Dari Sejarah Alkitab Indonesia
Tahun 2009 merupakan peringatan 380 tahun Alkitab diterjemahkan ke dalam bahasa Melayu/Indonesia. Kami berharap dengan informasi perkembangan terjemahan Alkitab terakhir dapat memberikan wawasan terhadap sejarah penerjemahan Alkitab di Indonesia, serta menggambarkan pekerjaan Tuhan yang masih terus berlangsung hingga saat ini dalam cara-cara yang berarti dan relevan kepada orang-orang tua dan muda, baik yang sudah bergereja maupun yang belum.
Terjemahan Alkitab ke dalam bahasa Nusantara pertama kali dikerjakan oleh seorang awam bernama Albert Cornelisson Ruyl. Ia menerjemahkan Injil Matius dan Markus. Terbitan ini merupakan terbitan dwibahasa (diglot): pada satu sisi dicetak teks berbahasa Melayu dan di sisi lainnya teks paralel dalam bahasa Belanda. Kemudian Jan van Hasel, seorang pegawai Kompeni (VOC) menerjemahkan Injil Lukas dan Yohanes. Sedangkan Kisah Para Rasul diterjemahkan oleh Justus Heurnius, seorang pendeta di Batavia (sekarang Jakarta).
Keempat Injil dan Kisah Para Rasul kemudian diterbitkan dengan judul “Empat Injil dan Kisah Para Rasul-Rasul” pada tahun 1651 dalam bentuk dwibahasa Belanda dan Melayu. Selain menerjemahkan kitab-kitab tersebut, Jan van Hasel dan Justus Heurnius juga menerjemahkan kitab Mazmur.
Menurut catatan Lembaga Alkitab Inggris dan Luar Negeri, "[Terjemahan Ruyl] mungkin sekali menandakan pertama kali dalam sejarah bahwa sebuah kitab dari Alkitab diterjemahkan dan dicetak dalam sebuah bahasa yang bukan bahasa Eropa, khusus sebagai alat pengabaran Injil."
Hasil jerih payah Ruyl (1629) yang langka ini sekarang disimpan di Wurttembergische Landesbibliothek di Stuttgart, Jerman, dan di British Museum di London, Inggris.
|
|
|
Daniel Brouwerious adalah seorang pendeta yang bertugas di Indonesia. Pada mulanya ia menerjemahkan kitab Kejadian. Kemudian ia mengalihkan perhatiannya ke Perjanjian Baru, yang selesai diterjemahkan dan dicetak pada tahun 1668. Namun terjemahan ini memiliki banyak struktur kata dan istilah asing (Portugis).
|
|
| Valentyn atas kemauan dan prakarsa sendiri menerjemahkan Alkitab ke dalam bahasa Melayu Maluku. Tetapi terjemahan Pdt. Valentyn tidak mendapat persetujuan Pemerintah Kompeni untuk diterbitkan karena: (a) terjemahannya adalah terjamahan langsung dari Alkitab bahasa Belanda Staten Vertaling, (b) bahasanya bersifat kedaerahan Maluku sehingga sulit dibaca di daerah lain, (c) pemakaian bahasa yang tidak seragam (agaknya terjemahan itu bukanlah hasil karyanya sendiri, tetapi naskah terjemahan yang diperolehnya dari Pdt. Simon de lange yang meninggal dunia di Banda pada tahun 1677).
|
Melchior Leijdecker menerjemahkan Alkitab dengan meneliti naskah-naskah Alkitab dalam bahasa aslinya. Ia dengan tekun mencari kata-kata dalam bahasa Melayu yang paling tepat untuk mengalihbahasakan naskah Alkitab. Terjemahan Alkitab ini tidak selesai dilakukan (sekitar 90%; sampai dengan Efesus 6:6), karena pada tanggal 16 Maret 1701, Leijdecker meninggal dunia. Terjemahan ini kemudian dilanjutkan oleh Pendeta Pieter van der Vorm (Efesus 6:7 – selesai).
Karena terdapat berbagai masalah, terjemahan ini baru dicetak pada tahun 1733 (Alkitab lengkap), setelah edisi Perjanjian Baru diterbitkan pada tahun 1731. Selain edisi berhuruf Latin, turut juga dicetak edisi berhuruf Arab karena pada masa itu bahasa Melayu lazim ditulis dengan aksara Arab.
Oleh karena Alkitab terjemahan Leijdecker memakai bahasa melayu tinggi dan banyak memakai kata-kata pinjaman dari bahasa Arab dan Persia, maka timbullah usaha-usaha untuk merevisinya dengan memakai bahasa Melayu rendah seperti yang lazim dipakai. Pendeta William Robinson misalnya, berusaha merevisi kitab Matius dan Yohanes. Kemudian usaha perevisian secara menyeluruh dilakukan oleh Pendeta Robert Hutchings dan McGinnis.
|
|
| Seorang utusan misi the London Missionary Society (LMS) yang bernama William Milne yang datang ke Semenanjung Malaka pada tahun 1814 meminta pandangan guru bahasa Melayunya mengenai terjemahan Leijdecker. Guru bahasanya adalah Abdullah bin Abdul Kadir yang dikenal dengan sebutan Munsyi Abdullah. Munsyi Abdullah menilai terjemahan Leijdecker kurang wajar bahasanya dan penuh dengan istilah asing. Karena Munsyi Abdullah mengakui keabsahan Kamus Bahasa Melayu William Marsden, maka kamus ini dijadikan patokan untuk merevisi terjemahan Leijdecker. Dan yang mendapat tugas khusus untuk pekerjaan revisi ini adalah Claudius Thomsen seorang utusan LMS yang lain. Ia bekerjasama dengan Munsyi Abdullah guru bahasanya dalam tugas revisi itu. Thomsen selesai dengan revisi Matius pada tahun 1821. Dengan bantuan Robert Burns, Thomsen menyelesaikan revisi 4 Injil dan Kisah Rasul-rasul pada tahun 1832. Hasil revisi 4 Injil dan Kisah Rasul -rasul ini dicetak sebanyak 1500 eksemplar. Tetapi Munsyi Abdullah tidak puas dengan hasil pekerjaan Thomsen ini. Tetapi masalahnya bukan saja pemakaian bahasa melayunya, yang dipersoalkan juga istilah -istilah Kristiani seperti "Kerajaan Syurga", "Anak Allah", "Mulut Allah", (Sabda/Firman Allah), "Bapa-ku yang ada di Syurga" dsb.
|
Sementara itu di Pulau Jawa, Perjanjian Baru dalam bahasa Melayu rendah dialek Surabaya dikerjakan oleh seorang tukang reparasi jam yang bernama Johannes Emde beserta kawan-kawannya. Emde yang beristrikan seorang Jawa adalah pemimpin awam dari suatu Kumpulan Kristiani di Surabaya. Ia rajin menginjil, tetapi prihatin akan sukarnya terjemahan Leijdecker dipahami. Emde dan teman-temannya mulai merevisi dan naskahnya diperiksa oleh seorang pendeta Belanda yang bernama D. Lenting dan penginjil Inggris yang bernama Walter Henry Medhurst. Hasil jerih payah mereka diterbitkan di Batavia pada tahun 1835 dan biayanya ditanggung oleh anggota Kumpulan Kristiani di Surabaya tersebut. Kelompok ini juga menyiapkan Buku Mazmur.
|
|
| Sekembalinya Thomsen ke Inggris pada tahun 1832, usaha revisi di Semenanjung Malaka tersendat-sendat sampai seorang utusan LMS yang bernama Benjamin Keasberry melaksanakan tugas tersebut. Keasberry juga bekerjasama dengan guru bahasanya Munsyi Abdullah. Pekerjaan revisi penerjemahan dan penerbitannya didukung oleh Lembaga Alkitab Inggris (BFBS). Akhirnya Perjanjian Baru lengkap dicetak di Singapura pada tahun 1852 menggunakan aksara Latin, dan pada tahun 1856 dicetaklah edisi aksara Arab (Jawi). Terbitlah ini disebarkan di Semenanjung Malaka dan di Sumatra serta Borneo (sekarang Kalimantan). Keasberry sempat menyelesaikan beberapa buku Perjanjian Lama tetapi tidak sempat diterbitkan karena ia meninggal pada tahun 1875. Agaknya hanya hasil pekerjaan Keasberry lah yang tidak dikritik oleh Munsyi Abdullah.
|
Hillebrandus Cornelius Klinkert adalah seorang misionaris gereja Mennonit. Bersama dua orang temannya yang pandai berbahasa Melayu, dia berusaha menerjemahkan Perjanjian Baru ke tingkat bahasa yang lebih mudah dipahami. Hasil terjemahan ini ternyata sangat mengena untuk kelompok pembaca tertentu karena memakai bahasa Melayu rendah, khususnya dialek yang lazim dipakai di daerah Semarang.
Pada tahun 1879, Klinkert juga menyelesaikan penerjemahan Alkitab secara lengkap dengan dukungan dari Lembaga Alkitab Belanda (NBG).
| [[Berkas:|200px]]
|
[[Berkas:|200px]]
| Terjemahan ini dilakukan oleh William Shellabear, seorang misionaris Metodis. Alkitab hasil terjemahannya biasa disebut Alkitab Shellabear. Keunikan Alkitab ini adalah pemakaian kata Isa Almasih untuk Yesus. Dalam pemikiran Shellabear, Isa Almasih dianggap lebih mampu menjembatani isi berita dengan kelompok pembacanya.
|
Kelompok orang-orang hasil pernikahan campuran antara etnis Tionghoa dengan penduduk setempat biasa disebut kelompok “baba dan nyonya”. Bahasa yang mereka gunakan juga campuran antara bahasa Tionghoa dan bahasa Indonesia dan lazim disebut Melayu Baba. Menyadari kebutuhan penutur bahasa ini, McMahone (nama lengkapnya tidak diketahui), seorang misionaris wanita Presbiterian, menerjemahkan kitab Matius ke dalam bahasa Melayu Baba.
Tahun 1907, Shellabear dengan dibantu oleh teman-temannya juga menerjemahkan Perjanjian Baru ke dalam bahasa Melayu Baba dengan dukungan dari Lembaga Alkitab Inggris.
| [[Berkas:|200px]]
|
[[Berkas:|200px]]
| Dengan bantuan tiga Lembaga Alkitab, yaitu Lembaga Alkitab Belanda (NBG), Inggris (BFBS) dan Skotlandia (NBSS), W.A. Bode seorang guru teologia, menerjemahkan Perjanjian Baru dengan memeriksa terjemahan Leijdecker, Klinkert, dan Shellabear. Hasil terjemahan ini disebut Perjanjian Baru Terjemahan Bode, yang terbit tahun 1938.
|
Setelah Indonesia merdeka, Lembaga Alkitab Indonesia (LAI) menerbitkan Alkitab Terjemahan Lama, dengan menggabungkan Terjemahan Perjanjian Lama Klinkert dan Perjanjian Baru Bode. Alkitab ini pertama kali diterbitkan pada tahun 1958. Alkitab terjemahan ini menjadi Alkitab yang umumnya dipakai di gereja-gereja sampai terbitnya Alkitab Terjemahan Baru.
| [[Berkas:|200px]]
|
Mengingat kebutuhan akan Alkitab dalam bahasa Indonesia, LAI bekerja sama dengan Gereja Katolik Roma membentuk tim penerjemahan yang terdiri atas para ahli biblika dan bahasa. Tim ini diketuai oleh Dr. J.L. Abineno, yang berhasil menyelesaikan penerjemahan Perjanjian Baru yang diterbitkan pada tahun 1971. Sementara Perjanjian Lama, sekaligus Alkitab lengkap, diterbitkan tahun 1974. Inilah Alkitab bahasa Indonesia yang pertama dipakai oleh semua umat Kristiani di Nusantara, yang dikenal dengan nama Alkitab Terjemahan baru.
Teks Perjanjian Baru yang direvisi diterbitkan pada tahun 1997.
| [[Berkas:|200px]]
|
[[Berkas:|200px]]
| LAI juga melakukan penerjemahan Alkitab dengan metode dinamis fungsional. Berbeda dengan jenis terjemahan sebelumnya yang lebih mementingkan terjemahan harafiah, terjemahan ini lebih mementingkan arti dan fungsi yang dimaksudkan dalam teks sumber dan menyampaikannya dalam bahasa sasaran yang umum dan wajar sesuai dengan pemakaian masa kini. Terjemahan dinamis fungsional seperti ini dapat kita temukan pada Alkitab dalam Bahasa Indonesia Masa Kini (BIMK), Perjanjian Baru dalam Bahasa Indonesia Sederhana (BISD), Kabar Baik untuk Anak-Anak (KBUA), Kabar Baik Ceria (KBC), dan Pembaca Baru Alkitab (PBA).
|
Kitab Suci Terjemahan Dunia Baru
1. Tabel Versi Alkitab dalam Bahasa Indonesia/Melayu
Versi
| PL
| PB
| Porsi
| Oleh
| Organisasi
| Bahasa
| Ejaan
| e-Text
|
Porsi Alkitab
|
Ruyl
| -
| -
| 1629 (Mat); 1638 (Mark)
| A.C. Ruyl
| -
| Melayu
| -
| -
|
Van Hasel & Heurnius
| -
| -
| 1651 (4 Injil & Kisah), 1652 (Maz)
| J.V. Hasel, J. Heurnius
| -
| Melayu
| -
| -
|
Valentyn
|
| -
| 1677 (?), 1727 (?)
| Simon de Lange, Valentyn
| -
| Melayu Maluku
| lama
| -
|
Robinson
| -
| -
| 1815 (Mat, Yoh)
| William Robinson
| -
| Melayu Rendah
| -
| -
|
Thomsen
| -
| -
| 1821 (Mat), 1932 (4 Injil & Kisah)
| Thomsen
| -
| Melayu
| -
| -
|
Hermann
| -
| -
| 1850 (Mat)
| C.T. Hermann
| -
| Melayu
| -
| -
|
Bierhaus
| -
| -
| 1856 (Mark)
| J.G. Bierhaus
| -
| Melayu
| -
| -
|
Kitab Perjanjian Baru
|
Bro
| -
| 1668
| 1662 (Kej)
| D. Brouwerius
| East Indie Co.
| Melayu
| Xtra Lama,
| tidak ada
|
Emde
| -
| 1835
| -
| J. Emde
| Lembaga Alkitab Batavia
| Melayu rendah
| Melayu, Dialek Surabaya
| tidak ada
|
KEA ©
| -
| 1852 (Latin), 1856 (Arab/Jawi)
| -
| B. Keasberry
| BFBS
| Melayu
| Arab/Jawi, Latin
| tidak ada
|
KL ©
| -
| 1863
| 1861 (4 Injil)
| H.C. Klinkert
| NBG
| Melayu Rendah
| Lama (oe)
| 2000-2002 OLB/YLSA
|
ROS ©
| -
| 1877
| -
| Roskott
| NBSS
| Melayu (Ambon)
| Lama Sekali
| 2000-2002 OLB/YLSA
|
BABA ©
| -
| 1913, *2007 (reprint)
| -
| W.G. Shellabear
| BFBS, BSS
| Melayu Baba
| Lama (oe)
| 2000-2002 OLB/YLSA
|
BODE ©
| -
| 1938
| 1947 (porsi PL)
| W.A. Bode
| NBSS
| Melayu
| Lama
| 1994
|
TBR
| -
| 1997
| -
| Team LAI
| LAI
| Indonesia
| Baru
| 2000-2002 OLB/YLSA
|
KSI ©
| -
| 2000
| -
| -
| LAI
| Indonesia
| Baru
| 2000
|
KZI ©
| -
| 2008
| -
| -
| Pengamat Kitab Mulia, Jakarta
| Malaysia
| Baru
| sedang
|
Alkitab lengkap (Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru)
|
LEY ©
| 1733 (Latin), 1758 (Jawi), *1821 (Revisi)
| 1731 (Latin), *1817 (Revisi)
| -
| M. Leydekker, P. van der Vorm. *Robert Hutchings, dkk. (Revisi)
| N.I. * BFBS (Revisi)
| Melayu Tinggi
| Xtra Lama
| sedang
|
KL ©
| 1879 (Latin)
| 1870
| 1868 (Mat)
| H.C. Klinkert
| NBG
| Melayu Tinggi
| Lama (oe)
| 2000-2002 OLB/YLSA
|
SB ©
| 1912 (Jawi), 1929 (Latin)
| 1910
| 1897 (Mat)
| W.G. Shellabear
| BFBS
| Melayu
| Lama, Lama (oe)
| Rev.ejaan dan kata 1949
|
TL ©
| 1958/1879
| 1958/1938
| -
| Team LAI. Asli oleh Bode dan Klinkert
| LAI/ (NBSS+BFBS)
| Indonesia/Melayu
| Lama, Baru
| 1994, 1997, 2001
|
ENDE ©
| 1968, 1970
| 1964, 1968
| 1960
| Pastor J. Bouma, SVD (PB); Cletus Groenen (PL)
| MAWI (LBSSD+OFM) Perc. Ende
| Indonesia
| Lama
| sedang
|
TB ©
| 1974
| 1971, 1974
| 1959
| Panitia LAI (termasuk Dr.Swellengrebel, Dr. J.L. Abineno)
| LAI
| Indonesia
| Baru
| 1991 IHO, 1994 OLB/YLSA, 1997/99, 2000, 2001
|
BIS ©
| 1985
| 1977 (ed.1), 1978 (ed.2), 1985 (ed.3)
| -
| Team BIS
| LAI
| Indonesia
| Baru
| 1994 OLB/YLSA, 1997/99, 2000
|
TMV ©
| 1987, *1996 (revisi)
| 1974, 1976 (revisi), *1996 (revisi)
| -
| Pdt. Elkanah T. Suwito, dkk
| LASMB, *PBM (revisi 1996)
| Malaysia sehari-hari
| Baru
| 2000-2002 OLB/YLSA
|
FAYH ©
| 1989
| 1976
| -
| Drs. Ganda Wargasetia
| KH
| Indonesia
| Baru
| 1995 KH, 2000-2002 OLB/YLSA
|
TDB ©
| 1999
| 1994
| -
| -
| Saksi Yehovah
| Indonesia
| Baru
| sedang
|
KSKK ©
| 2002
| 2002
| -
| -
| OBOR
| Indonesia
| Baru
| sedang
|
WBTC draft ©
| sedang
| 2005
| -
| Team WBTC
| World Bible Translation Center
| Indonesia
| Baru
| Tahun 2005 OLB/YLSA
|
ILT ©
| sedang
| 2008
| -
| Team Yalensa
| Yayasan Lentera Bangsa
| Indonesia
| Baru
| sedang
|
KJI ©
| sedang
| 2011
| -
| Team Tulang Elisa
| Majalah Pelajaran Tulang Elisa/GTI Bukit Zaitun (GBZ) Surabaya
| Indonesia
| Baru
| sedang
|
SB2011 ©
| 2011
| 2011
| -
| ?
| ?
| Indonesia
| Baru
| sedang
|
Study Bibles (TB)
Versi
| PL
| PB
| Organisasi
| Based On (Dasar Penerjemahan)
|
SABDA
| 1995, 1999, 2003
| -
| YLSA
| On Line Bible (1985-1989)
|
Kitab Suci Komunitas Kristiani (Edisi Pastoral Katolik)
| 2002
| 2002
| OBOR
| Pastoral Bible Foundation (2002)
|
Perjanjian Baru YPII
| -
| 1997
| YPII
| The New Testament Recovery Version (1985, 1991)
|
Full Life
| 1996
| 1992
| Gandum Mas
| The Full Life Study Bible (1992)
|
Jerusalem
| 1981
| 1981
| LBI
| La Bible de Jerusalem (1973)
|
Ende
| -
| 1964
| MAWI
| -
|