Sejarah Alkitab Indonesia

Bahasa Dayak Ngaju

Bagikan ke Facebook

Dari Sejarah Alkitab Indonesia

Langsung ke: navigasi, cari

Revisi per 07:48, 10 Juni 2011

Keterangan Tabel
Bahasa
PL
PB
Porsi
Oleh

Dayak Ngaju
Tahun 1858
Tahun 1846, 1999
-
Johann Friederich Becker; August Friederich Albert Hardeland; Timotheus Marat; Nikodemus Tomonggong Joyo Negoro

Kutipan ayat: Yoh 3:16

Perbandingan ayat

Karana kalote kapaham Hatalla jari sinta kalunen, sampai ie jari manenga Anake ije tonggal, mangat gagenep oloh, ijo percaya buang ie, dia binasa, tapi mandino pambelom ije katatahi.

Dari: Alkitab di Tanah Hindia Belanda

Bahasa Dayak muncul dalam tiga dialek menurut daftar milik the Bible Society; dialek Ngaju dipakai di daerah tenggara Borneo Belanda; dialek Sea Dayak (Dayak Laut) dipakai di daerah Sarawak, dan dialek Land Dayak (Dayak darat) atau Beta dipakai di daerah Sarawak. Perjanjian Baru diterjemahkan oleh J.F. Becker dan A. Hardeland of the Rhenish Missionary Society, dipublikasikan dalam dialek Ngaju pada tahun 1846, buku Sejarah Alkitab diterbitkan empat tahun sebelumnya. Alkitab diterjemahkan oleh Hardeland dan seorang Dayak pribumi yang bernama Timothy Marat dipublikasikan oleh the Netherlands Bible Society pada tahun 1858. Banyak misionaris dari Society for the Propagation of the Gospel mungkin lebih aktif dalam penerjemahan alkitab baik Land Dayak dan Sea Dayak; memproduksi versi-versi Injil dari tiga dialek awal, dan seluruh Perjanjian Baru pada dialek berikutnya. Kitab ini dipakai secara ektensif dengan penyalur British and Foreign Bible Society.

[ Rev. R Kilgour, D.D., 174 ]


Dari: Alkitab: Dalam Bahasa Daerah

Kerja sama yang agak luar biasa telah diwujudkan oleh orang Timur dan orang Barat yang mula-mula menghasilkan Alkitab dalam bahasa Ngaju (Dayak). Pada tahun-tahun 1850an di Kalimantan Selatan, A. F. A. Herdeland rajin menterjemahkan Perjanjian Lama dari bahasa aslinya (bahasa Ibrani). Sekaligus Timotheus Marat rajin menterjemahkan Perjanjian Lama dari versi Leydekker (Bahasa Melayu Tinggi).Kedua terjemahan itu kemudian dibandingkan, pasal demi pasal. Setelah disatukan, versi bahasa Ngaju itu diuji dengan jalan dipakai oleh anak-anak Dayak di sekolah. Lalu Nikodemus Tomonggong menolog Hardeland dengan revisinya yang terakhir.

[ H.L. Cermat, 29 ]


Referensi:

  1. Kilgour, Rev. R, D.D. Alkitab di Tanah Hindia Belanda. Halaman 171-176.
  2. Cermat, H.L. Alkitab: Dari Mana Datangnya?. Lembaga Literatur Baptis, Bandung. Halaman 24-30.