Dari Sejarah Alkitab Indonesia
Baris 2: | Baris 2: | ||
{{Kanan|{{Indonesia}}}}</noinclude> | {{Kanan|{{Indonesia}}}}</noinclude> | ||
- | [http://sabda.net/modul_sabda.php# | + | [http://sabda.net/modul_sabda.php#alkitab_indonesia Download] | [http://alkitab.mobi/sbdr/ Baca Online] |
{| class="wikitable" | {| class="wikitable" |
Revisi per 13:57, 11 Juli 2011
|
Keterangan Tabel | ||
---|---|---|
Versi Id PL PB Porsi Oleh Organisasi Bahasa Ejaan e-Text | Alkitab Shellabear SB Tahun 1912 (Jawi), 1929 (Latin) Tahun 1910 Tahun 1897 (Mat) W.G. Shellabear BFBS Melayu Lama, lama (oe) Rev.ejaan dan kata, tahun 1949 |
Kutipan ayat: | |
Matius 6:9-13 (Doa Bapa Kami) | |
Mat. 6:9 | "Sebab itu hendaklah kamu berdo´a begini : ´ Ya Bapa kami yang disurga, terhormatlah kiranya namamu. |
Mat. 6:10 | Datanglah kerajaanmu. Jadilah kehendakmu diatas bumi seperti disurga. |
Mat. 6:11 | Berilah akan kami pada hari ini makanan kami yang sehari-harian. |
Mat. 6:12 | Maka ampunkanlah hutang-hutang kami, seperti kami sudah mengampuni orang yang berhutang pada kami. |
Mat. 6:13 | Janganlah membawa kami masuk pencobaan, melainkan lepaskanlah kami dari pada yang jahat.´ |
Matius 28:18-20 (Amanat Agung) | |
Mat. 28:18 | Maka hampirlah ´Isa, lalu bertutur dengan dia, katanya, " Bahwa segala kuasa, baik disurga baik diatas bumi, sudah dikaruniakan kepadaku. |
Mat. 28:19 | Sebab itu pergilah kamu membawa segala bangsa menjadi murid, serta membaptiskan dia kedalam nama Bapa dan Anak dan Rohu´lkudus ; |
Mat. 28:20 | lalu mengajar dia memeliharakan segala sesuatu yang telah kupesani kepadamu : maka ingatlah kamu, bahwa akulah bersertamu sehari-hari sehingga kesudahan zaman." |
Dari: Alkitab Di Tanah Hindia Belanda
Pada tahun 1890 satu komite yang terdiri dari Bishop Hose of Singapore, W.H. Shellabear, seorang pemimpin dari Royal Enginers, yang selanjutnya ditahbiskan dan bergabung dengan the American Methodist Episcopal Mission, diatur untuk mempersiapkan satu terjemahan yang baru. Mr. Shellabear (Selanjutnya bergelar Rev. Prof. W.G. Shellabear, D.D. dari Hartford Theological Seminary) dibiayai oleh the British and Foreign Bible Society untuk bertindak sebagai perevisi utama. Versi dari Alkitab bahasa Melayu lengkap pada tahun 1912, dan telah memiliki sirkulasi luas, khususnya dalam kerja penyaluran. Selama beberapa tahun terakhir komite yang lain menyajikan *chas* telah dipertalikan dalam mempersiapkan satu Union Version berdasar terjemahan Klinkert dan Shellabear.
[ Rev. R Kilgour, D.D., 172 ]
Dari: Alkitab Terjemahan Shellabear
Dengan bantuan beberapa anggota Gereja Metodis, Shellabear mulai menerjemahkan Sepuluh Perintah Allah, Khotbah Yesus tentang Kebahagiaan yang Sejati, dan beberapa nyanyian rohani ke dalam bahasa Melayu.
Bersama Uskup Hose dari Gereja Anglikan dan W.H. Gomes dari the Society for the Propagation of the Gospel, ia ditunjuk untuk memulai terjemahan Alkitab ke dalam bahasa Melayu. Buku Matius diselesaikan panitia ini dan dicetak pada tahun 1897. Pada tahun 1899 ia mendapat tugas dari lembaga Alkitab untuk menjadi penerbitan utama Perjanjian Baru dalam bahasa Melayu. Untuk memperbaiki bahasa Melayunya, Shellabear pindah ke Malaka. Yang membantu mengoreksi pekerjaannya adalah Dr. H. L. E. Leuring dan Uskup Hose, dan dalam bidang bahasa Melayu Shellabear sempat berkonsultasi dengan Datuk Dalam dari Johor yang disebutnya sebagai salah seorang anak dari Munsyi Abdullah. Terjemahan Perjanjian Baru diselesaikannya pada tahun 1904 dan dicetak pada tahun 1910. Menanggapi Lembaga Alkitab untuk merevisi Perjanjian Lama terjemahan Klinkert, Shellabear membuat terjemahan baru yang diselesaikannya pada tahun 1909 dan diterbitkan dalam huruf Arab (Jawi) pada tahun 1912. Baru pada tahun 1927 - 1929, dicetaklah edisi huruf Latin, satu berdasarkan ejaan bahasa Inggris untuk disebarkan di Semenanjung Malaka, dan yang lain berdasarkan ejaan bahasa Belanda untuk disebarkan diKepulauan Indonesia. Walau terjemahan Shellabear tidak banyak dipakai di Indonesia, terjemahan ini diterima baik dan merupakan terjemahan yang umum di Semenanjung Malaka dan Singapura.
Sesuatu yang unik dalam terjemahan Shellabear adalah pemakaian kata Isa Almasih untuk Yesus. Terjemahan-terjemahan terdahulu menggunakan Yesus, begitu juga dengan terjemahan-terjemahan yang dikerjakan sesudah Perang Dunia II. Dalam pemikiran Shellabear, Isa Almasih dianggap lebih menjembatani antara isi berita dan kelompok pembacanya. Tetapi lembaga-lembaga Alkitab sepakat bahwa Yesus lebih memberikan arti yang sebenarnya dalam konteks Injil, dan tidak menimbulkan kesan dan pengertian yang keliru.
[ Dr. Daud H. Soesilo, Ph.D, 2001, 58 ]
Dari: Alkitab: Pada Masa Lampau
Beberapa waktu kemudian, Shellabear diangkat menjadi penterjemah tunggal. Pada tahun 1904 ia pun pindah ke Malaka, agar ia dapat memperbagus bahasa Melayunya. Berturut-turut terbitlah kitab-kitab dalam terjemahan baru sebagai buah pena Shellabear. Akhirnya pada tahun 1910 ada Perjanjian Baru lengkap; dan pada tahun 1912, seluruh Alkitab.
Cetakan tahun 1910-1912 itu dalam huruf Arab. Jauh kemudian, pada tahun 1927-1929, ada dua cetakan lagi dalam huruf Latin. Yang satu memakai sistim ejaan berdasarkan bahasa Inggris, yang lazimnya di Singapura dan di Tanah Melayu. Yang satunya lagi memakai sistim ejaan berdasarkan bahasa Belanda, yang lazim "waktoe doeloe" di sini. Namun Alkitab versi Shellabear hanya sedikit diterima di Indonesia, sedangkan di negara-negara tetangga kita terjemahan itu menjadi yang umumnya dipakai di mana-mana, bahkan hingga kini.
[ H.L. Cermat, 38 ]
Dari: Terdjemahan Kitab Sutji di Indonesia
Disamping itu suatu terdjemahan lain dalam bahasa Melaju dikerdjakan oleh Dr.W.C.Shellabear atas pesan Lembaga Alkitab Inggris untuk luar Negeri (BFBS) dan diterbitkan dalam tahun 1913 (untuk Malaka).
Referensi:
- Kilgour, Rev. R, D.D. Alkitab Di Tanah Hindia Belanda. Halaman 171-176.
- Soesilo, Dr. Daud H., Ph.D. 2001. Mengenal Alkitab Anda. Lembaga Alkitab Indonesia, Jakarta. Halaman 56-58.
- Cermat, H.L. Alkitab: Dari Mana Datangnya?. Lembaga Literatur Baptis, Bandung. Halaman 31-39.
- 1967. Judul belum diketahui, tapi kami menyebutnya sebagai buku hijau. Halaman 1-4.