19 1928 E.J. Van den Berg,dkk. PB Batak Karo
20 1933 Nicolaus Adriani,dkk. PB Pamona
21 1942 Clara M.J. Steller, dkk. PB Sangir
22 1948 K. Riedel, dkk. PB Mori
23 1948 Pieter Middelkoop, dkk. PB Timor Dawan
24 1951 H. Van der Veen, dkk. PB Toraja
25 1953 P Voorhoeve, dkk. PB Simalungun
26 1961 Louis Onvlee, dkk. PB Kambera
27 1970 Louis Onvlee, dkk. PB Wewewa

Semua karya penerjemahan Alkitab yang historis di atas berkaitan erat dengan pelaksanaan Amanat Agung Tuhan Yesus Kristus. Motif agung inilah yang mendasari visi, misi, dan karya LAI yang telah berkiprah menopang gereja-gereja di Indonesia melaksanakan Tri-tugasnya dalam persebaran Kabar Baik di seluruh persada Pertiwi. Motif ini pulalah yang mendorong LAI untuk terus menopang gereja-gereja dengan karya-karya penerjemahan, pencetakan/pengadaan dan penyebaran Kitab Suci Alkitab dalam mutu (quality) dan jumlah (quantity) dalam kecepatan yang bersaing dengan perkembangan.

Model-model penerjemah Alkitab

Menurut Mildred Larsin, "Translation tend to cluster around two basic types - literal and idiomatic ... They ... are scattered at varying points on the continum between these two opposite poles ... (1975:11). Kedua model di atas oleh Newman dan Arichea disebut sebagai "cara yang lama (atau cara tradisional dan cara yang baru (atau cara dinamis). 3) Rentang model literal/tradisional dan model idiomatic dinamis diuraikan oleh Shaw berdasarkan konsep dari Larson sebagai berikut:4)

Translation Types:

Very Literal Modified Inconsisten Near Indiomatic Unduly
Literal Literal Literal Idiomatic Free

Menyoroti terjemahan-terjemahan Alkitab di Indonesia yang telah diuraikan sebelumnya, dapatlah dikatakan bahwa terjemahan-terjemahan tersebut cenderung literal atau tradisional.

Menyadari akan tanggung jawab untuk menopang gereja-gereja di Indonesia, LAI menetapkan untuk melakukan dan memberlakukan penerjemahan Alkitab yang "berorientasi kepada pengguna." Orientasi ini menyebabkan adanya terjemahan tradisional (Terjemahan Baru, Edisi 1974/1997/1999) dengan penggunaannya yaitu pada Mahasiswa/i teologi, para pelayan, dan kaum awam - yang dapat menggunakannya untuk Studi Alkitab (Banding: penggunaan King James Version untuk pengguna berbahasa Inggris). Di samping itu, LAI pun menetapkan untuk mengunakan "cara yang baru" atau terjemahan dinamis untuk pengguna umum (Alkitab Kabar Baik dalam Bahasa Indonesia Sehari-hari/BIS, 1985). Terjemahan dinamis (BIS 1985) ini tetap setia kepada arti teks asli - yang menghasilkan terjemahan yang sesuai dengan bentuk bahasa penerima.5)

Kedua model/tipe terjemahan ini dirasakan sama penting dalam kaitan dengan "penggunanya" sehingga LAI dengan tekad penuh untuk mengadakannya demi menopang pelayanan gereja-gereja di Indonesia akan kebutuhan Alkitab. Dengan kesadaran akan tanggung jawab penting di atas, maka LAI bertekad untuk setia kepada penerjemahan yang bertanggung jawab seperti yang disinggung di atas, dan menerbitkan serta menyebarkan Kitab Suci Alkitab sesuai dengan kebutuhan gereja-gereja. 6) Dengan demikian, kerja sama LAI dan Gereja-gereja di Indonesia merupakan suatu hubungan yang sangat berharga dalam upaya melakukan Amanat Agung Tuhan Yesus Kristus secara bersama-sama.

Perspektif LAI tentang Hubungan Penerjemahan Kitab Suci dan Pelaksanaan Amanat Agung

Menjabarkan tujuan LAI dan moto/tema pelayananya, "Firman Allah: Sumber Hidup Bagi Semua" (God's Word: Life for All) - maka dapat dikatakan bahwa LAI sangat berkepentingan dan berurusan dengan pelaksanaan Amanat Agung Tuhan Yesus Kristus. LAI dalam menegaskan makna dan implikasi revisi Terjemahan Baru Edisi Kedua (TB-2, PB, 1997) menyatakan:

"... dengan disediakannya revisi dan terjemahan yang baru diharapkan Roh Allah dapat menyentuh hati manusia yang membacanya sedemikian rupa sehingga yang bersangkutan dapat membuka hati dan hidupnya kepada Yesus Kristus, Sang Firman Allah yang adalah Sumber Hidup bagi semua orang" (Susilo, 1999:16).

Menyoroti pernyataan di atas dan membandingkan dengan tujuan serta orientasi penerjemahan Alkitab oleh LAI, maka dapat ditemukan beberapa implikasi penting berkenaan dengan pelaksanaan Amanat Agung Yesus Kristus.

Implikasi-implikasi itu antara lain:

  1. Eksistensi dan komitmen LAI didasarkan atas motif suci - melaksanakan Amanat Agung Yesus Kristus. Eksistensi dan komitmen ini sekaligus adalah kehidupan dan karya LAI, yang mengkhususkan dirinya sebagai "tangan gereja" - melaksanakan Amanat Agung itu.
  2. Tujuan dan orientasi LAI dalam penerjemahan Alkitab sangat jelas terfokus kepada "manusia" 7) sebagai sasaran Injil. Dengan tujuan, orientasi dan fokus ini, semua pekerjaan dan produk terjemahan Kitab Suci Alkitab melayani tujuan akhir Amanat Agung yaitu agar "ada banyak orang yang membuka hati dan menerima Yesus Kristus - sebagai Juruselamat."
  3. Setiap/semua produk penerjemahan Alkitab,dsb. LAI (penerjemahan, penerbitan, dan distribusi) sangat erat hubungannya dengan upaya membantu, mendukung, dan melengkapi Gereja-Gereja serta lembaga-lembaga Kristen - menyebarkan Kabar Baik dari Allah (melalui Yesus Kristus) kepada dunia.
  4. Eksistensi dan komitmen LAI serta hidup dan karyanya bersumber dari GEREJA (khususnya Gereja-Gereja di Indonesia) sehingga adalah sangat beralasan bagi LAI untuk menyatakan bahwa LAI ada dari, oleh, dan untuk gereja dalam upaya bersama melaksanakan Amanat Agung Yesus Kristus. Di sini LAI sangat menghargakan "hubungan historik" dengan gereja (yang formal/non-formal/informal) dimana LAI akan tetap mendukung dan bekerja sama dengan gereja mewujudkan tujuan mulia di atas.

Penutup

Telah dijelaskan, bahwa bagi LAI penerjemahan Kitab Suci sangat berhubungan erat dengan pelaksanaan Amanat Agung Tuhan Yesus Kristus. Dengan kesadaran ini, LAI pada satu sisi akan terus mengabdikan hidup dan karyanya bagi tujuan ini. Pada sisi lain, LAI pun berkepentingan dengan Gereja-gereja Yesus Kristus dalam tugas dan tujuan misional yang sama. Dengan demikian, LAI secara terbuka dan terus-menerus serta konsisten mengulurkan tangan - dan menyambut uluran tangan Gereja-gereja mewujudkan tujuan misional ini.

Menyimak balik akan semua hal yang telah diuraikan di depan, maka ada beberapa faktor penting yang perlu dipertegas di sini, yaitu:

  1. Oleh pertolongan Allah dalam kerja sama dengan Gereja-gereja, LAI akan setia kepada tujuannya - membantu, mendukung, dan melengkapi Gereja-gereja/Lembaga-lembaga Kristen menyebarkan Kabar Baik kepada dunia.
  2. LAI akan konsisten dan konsekuen melakukan tugas-tugasnya secara efektif, efisien, dan sehat, sehingga ada optimalisasi kinerja yang menghasilkan produk - guna menopang tercapainya pelaksanaan tujuan Gereja Kristen di atas.
  3. Akhirnya, LAI akan terbuka dan siap menyambut uluran tangan Gereja-gereja/Lembaga-lembaga Kristen untuk terus saling memberikan dukungan guna mewujudkan "sinergi tinggi" - dalam melaksanakan Amanat Agung sekarang, dan di Millenium Baru di depan. "Allah beserta kita!"
Terima kasih.
Jakarta, September 2000

Pdt. Dr. YAKOB TOMATALA: Rektor Institut Filsafat Theologi dan Kepemimpinan Jaffray dan Anggota Badan Pengurus Lembaga Alkitab Indonesia serta Ketua Komisi Penerjemahan Lembaga Alkitab Indonesia.

Pustaka Rujukan

  • Beekman, John & John Callow
    1986 Translating the Word of God. Dallas, Texas: The Summer Institute of Linguistics.
  • Larson, Mildred
    1975 A Manual for Problem Solving in Bible Translation. Dallas, Texas: The Summer Institute of Linguistics.
  • LAI
    1996 ANGGARAN DASAR. Jakarta: Yayasan Lembaga Alkitab Indonesia.
  • Newman, B.M. & D.C. Arichea (Terjemahan)
    1987 Penuntun Terjemahan Dinamis. Jakarta: LAI.
  • Nida, Eugene A.
    1979 Message and Mission. Pasadena, California: William Carey Library
  • Shaw, R. Daniel
    1988 Transculturation. The Cultural Factor in Translation and Other Communication Tasks. Pasadena, California: William Carey Library.
  • Susilo, Daud H., Kompulator/Editor
    1999 Mengenal Visi dan Misi Lembaga Alkitab Indonesia. Jakarta: LAI.


Bibliografi
Artikel ini diambil dari:
Tomatala, Pdt. Dr. Yakob. 2001.Alkitab dan Komunikasi. Lembaga Alkitab Indonesia, Jakarta.
kembali ke atas