Dari Sejarah Alkitab Indonesia
|
Keterangan Tabel | |
---|---|
Versi Id PL PB Porsi Oleh Organisasi Bahasa Ejaan e-Text | PB Melayu Baba BABA - Tahun 1913, *2007 (reprint) - W.G. Shellabear BFBS, BSS Melayu Baba Lama (oe) Tahun 2000-2002 OLB/YLSA |
Kutipan ayat: | |
Matius 6:9-13 (Doa Bapa Kami) | |
Mat. 6:9 | Sebab itu biarlah kamu minta doa begini: Ya Bapa kami yang di surga, biarlah nama-mu dikuduskan. Datanglah keraja´an-mu. Jadilah kehendak-mu, seperti di surga begitu juga di atas bumi. |
Mat. 6:10 | - |
Mat. 6:11 | Berilah sama kami ini hari makanan kami yang sehari-sehari. |
Mat. 6:12 | Dan ampunkanlah hutang-hutang kami, seperti kami sudah ampunkan orang yang berhutang sama kami. |
Mat. 6:13 | Janganlah bawa kami masuk dalam pencoba’an, tetapi lepaskanlah kami daripada yang jahat. |
Matius 28:18-20 (Amanat Agung) | |
Mat. 28:18 | Dan Isa datang berchakap sama dia-orang, dan kata, Sgala kuasa, baik di shorga baik, di atas bumi, sudah di-bri k-pada sahva. |
Mat. 28:19 | Sbab itu pergi-lah kamu, bawa sgala bangsa mnjadi murid-murid, dan baptiskan dia-orang dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Alkudus: |
Mat. 28:20 | dan ajarkan dia-orang turut smoa perkara yang sahya sudah psan sama kamu; dan ingat, sahya ada sama-sama kamu sh-hari-hari, sampai ksudahan jman. |
Dari: Perjanjian Baru Bahasa Melayu Baba
Menyadari kebutuhan penutur bahasa Melayu ragam khusus ini, seorang misionaris Presbiterian yang bernama Nona McMahone menerjemahkan Buku Matius dalam bahasa melayu Baba. Demikian juga pada tahun 1907, William Girdlestone Shellabear menyetujui permintaan untuk mengusahakan terjemahan Perjanjian Baru kedalam bahasa Melayu Baba. Dalam tugasnya ini Shellabear dibantu oleh Chew Chin Yong, dan Suleiman seorang guru pada Sekolah Guru (Normaalschool) di Malaka. Tiga tahun sebelum itu Shellabear dengan Tan Cheng Poh menerjemahkan cerita "Perjalanan Seorang Musafir" dalam bahasa Melayu Baba. Terjemahan Perjanjian Baru dalam bahasa Melayu Baba diterbitkan pada yahun 1913 oleh Penerbit Metodis atas pembiayaan dari Lembaga Alkitab Inggris (BFBS). Dan dari sebuah artikel yang dimuat di Surat Kabar "The Straight Times" pada tanggal 3 Desember 1977 kita mengetahui bahwa terjemahan in telah dipakai secara luas oleh tiga generasi baba nyonya di Singapura, Malaka dan Penang. Kanon terjemahan ini sempat populer di salah satu jemaat peranakan di Jakarta.
[ Dr. Daud H. Soesilo, Ph.D, 2001, 58-59 ]
Dari: Alkitab di Tanah Hindia Belanda
Ada bentuk ketiga terjemahan Melayu yang ditemukan berguna untuk Alkitab. Ini dikenal dengan Melayu Baba, logat bicara di perkampungan pecinan yang dipakai oleh orang Tionghoa. Kitab pertama yang dipublikasikan adalah Injil Matius, yang diterjemahkan oleh Miss M. Macmahon, dari gereja Presbiterian dari Misi Inggris di Singapura. Kitab ini dicetak pada tahun 1891. Beberapa saat kemudian Dr. Shellabear telah menyiapkan terjemahan seluruh Perjanjian Baru. Yang pertama kali dipublikasikan pada tahun 1913, dan telah menjadi sangat laris. Huruf digunakan adalah huruf roman, tetapi orthografi yang digunakan dalam Melayu Peninsula berbeda dengan yang digunakan oleh Belanda, kitab diterbitkan dalam kedua bentuk dialek.
[ Rev. R Kilgour, D.D., 172 ]
Dari: Alkitab: Pada Masa Lampau
Satu lagi karya terjemahan Dr. Shellabear yang perlu kita sebutkan: Ia juga pada tahun 1913 menghasilkan sebuah Kitab Perjanjian baru dalam apa yang biasa dijuluki "bahasa Melayu Baba." Dasarnya ialah bahasa percakapan yang dipakai oleh orang Tionghoa. Menurut sebuah artikel di surat kabar The Straits Times, edisi 3 Desember 1977, terjemahan Shellabear itu "dipakai secara luas oleh tiga generasi orang Kristen 'baba-dan nonya' di Singapura, Malaka, dan Pulau Pinang."
[ H.L. Cermat, 38 ]
Dari: Scripture Catalogue 2009-2010 Bible Society of Singapore
Perjanjian Bharu, the Baba Malay New Testament, was first published more than 75 years ago. Subsequently, this scripture was out of print for many years. In 2007, the Bible Society of Singapore re-issued an improved version of this scripture, in which textual corrections have been made.
Dari: Prakata Perjanjian Bharu Melayu Baba
Permintaan Kitab Peranakan kian merosot sehingga ada timbul tanya, penting ka cetak kembali? Ada pula merasa penting membuat demikian, sebab sejak 1950 tiada cetakan semula, dan apa yang ada pada tangan orang sudah pun sangat terpakai dan koyak mementingkan kecetakan semula. Sangatlah diharap dan didoakan agar cetak semula dengan koreksi akan gembirakan masyarakat peranakan dan mendorong pembaca dan pengajaran Kitab Injil sebagai firman Tuhan
Referensi:
- Soesilo, Dr. Daud H., Ph.D. 2001. Mengenal Alkitab Anda. Lembaga Alkitab Indonesia, Jakarta. Halaman 58-60.
- Kilgour, Rev. R, D.D. Alkitab di Tanah Hindia Belanda. Halaman 171-176.
- Cermat, H.L. Alkitab: Dari Mana Datangnya?. Lembaga Literatur Baptis, Bandung. Halaman 31-39.