Dari Sejarah Alkitab Indonesia
Qumran adalah nama suatu tempat yang terletak digurun Yuda dipantai Laut Asin (Mati) diseblah barat. Tempat itu serta daerah disekitarnya (Wadi Murabba'at, 'Ain Fesykhah, Wadi Qumran) semenjak th 1947 menjadi terkenal disemesta dunia. Sebab mulai dengan tahun 1947 sampai dengan th 1955 diketemukan disana, tersembunyi didalam gua-gua pegunungan banyak naskah-naskah dari jaman Kristus dan sebelumnya. Di Qumran sendiri digali puing-puing suatu kompleks bangunan yang agak luas, peninggalan sekelompok orang Yahudi, suatu jemaat yang mempunyai corak dan ciri-ciri yang khas. Bangunan itu, yang kerap kali dikatakan semacam biara, dinamakan "Khirbet Qumran". Khirbet artinya "puing". Baiklah berturut-turut dibahas barang sedikit tentang jemaat Qumran, penemuan-penemuan, naskah yang diketemukan dan hubungan jemaat Qumran dengan Perjanjian Baru.
Daftar isi |
Jemaat Qumran
Berkat naskah-naskah yang diketemukan orang agak banyak tahu tentang jemaat yang membangun "biaranya" di Qumran. Jemaat itu boleh dimasukkan kedalam kalangan "kaum Esseni", yang juga dibicarakan oleh pengarang Yahudi Flavius Yosephus dan Philo dari Iskandria, dan oleh pengarang kafir Plinius. Rupanya Qumran adalah pusat utama dari kaum Esseni dan disana orang paling teliti dalam menepati segala aturan kaum Esseni itu. Diluar Qumran juga ada kelompok-kelompok semacam itu, tetapi kurang keras dan teliti Jemaat Qumran menjunjung tinggi seseorang yang dinamakan "Guru Kejujuran" atau "Guru yang jujur" yang dipandang sebagai pendiri sekte itu. Jemaat Qumran mengasingkan diri kegurun jauh dari agama Yahudi yang dijaman itu resmi. Mereka terutama bertentangan dengan kalangan para imam di Yerusalem, yang dianggap tidak sah. Banyak anggota jemaat Qumran termasuk kedalam kalangan para imam turunan Sadok dan imam-imam itu memainkan peranan penting dalam jemaat itu. Jemaat itu menetap di Qumran sekitar th 75 (atau lebih dahulu) seb. Masehi. Lalu tinggal disitu hingga th. 36 seb. Mas. Kemudian pindah, entah kemana. Mungkin ke Yerusalem. Setelah raja Herodes Agung (th. 4 seb. Mas.) meninggal jemaat itu kembali ke Qumran. Waktu dalam th. 68 Mas. tentara Roma mendekati dan mengepung Yerusalem jemaat itu ikut berperang, lalu dimusnahkan sama sekali oleh tentara Roma. Kiranya waktu darurat itu anggota-anggota jemaat itu menyembunyikan kitab-kitab sucinya didalam gua-gua disekitar Qumran, tempat diketemukan kembali dalam th. 1947 dst.
Jemaat di Qumran menyebut dirinya "Jemaat Perjanjian Baru (dan Kekal)", seperti yang dinubuatkan nabi Yeremia. Demikian corak eskatologis jemaat itu ditandaskan. Harapan eskatologis-apokaliptis itu kentara sekali dalam naskah-naskah yang ditinggalkan jemaat itu. Mereka yakin bahwa akhir jaman sudah agak dekat sehingga perlu orang menyiapkan diri untuk hari pengadilan Tuhan. Sebelum itu akan tampil dua al-masih, yang satu keturunan Harun, jadi iman, yang lain keturunan Dawud, jadi raja. Tetapi yang utama dan terpenting ialah al-masih turunan Harun. Anggota-anggota jemaat itu hidup bersama-sama dan sangat sederhana, semua barang menjadi milik bersama. Sebagian (besar) diantara mereka tidak kawin dengan motip eskatologis dan kemudian asketis. Seorang calon yang mau masuk jemaat itu harus dahulu melewati masa percobaan (lk. 3 tahun) yang keras sekali. Kemudian ia diizinkan menjadi anggota penuh dengan mengangkat sumpah bahwa akan menepati Taurat Musa sesuai dengan adat-kebiasaan jemaat itu dan juga berpegang teguh kepada ketertiban jemaat itu. Ketertiban itu cukup keras juga. Jemaat Qumran sangat teliti melaksanakan Taurat Musa, bahkan lebih keras daripada kaum Parisi. Mereka sangat teliti dan saksama dalam hal najis dan tahir, haram dan halal dan melakukan banyak pembasuhan sebelum beribadah. Merekapun mempunyai ibadahnya sendiri. Mereka tidak ikut serta dalam ibadah dalam Bait Allah di Yerusalem, tetapi rupanya mereka sendiri juga tidak mempersembahkan kurban. Anggota-anggota jemaat itu rajin dalam mempelayari Alkitab dan kitab-kitab saleh lain. Banyak kitab disalin oleh mereka. Dibidang ekonomis jemaat itu lk. self-supporting".
Penemuan
Dalam bulan Februari atau Maret 1947 seorang pemuda dari suku Ta'amireh yang bernama Muhammad adh.- Dhib serba kebetulan masuk salah satu gua disekitar Qumran mencari seekor kambing yang hilang. Didalam gua itu diketemukannya sejumlah buyung yang berisikan gulungan kitak dari kulit. Tujuh buah dibawanya dan ia mencoba menjualnya di Betlehem, tapi tidak berhasil. Akhirnya lima buah naskah dijual kepada uskup agung dan kepala biara dari umat keristen Syriah-ortodoks di Yerusalem dan dua buah kepada E. Sunik dari universitas Hibrani di Yerusalem. Dalam tahun 1949 sampai dengan 1955 para ahli menyelidiki seluruh daerah disekitar Qumran dan menggali Khirbet Qumran. Sementara itu para penghuni daerah itupun mencari pula dan kerap kali mendahului para ahli dengan menemukan naskah-naskah baru lagi. Berangsur-angsur dijual kepada para ahli yang tersedia membelinya. Jumlah gua yang ternyata memuat naskah-naskah (dalam buyung yang biasanya pecah sudah) ialah sebelas. Banyak gua-gua lain menghasilkan barang pecahan yang sangat bernilai untuk menetapkan tanggal yang menyatakan umurnya naskah-naskah yang diketemukan.
Naskah-naskah Qumran
Kebanyakan naskah yang diketemukan rusak sekali dan kerap kali hanya tinggal kepingan-kepingan yang lebih kurang besar. Tetapi juga ada sejumlah naskah yang hampir utuh lengkap. Ada naskah (kepingan) dari kitab-kitab Alkitab, naskah dari Kitab apokrip dan pseudepigrap dan sejumlah naskah yang mengenai khususnya tatacara jemaat Qumran serta ajarannya yang khas. Baiklah disebutkan yang terpenting.
Naskah-naskah dari Alkitab
Ada kepingan dari naskah yang memuat hampir seluruh Kitab Suci sebagaimana diterima oleh Gereja katolik. Jadi termasuk juga kitab deuterokanonik atau apokrip. Hanya dari kitab Yudit dan Kebijaksanaan sampai sekarang tidak ada bekasnya. Ini menyatakan bahwa jemaat di Qumran juga membaca kitab Deuterokanonik, meskipun tidak jelas apakah kitab-kitab itu dianggap senilai dan seharga dengan kitab-kitab protokanonik. Dari kitab Tobit yang dahulunya hanya diketahui dalam terjemahan (Yunani, Latin) ada kepingan-kepingan yang tertulis dalam bahasa Hibrani dan Aram.
Naskah-naskah dari Kitab-kitab Suci yang l.k. lengkap utuh dan terpenting ialah:Satu gulungan Kitab Yesaya yang lengkap (hanya sedikit rusak) dan satu lagi yang rusak sekali, sehingga hanya tertinggal lk. 1/3 dari Kitab Yesaya. Lalu ada kepingan-kepingan yang l.k. besar dari kitab Syamuel, Taurat Musa, terutama Ulangtutur, kitab Mazmur dll. Ada kepingan-kepingan yang cukup besar dari Kitab (Putera) Sirah dalam bahasa Hibrani.
Naskah-naskah dari kitab Apokrip (pseudepigrap)
Ada sejumlah besar naskah-naskah dan kepingan dari kitab-kitab Apokrip yang dahulu sudah dikenal. Yang terpenting ialah Kitab Henokh, kitab "Yubilaeorum", Wasihat Levi, Anggaran Dasar Jemaat di Damsyik (Dokumen kalangan Sadok'), yaitu suatu jemaat yang mirip jemaat Qumran yang pernah menetap di Damsyik.
Naskah-naskah yang mengenai jemaat Qumran
-
Ada sejumlah naskah dan kepingan yang memuat tafsiran kitab-kitab dari Alkitab Perjanjian Lama. Dalam tafsiran-tafsiran itu Perjanjian Lama diterapkan kepada jemaat di Qumran sendiri dan kepada "Guru Kejujuran". Ada suatu naskah lengkap yang menjajikan tafsiran semacam itu berdasarkan kitab Habakuk. Ada banyak kepingan yang memuat tafsir kitab Mazmur, kitab Yesaya, Mikha, Nahum dan Sefanya. Ada juga bunga rampai dari nas-nas Perjanjian Lama.
-
Anggaran Dasar jemaat Qumran terpelihara baik secara lengkap maupun berupa kepingan-kepingan dari naskah yang rusak. Oleh para ahli anggaran dasar itu dinamai: "Manual of Discipline". Judul aselinya tidak diketahui (bagian atas naskah rusak) tetapi kiranya berbunyi: "Serekh Hayjahad" = "Anggaran dasar Jemaat". Berkat naskah itu tatacara jemaat itu dikenal dengan cukup baik.
-
Naskah (dan kepingan-kepingan) lain menyajikan suatu gambar tentang perang suci pada akhir jaman. Karena itu naskah itu dinamai "Gulungan Perang" (milhamah=perang). Didalamnya digambarkan secara teliti dan luas perang antara "anak-anak cahaya" (=anggota-anggota jemaat) dan "anak-anak kegelapan". Jadi kitab itu mempunyai corak eskatologis dan apokaliptis.
-
Ada sejumlah besar naskah (lebih kurang lengkap) yang memuat "Lagu-lagu Pujian" yang dipergunakan jemaat itu dalam ibadahnya. Naskah itu oleh para ahli dinamai "Hodayot" (=lagu-lagu puji).
Cara mengutip naskah-naskah Qumran
Untuk mudahnya para ahli memberikan kepada naskah-naskah Qumran suatu tanda, supaya mudah dapat dikutip. Sistem yang umum dipakai ialah: Disebutkan dahulu gua tempat naskah itu diketemukan, yaitu dengan angka romawi (atau Arab). Misalnya: IQ = diketemukan dalam gua I di Qumran. Kemudian ditambah isi dari naskah (kepingan) itu. Misalnya IQ Isa = Naskah pertama nabi Yesaya (Isa) yang diketemukan dalam gua I Qumran. IVQM = naskah "perang" (M) yang diketemukan dalam Gua IV di Qumran. IQpHab.= Peser (p) = tafsir kitab Habakuk (Hab) yang diketemukan dalam gua I Qumran. IQH = naskah yang memuat Lagu Pujian = Hadayot = H, yang diketemukan dalam Gua I di Qumran. IQSb = naskah kedua (b) yang memuat Anggaran Dasar jemaat (Serekh Hayjahad = S) yang diketemukan dalam gua I di Qumran.
Hubungan jemaat Qumran dengan Perjanjian Baru
Sudah barang tentu penemuan di Qumran amat penting sekali untuk pengertian Perjanjian Baru. Sebab jemaat itu paling jaya justru pada jaman Kristus dan umat keristen semula. Berkat penemuan itu kita sekarang tahu sebagian dari agama Yahudi dijaman Kristus, yang dahulu hampir tidak atau hanya sedikit dikenal. Jadi latarbelakang kehidupan Kristus sendiri serta umat keristen semula menjadi jauh lebih luas.
Tetapi kurang jelas apakah ada hubungan langsung antara Kristus sendiri dan jemaat di Qumran dan antara umat keristen dan jemaat itu. Mula-mula para ahli suka menghubungkan kedua gerakan itu. Penengah dan pengantaraan utama ialah Yohanes Baptis. Ia tampil digurun, justru dekat pada tempat tinggal jemaat itu. Kabarnya juga mempunyai corak eskatologis yang mirip dengan ajaran jemaat Qumran. Adapun Yesus beberapa lamanya tinggal didekat Yohanes. Maka diambil kesimpulan bahwa Yohanes pernah masuk jemaat itu dan Yesus mengambil ajaran Yohanes yang terpengaruh oleh alam pikiran Qumran. Tetapi kemudian para ahli menjadi lebih hati-hati. Meskipun ada kesamaan antara Perjanjian Baru dan naskah-naskah Qumran, namun perbedaan lebih besar lagi. Yang menyolok mata ialah: jemaat Qumran mengasingkan diri dari pergaulan, sedangkan Yesus tidak. Jemaat itu menjunjung tinggi Taurat Musa serta segala peraturan-peraturannya, sedangkan Yesus tidak begitu peduli akan aturan-aturan itu. Jemaat Qumran mengajar bahwa anggota-anggotanya harus membenci orang lain dan hanya mencintai sesama anggota. Tetapi Yesus justru menekankan bahwa cintakasih sejati merangkum semua manusia. Kendati perbedaan yang menyolok itu, kesamaanpun tak terpungkiri pula antara Perjanjian Baru dan jemaat di Qumran. Maka itu ada ahli yang berpendapat bahwa antara Yesus dan jemaat itu tidak ada hubungan langsung. Tetapi kemudian sejumlah anggota-anggota jemaat itu masuk keristen dan ajarannya mulai mempengaruhi ajaran keristen juga tanpa menghapus atau mengurangi perbedaan jelas. Perbedaan yang tetap menyolok ialah: Jemaat Qumran selalu mengutamakan Taurat Musa, sedangkan umat keristen mengutamakan diri Yesus sebagai pusat kepercayaannya. Mula-mula para ahli juga banyak berspekulasi sekitar "Guru Kejujuran" yang mau disamakan dengan Yesus. Tetapi kemudian menjadi nyata bahwa tidak ada hubungan sedikitpun.
- Catatan: dialihaksarakan ke ejaan baru oleh SABDA
Artikel ini diambil dari: |